FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
*Oleh : Al - HABIBI
BAGIAN AWAL
1. Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang,
nama penulis, Institusi, tahun, kota.
2. Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama
lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
3. Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan
dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan
peneliti.
4. Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik
dan saran yang membangun.
5. Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
6. Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul
tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal,
antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2
spasi.
7. Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya
dalam teks.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki,
bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar
belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang
terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan
intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa
kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah
perhatian.
C. Batasan masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan
pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam
perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan
masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
D. Rumusan masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam
format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang
akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek
penelitian.
E. Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
F. Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis.
Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta
pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya.
Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan
aspek praktis.
G. Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya
disajikan dalam bentuk diagram alur.
H. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut
ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable.
Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang telah diajukan pada bab 1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya
tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
B. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi
jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel
adalah:
1. Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2. Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3. Besarnya sampel.
C. Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu
dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
D. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
2. Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3. Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
E. Analisis Data
Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau
histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
B. Pengujian hipotesis
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian
dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB
IV.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu
instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang
dianggap layak.
Daftar Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama
penulis harus dicantumkan ulang.
Teknik:
1. Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
2. Tahun terbit karya ilmiah yang bersangkutan.
3. Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap
kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis dengan format huruf
miring.
4. Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
Contoh:
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.
LAMPIRAN
Format Penulisan Untuk Karya Tulis IPA.
Pada dasarnya karya tulis sains memuat format yang sama seperti karya tulis
lainnya seperti karya tulis social. Namun, ada perbedaan pada BAB III atau pada
metodologi penelitian. Pada Penelitian Sains BAB III Metodologi diganti dengan
“Bahan dan Cara Kerja”, yang di dalamnya memuat unsur:
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA.
Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan jenis
penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak eksperimental
dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
A. Lokasi
Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat diberikan
selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan petanya.
B. Bahan
Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel maupun bahan
habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya
disertai keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya disertai
dengan merk dagang.
1. Sampel
a. Sperma diperoleh dari penderita (pasien) RSCM berumur 30-35 tahun yang
menderita….dst. (di sini perlu diberi keterangan jelas mengenai kondisinya,
karena tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian cara kerja.
b. Sampel ragi tape dibeli secara acak di pasar X, Y, dan Z dalam keadaan
kering dan terbungkus rapi.
2. Bahan Kimia
Semua bahan kimia dari derajat proanalisis, terkecuali alcohol
Contoh: Asam sitrat 50g
K2HPO4 36g
Na Cl 10g
3. Peralatan
Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam penelitian.
Peralatan yang yang berada di dalam laboratorium dituliskan secara lengkap.
Contoh: Alat pengukur kepekatan suspensi Spektronic 20.
Kamera foto Nikon FM.
Mikroskop.
Labu Elyemeyer.
4. Cara Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara pengambilan
sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium, serta pengawetannya
(jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang
peneliti lain dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
Uraian dapat berupa:
a. Cara mengambil sampel.
b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c. Cara memelihara objek penelitian selama penelitian.
d. Cara membuat larutan.
e. Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban.
f. Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa.
g. Cara menginkubasi suatu kultur, dll.
Jika menggunakan statistic, maka bab ini ditutup dengan penjelasan tentang
metode statistika yang dipakai untuk mengolah data yang diperoleh. Teori tidak
perlu dijabarkan, cukup dengan menyebutkan acuannya. Contohnya perhitungan
dicantumkan dalam lampiran.
SISTEMATIKA PENULISAN
Alternatif pertama
Alternatif kedua
Alternatif ketiga
Alternatif 3
RUJUKAN
Kutipan langsung
1. Kurang dari 40 kata
Diantara tanda kutip (“…..”), di ikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman
yang diletakkan di dalam kurung.
2. Lebih dari 40 kata
Di tulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului. Di tulis
7 ketukan dari tepi kiri dan kanan, dan diketik spasi tunggal. diikuti nama
penulis, tahun dan nomor halaman yang di letakkan di dalam kurung.
3. Kutipan sebagian dihilangkan.
Sama penulisannya dengan kutipan lagsung kurang dari 40 kata. Apabila kata yang
di buang, maka kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Apabila kalimat
yang di buang, diganti dengan empat titik.
Kutipan tidak langsung
Biasanya dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri, ditulis dengan menggunakan
tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, tahun serta halaman dapat
ditulis padu dalam teks.
Daftar Rujukan
A. Buku
1. Nama penulis dengan urutan: Nama akhir, awal, dan tengah, tanpa gelar
akademik, diakhiri tanda titik.
2. Tahun penerbitan. Diakhiri tanta titik.
3. Judul, termasuk anak judul, judul buku diketik dengan huruf miring, diakhiri
titik.
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
B. Buku yang berisi kumpulan artikel.
1. Nama penulis, jika ada editor setelah nama diketik (Ed),
2. Judul artikel diketik dengan huruf kecil kecuali kata pertama
3. Judul buku diketik dengan huruf miring
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
C. Artikel dalam majalah atau Koran
Nama penulis, diikuti tanggal, bulan, dan tahun. Judul artikel ditulis dengan
cetak biasa dan huruf besar pada tiap awal kata, kecuali kata hubung. Nama
majalah atau Koran ditulis dengan huruf kecil dan diceak miring, dan nomor
halaman.
D. Karya terjemahan
Nama penulis asli, tahun terbit, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, dan tempat penerbitan dan nama tempat terjemahan.
E. Tesis, skripsi, atau disertasi
Nama penulis, tahun pada sampul, judul skripsi diketik dengan huruf miring
diikuti kata skripsi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, nama
fakultas dan pergurun tinggi.
F. Internet
Nama penulis, tahun, judul artikel, alamat web dan kapan diakses ditulis dalam
kurung.
FORMAT PENGETIKAN
1. Tata letak
a. Karya tulis diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, Times New
Roman style).
b. Batas pengetikan
1) Samping kiri 4 cm.
2) Samping kanan 3 cm.
3) Batas atas dan bawah masing-masing 3 cm.
c. Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab, dan perinciannya.
1) Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, sub bab dan kalimat di
bawahnya 2 spasi
2) Judul Bab diketik di tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm dari
tepi atas tanpa di garisbawahi.
3) Judul sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (capital), kecuali kata penghubung.
4) Judul anak sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indens lima
pukulan yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan
menggunakan huruf besar, kecuali kata penghubung.
2. Pengetikan kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.
Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik satu spasi menjorok
ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
3. Penomoran halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama atau daftar anggota
kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik
sebelah kanan bawah (i,ii, dan seterusnya).
b. Bagian tubuh atau pokok sampai dengan bagian penutup memakai angka Arab dan
diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1,2,3, dan
seterusnya).
c. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi namun
diperhitungkan.
JENIS PENELITIAN
1. Berdasarkan Tujuan penelitian
a. Penelitian eksploratif
Penelitian berusaha mengeksplorasi topic yang sama sekali baru. Ditandai dengan
masih sedikitnya tulisan yang dihasilkan mengenai topic ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah memformulasikan pertanyaan penelitian yang lebih tepat
sehingga hasil dari penelitian nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya yang diadakan di masa yang akan datang. Bersifat kreatif,
fleksibel, dan terbuka, semua sumber dianggap penting untuk dijadikan sumber
informasi.
b. Penelitian Deskripsi
Menggambarkan fenomena social. Bertujuan menyajikan gambaran yang lengkap
mengenai seting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian.
c. Penelitian Eksplanasi
Menjelaskan bagaimana sebuah fenomena social terjadi, diadakan ketika peneliti
mengumpulkan informasi mengenai topic yang telah diketahui dan memiliki
gambaran yang lebih jelas. Penelitian ini mencari sebab dan alasan mengapa
suatu terjadi.
2. Bedasarkan manfaat penelitian.
a. Penelitian Murni
Menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia social. Penelitian
ini mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia social, apa yang
menyebabkan sebuah peristiwa terjadi. Penelitian murni menjadi sumber gagasan
dan pemikiran tentang dunia social. Penelitian murni memberikan dasar untuk
pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisasi bagi berbagai aspek. Oleh
karena itu menjadikan penelitian murni sumber metode, teori dan gagasan, yang
dapat diaplikasikan bagi penelitian selanjutnya.
b. Penelitian Terapan
Mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik. Teori bukan
merupakan titik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini ditunjukkan langsung
untk menyelesaikan masalah. Karenanya penelitian ini menghasilkan rekomendasi
bagi masalah tertentu, dan bukan semata-mata untuk mengembangkan teori.
3. Berdasarkan dimensi waktu
a. Cross cectional
Mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu.
b. Longitudinal
Peneliti melakukan pengamatan yang berkaitan dengan satu fenomena social,
informasi mengenai masyarakat atau unit penelitian lain dalam durasi waktu
tertentu yang dilakukan lebih dari sekali.
c. Case study
Penelitian ini lebih mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus yang spesifik
yang terjdi pada rentang waktu yang ketat, penelitian ini sangat rinci dan
variatif.
4. Berdasarkan pengumpulan data
a. Kuantitatif
Data yang berupa angka-angka
1) Eksperimen
Dapat dilakukan dalam lingkungan laboratorium ataupun dalam kehidupan yang
sebenarnya. Peneliti membagi subjek penelitiannya dalam dua kelompok atau
lebih, dimana peneliti biasanya akan menciptakan kondisi yang dimanipulasi bagi
salah satu kelompok subjek penelitian, dan kelompok tersebut diperlakukan
secara khusus, sementara kelompok yang lain dimanipulasi, setelah itu peneliti
akan mengukur reaksi yang diberikan oleh kedua kelompok tersebut.
2) Survey
Peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam
kuesioner maupun dalam wawancara lisan yang hasilnya direkam. Peneliti tidak
memanipulasi kondisi penelitian. Peneliti hanya mengajukan beberapa pertanyaan
pada sejumlah kecil subjek penelitian dalam jangka waktu yang relative singkat.
Biasanya menggunakan sample yang ditarik dalam suatu populasi. Data yang
didapat biasanya akan digeneralisasi kedalam kelompok yang lebih besar
3) Content Analisys
Teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam
material yang bersifat simbolis sepeti gamabar, film, dan lirik lagu.
4) Existing statistic
Dilakukan dengan menggunakan data statistic yang dikumpulkan pada penelitian
terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh suatu lembaga. Peneliti menyusun
kembali data yang ada dalam bentuk baru yang lebih sesuai bagi penelitian yang
sedang diadakan.
b. Kualitatif
1) Field Resesarch
Diadakan dalam bentuk studi kasus pada sekelompok kecil orang dalam durasi
waktu tertentu. Dimulai tanpa perumusan gagasan penelitian yang kuat, setelah
itu peneliti akan memilh kelompok masyarakat yang akan diteliti lalu memulai
pengamatan. Peneliti akan menganal secara personal terhadap subjek penelitian.
2) Historical Comparative
Menjelaskan aspek-aspek kehidupan social yang terjadi dimasa lalu atau yang
terjadi dalam kebudayaan yang berbeda. Sebaiknya memfokuskan pada satu periode
sejarah, atau beberapa kebudayaan yang berbeda, atau gabungan antara periode
sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi
pendekatan positivis. Penelitian kuantitatif akan berkaitan dengan gejala
social, dan setiap gejala social dinyatakan dalam variable. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai variasi nilai/intensitas/jumlah. Biasanya variasi
nilai/intensitas/jumlah ini disebut dengan kategori yang menggambarkan atribut
dari variable tersebut. Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Variebel bebas (independent), merupakan variable yang ada atau terjadi
mendahului variable terikatnya. Merupakan variable yang menjelaskan terjadinya
fokus atau topik penelitian.
2. Variabel terikat (dependen), Variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi
oleh variable bebas., keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan
dalam fokus atau topic Ragam Penelitian Kuntitatif
1.Eksperimen penelitian.
Bagian dari penelitian kuantitatif yang sangat kuat dalam menguji hubungan
sebab-akibat. Dalam penelitian ini suatu sebab dari gejala yang akan diuji
sedemikian rupa, apakah benar sebab tersebut (independent variable) menyababkan
gejala yang diteliti (dependen variable), atau biasanya peneliti melakukan
“manipulasi kondisi variable penyabab”. Subjek dihadapkan pada kondisi buatan
(sesuai dengan topik penelitian), yang belum tentu sama dengan kondisi
kesehariannya.
a. Laboratory eksperimen, subjek penelitian dipisahkan dari lingkungan
keseharian, kebiasaan , atau habitatnya.
b. Field Eksperimen, Subjek tidak dipisahkan dengan lingkungan kesehariannya,
dan masih dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain diluar dirinya.
Tipe Desain Eksperimen:
1. Clasical Eksperimental Design
Pembagian subjek dalam kelompok eksperimen ataupun pembanding dilakukan dengan
random assignment. Pada kelompok eksperimen dilakukan observasi awal, treatment
untuk mengetahui hasil, lalu dilakukan observasi akhir. Sedang pada kelompok pembanding
dilakukan observasi awal, tidak dilakukan treatment, dan dilakukan observasi
akhir.
2. Two group pasttest only
Terdapat kelompok pembanding yang pembagiannya dilakukan dengan cara random
asigment. Kepada kelompok eksperimen langsung diberikan treatment, tanpa
dilakukan observasi awal terlebih dahulu. Untuk kelompok pembanding, hanya
dilakukan satu kali observasi saja.
3. Solomon four group
Gabungan antara tipe classical experimental design dan two group posttest only.
Terdapat dua kelompok eksperimental, dan dua kelompok pembanding. Pada kelompok
eksperimen pertama dilakukan observasi awal, treatment, dan observasi akhir.
Kelompok pembanding pertama dilakukan observasi awal dan akhir. Kelompok
eksperimen kedua langsung dilakukan treatment lau observasi akhir. Kelompok
pembanding kedua hanya diberikan satu kali observasi saja.
2. Survey
Penelitian yang mengumpulkan jawaban dari responden atas pertanyaan yang
merupakan pengukiran dari variabel yang diteliti, serta menguji hipotesa.
Membuat instrument penelitian
Jenis-jenis pertanyaan:
1. Menggolongkan pertanyaan sensitive dan non sensitive, hal ini akan
mempengaruhi penempatan urutan dalam kuesioner. Pertanyaan yang sensitive
adalah pertanyaan yang masih sangat dianggap tabu atau sulit untuk ditanyakan
kepada masyarakat, misalnya tentang sexual, kegiatan illegal,dll.
2. Pertanyaan tentang pengetahuan, menggali pengetahuan responden.
3. Pertanyaan tentng fakta, menggali kejadian yang sesungguhnya terjadi atau
terdapat pada responden.
4. Pertanyaan tentang opini, menyangkut pendapat responden tentang suatu hal.
5. Pertanyaan lanjutan, pertanyaan yang setelah responden menjawab pertanyaan
harus dilanjutkan kepertayaan berikutnya yang masih terkait dengan pertanyaan
tersebut.
Bentuk pertayaan:
1. Pertanyaan tertutup, jika kategori jawaban atas pertanyaan telah tersedia.
2. Pertanyaan terbuka, dimana peneliti tidak memberikan pilihan jawaban,
sehingga responden dapat menjawab apa saja sesuai dengan pemikiran dan
pendapatnya.
3. Pertanyaan setengah terbuka, peneliti memberi alternative jawaban, namun
tidak seluruhnya, sehingga apabila responden memberikan jawaban yang lain masih
sangat dimungkinkan.
Hal yang perlu dihindari dalam menyusun pertanyaan:
1. Hindari penggunaan jargon (sosialisasi, demokrasi), istilah daerah, bahasa
gaul, dan singkatan.
2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan yang kabur (apakah bapak dan ibu
merasakan kenikmatan dalam bekerja?).
3. Hindari bahasa yang emosional, dan bias prestise (banyak dokter yang
mengatakan bahwa rokok dapat merusak pasru-paru, bagaimana pendapat saudara?)
4. Hindari pertanyaan yang double barraled, satu kalimat yang mengandung dua
pertanyaan sekaligus.
5. Hindari leading question, pertanyaan yang mengarahkan jawban responden
(Setujukah bahwa polisi harus lebih profesional lagi?).
6. Diluar kemampuan responden untuk menjawab.
7. Memulai pertanyaan dengan premis yang salah. (jam tayang TV swasta sudah
cukup panjang apakah perlu ditambah lagi?) Panjang di sini belum tentu panjang.
8. Pertanyaan mengenai masa depan.
9. Pertanyaan yang double negative (apakah bapak/ibu tidak setuju jika tempat
bapak/ibu bekerja tidak memiliki tempat ibadah?).
10. Pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih serta kategori yang
tidak simbang.
Tipe penelitian Survey
1. Mail and self administered Questionnaires, yaitu responden diminta untuk
menjawab sendiri questioner yang telah dibuat.
2. Telephone interviews, Peneliti menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat dalam kuesioner kepada responden tidak secara langsung berhadapan,
tetapi melalui saluran telepon.
3. Face to face interviews, peneliti menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan
yang ada dalam kuesioner kepada responden.
ANALISIS DATA KUANTITATIF
Data berdasar tingkat pengukuran:
1. Nominal
Jenis data yang ukurannya hanya menunjukkan perbedaan antara satu kelompok
dengan kelompok lain. Contoh: jenis kelamin (laki,perempuan), agama besar di
Indonesia (Islam, Kristen, Hindu, Budha).
2. Ordinal
Jenis data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukkan tingkatan atau
urutan antar kelompok. Contoh: tingkat jenjang kepegawaian (goongan 1,2,3,4),
tingkat pendidikan formal yang di tamatkan (SD,SMP,SMA,Universitas), tingkatan
kecantikan (kurang cantik, cantik, sangat cantik).
3. Interval
Sama dengan skala ordinal. Bedanya jika pada skala ordinal tidak dapat
membedakan jarak atau bobot antar kelompok, pada skala interval urutan anatara
satu kelompok dengan kelompok lsi lainnya sama. Contoh: skor kecerdasan IQ,
operasi matematika (suhu 27 derajat celcius).
4. Rasio
Sama dengan skala interval, namun jika pada interval nol bukan berarti tidak
ada, pada rasio nol mutlak tidak ada sama sekali. Misalnya uang Rp 0 berarti
tidak ada sama sekali.
Tahap Analisis data
1. Data Coding
Dalam pengertian lain yaitu memberi kode terhadap data. Meyusun secara
sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah
dibaca oleh mesin pengolah data seperti computer.
2. Data entry
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data
seperti computer.
3. Data Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data
sudah sesuai dengan sebenarnya. Dalam proses ini terdapat possible code
cleaning yaitu melakukan perbaikan kesalahan pada kode yang jelas tidak mungkin
ada akibat salah memasukkan kode. Dan modifikasi yaitu melakukan pengkodean
kembali data asli.
4. Data output
Yaitu hasil pengolahan data dapat berupa table, diagram, atau grafik.
5. Analisis data
Poroses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana
menginterpretasikan data dan kemudian meganalisis data dari hasil yang sudah
ada pada tahap hasil pengolahan data.
a. Analisis Univariat, yaitu analisis terhadap satu variabel
1) Distribusi Frekuensi, yaitu susunan data dalam satu tabel yang telah
diklasifikasi menurut kelas dan kategori tertentu. Misal data:
13 13 13 14 14 14 14 15 15
14 15 15 15 16 16 16 16 16
15 16 16 17 17 17 17 18 18
18 19 19 19
Maka jika di ubah dalam table frekuensi
kategori Frekuensi Presentase
13 3 9,68%
14 4 12,9%
15 6 19,35%
16 8 25,81%
17 4 12,9%
18 3 9,68%
19 3 9,68%
Jumlah 31 100%
2) Ukuran pemusatan, yaitu ukuran yang digunakan untuk melihat seberapa besar
kecenderungan data memusat pada nilai tertentu. Nilai tertentu tersebut
merupakan nilai tunggal atau nilai pusat. Disebut nilai pusat karena umumnya
nilai tersebut berlokasi di bagian tengah atau pusat dari suatu distribusi.
Ukuran pemusatan terdiri dari:
a. Modus, merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi terbesar dalam satu
kumpulan data. Modus dapat digunakan untuk semua skala pengukuran, namun lebih
cocok untuk skala nominal.
b. Mean, rata-rata ditentukan dengan jalan menjumlahkan nilai seluruh
pengamatan di bagi dengan banyaknya data. Biasanya digunakan pada skala
pengukuran interval dan rasio.
c. Median, merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai pengamatan
disusun secara teratur menurut besarnya, dari besar ke kecil, atau sebaliknya
dari kecil ke besar. Lazimnya digunakan dalam skala pengukuran ordinal.
3) Ukuran Penyebaran, merupakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh nilai
pengamatan yang sebenarnya menyimpang atau berbeda dengan nilai pusatnya.
a. Range (jangkauan), merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai minimum dalam
suatu kumpulan data, bila nilai range yang dihasilkan kecil, maka keragaman
data rendah. Contoh: data ( 2 4 5 7 8 200, maka rengenya adalah 200-2= 192).
b. Variansi, merupakan jumlah kuadrat dari selisih nilai data pengamatan dengan
rata-rata dibagi banyaknya data pengamatan.
c. Deviasi Standar, yaitu akar kuadrat dari variansi.
b. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada, tidaknya
hubungan antara dua variable dan seberapa kuat hubungannya di antara ke dua
variable tersebut.
POPULASI DAN SAMPEL
Jembatan Jarak antara Populasi dan Sampel
Desain Sampel
1. Teknik penarikan sampel Probabilita
adalah teknik penarikan sample yang medasarkan diri pada prinsip bahwa setiap
elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel. Artinya setiap elemen populasi diperlakukan sama.
Teknik penarikan sample:
1. Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Digunakan untuk jumlah populasi yang tidak terlalu besar, dan karekteristik
populasi yang cenderung homogen. Langkah :
a. Membentuk kerangka sample (misalnya daftar nama anggota populasi).
b. Memberi nomor setiap unsur dalam kerangka sample secara acak.
c. Pemilihan unsur untuk menjadi anggota sample dapat dilakukan dengan cara
undian atau table angka random.
2. Acak sistematis (Systematic Random Sampling)
Prasyarat utama adalah tersedianya kerangka sample yang telah disusun secara
acak, teknik ini juga digunakan untuk penelitian yang homogen Langkah:
a. Menyusun kerangka sample secara acak, tidak boleh ada pola-pola atau
pengelompokkan tertentu, misalnya berdasarkan Rw, atau berdasarkan fakultas.,
dan lain sebagainya.
b. Tentukan sampling interval (k = N/n), k = sampling interval, N = jumlah
populasi, n = jumlah sample.
c. Tarik sample dari daftar kerangka sample berdasarkan k.
3. Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Biasanya digunakan untuk populasi yang cenderung homogen, atinya terdapat
beberapa variabel penelitan yang dapat digunakan untuk menggambarkan variasi
dalam populasi sehinga variasi itupun perlu ada dalam sampel yang kita ambil.
Oleh karena itu populasi penelitian dibagi ke dalam strata yang tidak tumpang
tindih berdasarkan variabel penelitian. Penarikan sample dilakukan dari
masing-masing strata dalam populasi dengan cara acak sederhana atau sistematis.
Terdapat dua jenis penarikan sampel stratifikasi. Proporsional jika besarnya
sampel yang ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata
dalam populasi, dan non-proposional jika peneliti tidak mungkin untuk menarik
sampel yang sebanding karena jumlah disalah satu sampel terlalu sedikit.
Langkah:
a. Membagi elemen populasi dalam strata (berdasarkan jenis kelamin, fakultas,
dll).
b. Tentukan jumlah sample yang ingin diambil. Proporsional atau non
proposional, (tergantung dari perbedaan besar populasi pada setiap strata, dan
dari homogenitas setiap strata).
c. Tarik sample secara acak dengan acak sederhana atau sistematis.
4. Cluster (area sampling).
Biasanya digunakan dalam populasi yang besar. Caranya dengan membagi populasi
penelitian berdasarkan cluster atau tingkatan. Cluster merupakan unit yang
berisi sampling elemen atau target akhir penarikan sampel. Oleh karena itu
sampling unit dan elemennya dapat berbeda, sampling unitnya dapat berupa
cluster yang ditentukan oleh peneliti sedangkan sampling elemennya adalah
target akhir dari penarikan sample. Langkah:
a. Tentukan jumlah tahap / cluster yang akan dijadikan kerangka sampel dari
cluster terluas sampai tersempit.
b. Menyusun kerangka sample dari masing-msing tahap secara acak.
c. Memilih anggota sample dari masing-masing tahap atau cluster secara acak dan
sederhana.
Note: Membuat desain sample dengan lebih banyak cluster akan jauh lebih baik,
karena elemen dalam masing-masing cluster cenderung homogen sehingga menarik
sedikit saja sudah cukup. Sedangkan jika kita menarik lebih banyak elemen dari
sedikit cluster maka sampel kita akan cenderung homogen, dan variasi yang ada
dalam populasi belum tentu terwakili.
2. Teknik penarikan sampel non-probabilita
merupakan teknik penarikan sampel jika peneliti sama sekali tidak dapat
menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana kerangka
sampel tidak mungkin untuk dibuat.
1. Accidental
Jika populasi penelitian relative homogen, namun peneliti tidak mungkin untuk
menyusun kerangka sampel. Peneliti memilih responden yang tersedia dan mudah
untuk diperoleh, contohnya seorang reporter stasiun TV yang melakukan wawancara
kepada warga yang kebetulan lewat didepannya.
2. Quota
Digunakan untuk populasi yang relative homogen, dan peneliti sulit untuk
menentukan kerangka sampel. Yang dilakukan peneliti adalah megelompokkan
responden dalam beberapa kategori. Contohnya membagi populasi penelitian
berdasarkan laki-laki dan perempuan kemudian menentukan jatah masing-masing
kategori, misalnya laki-laki 20 perempuan 30.
PENELITIAN KUALITATIF
Karakteristik
1. Melandaskan pemahaman akan realitas atau gejala sosial berdasar konteksnya.
2. Menekankan pada kajian kasus, subjek yang diteliti dianggap unik dan khas.
3. Menuntut integritas peneliti, dalam artian ada atau tidaknya keberpihakan
atau bias peneliti, serta akurasi data terkait dengan pentingnya peneliti
melakukan klarifikasi data.
4. Membangun teori dari bawah.
5. Menjelaskan dan memahami gejala dan penekanan pada proses dan jalinan peristiwa,
bahwa satu peristiwa dijelaskan dengan peristiwa lainnya, salah satunya melalui
kronologi peristiwa.
6. Mengintepretasikan data adalah menerjemahkan data dengan memaknainya secara
signifikan dan koheren dengan merujuk pada cara pandang subjek yang dikaji.
Pada tahap penelitian kualitatif menunjukkan pola non linier atau cylical.
Artinya tahapan dalam penelitian kualitatif tidak bergerak dalam satu garis
lurus melainkan dalam pola melingkar yang memungkinkan peneliti untuk mengulang
langkah-langkah yang telah diambil dan bahkan dimungkinkan kembali mengulangnya
beberapa kali sampai dirasakan optimal telah dicapai.
Pertanyaan Penelitian
1. Menentukan pertanyaan yang umum yang kemudian diturunkan atau dijabarkan ke
dalam sub-sub pertanyaan untuk semakin memperjelas fokus penelitian.
2. Pertanyaan penelitian harus sesuai dengan jenis penelitian, penelitian
kualitatif lazimnya berangkat dari pertanyaan APA dan BAGAIMANA.
3. Formulasi atau rumusan pertanyaan penelitian secara tidak langsung
menyebutkan hubungan sebab akibat. Untuk membedakan dengan penelitian
kuantitatif hindari kata-kata seperti: mempengaruhi (affect), dampak (impact),
menyebabkan (cause), menentukan (determine), berkaitan (relate).
4. Pertanyaan akan berkembang bahkan berubah sejalan dengan perkembangan
penelitian..
5. Pertanyaan penelitian sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka.
Peran teori dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitataif membangun atau menghasilkan teori dari bawah (induktif).
Artinya peneliti mengumpulkan data atau informasi, kemudian mengklasifikasi
data berdasar kategori-kategori dalam upaya menemukan pola atas realitas atau
gejala yang dikajinya. Selanjutnya pola yang didapat dibandingkan dengan
teori-teori lain dalam rangka menghasilkan suatu teori baru atau teori
alternative.
Desain/Rancangan penelitian Kualitatif
1. Siapa dan apa saja sumber data atau informasi yang diwawancarai data atau
yang diamati, apa individu, kelompok, institusi, dll.
2. Hal apa yang akan diwawancarai dan atau diamati.
Pengumpulan data
1. Tahap deskriptif, mendeskripsikan karakteristik suatu fenomena sosial dan
konteksnya. Mis: apa yang mereka lakukan, dimana dan kapan melakukannya?.
2. Tahap fokus: memfokuskan perhatian pada bagaimana proses berlangsungnya
suatu denomena social tertentu, termasuk factor yang melatar belakanginya. Mis:
bagaimana mereka melakukannya?.
3. Tahap selektif atau hipotesis, peneliti menekankan pada hal-hal pengecualian
atau hal yang merupakan konsekuensi dari suatu fenomena sosial tertentu. Mis:
siapa saja yang tidak melakukannya.
PENELITIAN LAPANGAN
Dalam penelitian lapangan, peneliti mengikuti perspektif sosial konstruktivis,
melihat penelitian sebagai gambaran dari realitas sosial yang juga merupakan
bagian dari realitas sosial tersebut. Karenanya penelitian lapangan lebih cocok
digunakan jika pertanyaan penelitian yang dibuat menyangkut usaha mempelajari,
memahami atau mendeskripsikan sekelompok orang yang melakukan interaksi.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Amati kejadian sehari-hari yang biasa atau luar biasa dalam setting alami.
2. Terlibat langsung dengan orang yang diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti, sekaligus mempertahankan
perspektif analitis orang luar.
4. Gunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5. Himpun data berupa catatan rinci.
6. Pandang data secara holistic maupun secara individual dalam konteks sosial
masing-masing.
7. Kembangkan empati dengan orang yang diteliti.
8. Perhatikan aspek-aspek kebudayaan yang eksplisit maupun yang tidak.
9. Jangan paksakan sudut pandang sebagai orang luar.
10. Mampu mengatasi stress, rasa ketidak pastian, masalah etis.
11. Fleksibilitas, peneliti lapangan harus selalu mnyesuaikan penelitiannya
sesuai dengan kondisi lapangan.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LAPANGAN
1. Persiapan
Peneliti lapangan harus mengkosongkan pikirannya atas konsepsi awal dan
melakukan defocusing dalam artian memperhatikan seluruh situasi, masyarakat dan
setting, sebelum memutuskan mana yang masuk dalam wilayah penelitian atau
tidak, serta tidak terlalu terfokuskan perhatian pada peran peneliti.
2. Memilih Site
Site adalah konteks tempat terjadinya suatu fenomena atau aktivitas, Site
adalah daerah yang memiliki batas sosial.
3. Strategi memasuki lapangan
Ketika memasuki site penelitian, peneliti harus membangun legitimasi
keberadaannya di sana.
4. Akses
Akses tidak hanya terbatas pada kehadiran fisik peneliti, namun juga meliputi
izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitiannya.
5. Disclosure
Peneliti harus memutuskan sampai seberapa jauh ia akan terbuka mengenai
penelitian yang dilakukan ataupun keberadaanya sebagai peneliti. Keterbukaan
peneliti dapat membangun kepercayaan sehingga membuat ia mudah untuk diterima.
6. Gatekeepers
Orang yang memiliki otoritas formal atau informal yang mengontrol akses untuk
memasuki site.
7. Memulai penelitian
Peneliti harus menentukan bagaimana ia akan menampilkan dirinya terhadap
orang-orang yang akan diteliti.
8. Membangun Raport.
Raport dibangun dengan menjaga hubungan baik terhadap masyarakat yang ditelitinya,
dengan membentuk kepribadian yang baik dimata masyarakat dan membangun
kepercayaan masyarakat yang diteliti.
9. Pengertian
Pengertian dan empati akan membuat peneliti semakin mudah diterima oleh
masyarakat.
10. Freeze Out
Anggota masyarakat yang sama sekali tidak mau untuk diajak bekerjasama dan
menerima peneliti.
11. Memilih peran sosial
Peneliti harus memainkan peran tertentu. Dapat memilih peran yang sudah ada,
mambuat peran baru, atau memodifikasi peran yang sudah ada.
12. Hubungan sosial dan peran sosial.
Peneliti membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Namun yang perlu juga
diperhatikan terkadang ada anggota site yang memiliki kemampuan akademik yang
dapat menimbulkan kesulitan bagi peneliti. Mereka dapat menganggap dirinya
sangat mengetahui mengenai penelitian, termasuk metodologi yang digunakan,
sehingga berupaya mempengaruhi jalannya penelitian.
13. Tingkat keterlibatan peneliti
a. Partisipasi total, peneliti secara total terlibat dalam hubungan dengan
anggota masyarakat yang diteliti baik secara fisik maupun emosional.
b. Peneliti sebagai partisipan, peneliti terlibat dan berpartisipsi dalam
kegiatan anggota site, namun keterlibatannya tidak penuh.
c. Peneliti total, peneliti memiliki ikatan personal yang sangat kecil, ia
berperan sebagai pengamat pasif.
PENGUMPULAN DATA
1. Observasi, peneliti harus mampu mengetahui suatu kejadian baik yang terlihat
nyata maupun tidak.
2. Pengamatan, meliputi semua kejadian di lapangan baik yang khusus maupun
kejadian sehari-hari..
3. Perhatikan detil, peneliti harus memperhatikan secara detil untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
4. Mendengarkan, Ketika berbicara dengan masyarakat peneliti harus juga
memperhatikan bahasanya, cara bicara, idiom, dan intonasi yang digunakan.
Peneliti harus mendengar apa yang dikatakan dan makna yang terkandung
didalamnya.
5. Argot, Yaitu terminology dan simbol-simbol tertentu yang akan timbul pada
masyarakat yang telah berinteraksi lama.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan (field notes) adalah alat untuk menyimpan data. Catatan
lapangan berisi deskripsi konkret atas proses dan konteks sosial.
Jenis:
1. Jottes Notes, catatan yang dibuat ditempat penelitian.
2. Direct Observation notes, catatan yang dibuat langsung setelah peneliti
meninggalkan tempat penelitian.
3. Research Inference, Catatan mengenai interpretasi atau peneliti terhadap
makna suatu kejadian.
4. Catatan analisis, peneliti menuliskan rencana, taktik, etika, keputusan
procedural, ataupun kritik pribadi mengenai keputusan yang diambil sendiri,
berisi pula teori serta ide yang akan didalami peneliti.
5. Catatan pribadi, kejadian personal dan perasaan pribadi.
6. Peta dan diagram, membantu menggambarkan kejadian di tempat penelitian dan
membantu orang lain untuk mengerti. 3 jenis peta:
a. Spatial, menggambarkan lokasi orang, barang, secara geografis.
b. Sosial, memperlihatkan sejumlah orang dalam struktur kekuasaan, pengaruh,
pertemanan, pembagian kerja.
c. Temporal, memperlihatkan arus barang, orang, komunikasi serta jadwal.
7. Rekaman video atau wawancara
8. Catatan wawancara, menerangkan seperti tanggal, tempat kejadian,
karakteristik orang yang diwawancarai.
KUALITAS DATA
Data yang berkualitas mencakup tanggapan-tanggapan subjektif peneliti terhadap
orang yang diteliti
1. Validitas, menyangkut keyakinan bahwa analisa dan data peneliti benar-benar
menggambarkan situasi di tempat penelitian. Validitas berarti alat ukur yang
digunakan peneliti benar-benar mengukur apa yang harus di ukur.
a. Ecological Validity, tingkat kesesuaian antara penggambaran dunia sosial
oleh peneliti dengan masyarakat yang ditelitinya, valid jika suatu fenomena
muncul tanpa pengaruh kehadiran peneliti.
b. Natural History, deskripsi detil mengenai penelitian yang dilakukan, valid
jika orang luar melihat dan menerima site lapangan serta tindakan yang diambil
peneliti.
c. Member Validitation, peneliti membawa kembali hasil penelitiannya kepada
yang diteliti, valid jika anggota masyarakat yang diteliti mengenali dan
mengerti deskripsi peneliti dan menilainya sebagai gambaran dunia sosial mereka.
d. Competent Insiden, kemampuan orang luar untuk berinteraksi secara efektif
sebagai anggota.
2. Reliabilitas, menyangkut masalah konsistensi:
a. Internal, menyangkut masalah apakah data yang diperoleh sejalan dengan
segala yang sudah diketahui tentang orang atau kejadian yang bersangkutan.
b. Eksternal, masalah kesesuaian data dengan data yang diperoleh dari sumber
lain.
3. Fokus
4. Sampling, Sampel biasanya diambil dalam jumlah kecil. Namun kemudian
dilakukan observasi penuh. Dalam penelitian lapangan peneliti mengambil sampel
atas waktu, situasi, kejadian, lokasi, orang, dan konteks kejadiannya.
5. Wawancara, penelitian lapangan biasanya menggunakan wawancara tidak
berstruktur, peneliti hanya berbekal point-point pertanyaan yang akan
dikembangkan sesuai dengan kondisi. Peneliti biasanya memulai wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan umum dan menjauhi topik sensitive. Ketika kepercayaan
telah diperoleh, pertanyaan sensitive dapat diajukan
6. Jenis Pertanyaan
a. Deskriptif, digunakan untuk mempelajari setting dan orang yang ada
didalamnya.
b. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep yang telah dibuat peneliti
sebelumnya.
c. Pertanyaan kontras, yang dibangun berdasarkan pertanyaan konseptual.
Bertujuan untuk melakukan analisa sehigga difokuskan pada persamaan dan
perbedaan yang disebutkan nara sumber.
7. Informan, orang yang memberi keterangan, dan seorang informan yang baik akan
mengetahui dengan baik budaya daerahnya dan menyaksikan kejadian ditempatnya,
terlibat secara mendalam dengan kegiatan yang ada ditempat penelitian, orang
yang dapat meluangkan waktu bersama peneliti, dan orang yang “nonanalitas”
dalam pengertian orang yang tidak analistis namun mengetahui dengan baik
situasi daerahnya.
8. Meninggalkan lokasi, penelitian akan berakhir dengan sendirinya jika
pembangunan teori selesai.
ANALISA DATA
Pendekatan kualitatif menempatkan data sebagai titik sentral dalam penelitian.
Karakter data kualitatif berkaitan dengan realitas sosial dan hakekat manusia
yang dikaji secara intepretatif. Dengan memandang realitas social sebagai suatu
hal yang dinamis dan sangat tergantung pada interpretasi manusia yang ada
didalamnya. Dalam melakukan interpretasi terhadap suatu realita sosial selalu
muncul kemungkinan perbedaan interpretasi karena adanya berbagai sudut pandang
Prinsip Analisa data Kualitatif
1. Proses analisa data akan dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data, proses interpretasi data, dan juga penulisan.
2. Saat melakukan proses analisa data, peneliti akan melakukan proses reduksi
dan interpretasi data.
3. Proses analisa data akan memperlihatkan beberapa bentuk presentasi data yang
dapat memudahkan pembaca untuk memahami kompleksitas gejala yang diteliti.
4. Peneliti perlu untuk mengidentifikasi prosedur coding yang dilakukan untuk
meredukasi informasi ke dalam berbagai tema dan kategori.
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
*Oleh : Al - HABIBI
BAGIAN AWAL
1. Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang,
nama penulis, Institusi, tahun, kota.
2. Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama
lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
3. Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan
dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan
peneliti.
4. Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik
dan saran yang membangun.
5. Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
6. Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul
tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal,
antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2
spasi.
7. Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya
dalam teks.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki,
bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar
belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang
terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan
intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa
kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah
perhatian.
C. Batasan masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan
pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam
perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan
masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
D. Rumusan masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam
format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang
akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek
penelitian.
E. Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
F. Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis.
Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta
pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya.
Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan
aspek praktis.
G. Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya
disajikan dalam bentuk diagram alur.
H. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut
ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable.
Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang telah diajukan pada bab 1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya
tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
B. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi
jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel
adalah:
1. Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2. Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3. Besarnya sampel.
C. Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu
dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
D. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
2. Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3. Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
E. Analisis Data
Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau
histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
B. Pengujian hipotesis
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian
dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB
IV.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu
instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang
dianggap layak.
Daftar Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama
penulis harus dicantumkan ulang.
Teknik:
1. Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
2. Tahun terbit karya ilmiah yang bersangkutan.
3. Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap
kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis dengan format huruf
miring.
4. Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
Contoh:
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.
LAMPIRAN
Format Penulisan Untuk Karya Tulis IPA.
Pada dasarnya karya tulis sains memuat format yang sama seperti karya tulis
lainnya seperti karya tulis social. Namun, ada perbedaan pada BAB III atau pada
metodologi penelitian. Pada Penelitian Sains BAB III Metodologi diganti dengan
“Bahan dan Cara Kerja”, yang di dalamnya memuat unsur:
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA.
Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan jenis
penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak eksperimental
dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
A. Lokasi
Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat diberikan
selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan petanya.
B. Bahan
Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel maupun bahan
habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya
disertai keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya disertai
dengan merk dagang.
1. Sampel
a. Sperma diperoleh dari penderita (pasien) RSCM berumur 30-35 tahun yang
menderita….dst. (di sini perlu diberi keterangan jelas mengenai kondisinya,
karena tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian cara kerja.
b. Sampel ragi tape dibeli secara acak di pasar X, Y, dan Z dalam keadaan
kering dan terbungkus rapi.
2. Bahan Kimia
Semua bahan kimia dari derajat proanalisis, terkecuali alcohol
Contoh: Asam sitrat 50g
K2HPO4 36g
Na Cl 10g
3. Peralatan
Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam penelitian.
Peralatan yang yang berada di dalam laboratorium dituliskan secara lengkap.
Contoh: Alat pengukur kepekatan suspensi Spektronic 20.
Kamera foto Nikon FM.
Mikroskop.
Labu Elyemeyer.
4. Cara Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara pengambilan
sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium, serta pengawetannya
(jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang
peneliti lain dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
Uraian dapat berupa:
a. Cara mengambil sampel.
b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c. Cara memelihara objek penelitian selama penelitian.
d. Cara membuat larutan.
e. Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban.
f. Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa.
g. Cara menginkubasi suatu kultur, dll.
Jika menggunakan statistic, maka bab ini ditutup dengan penjelasan tentang
metode statistika yang dipakai untuk mengolah data yang diperoleh. Teori tidak
perlu dijabarkan, cukup dengan menyebutkan acuannya. Contohnya perhitungan
dicantumkan dalam lampiran.
SISTEMATIKA PENULISAN
Alternatif pertama
Alternatif kedua
Alternatif ketiga
Alternatif 3
RUJUKAN
Kutipan langsung
1. Kurang dari 40 kata
Diantara tanda kutip (“…..”), di ikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman
yang diletakkan di dalam kurung.
2. Lebih dari 40 kata
Di tulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului. Di tulis
7 ketukan dari tepi kiri dan kanan, dan diketik spasi tunggal. diikuti nama
penulis, tahun dan nomor halaman yang di letakkan di dalam kurung.
3. Kutipan sebagian dihilangkan.
Sama penulisannya dengan kutipan lagsung kurang dari 40 kata. Apabila kata yang
di buang, maka kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Apabila kalimat
yang di buang, diganti dengan empat titik.
Kutipan tidak langsung
Biasanya dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri, ditulis dengan menggunakan
tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, tahun serta halaman dapat
ditulis padu dalam teks.
Daftar Rujukan
A. Buku
1. Nama penulis dengan urutan: Nama akhir, awal, dan tengah, tanpa gelar
akademik, diakhiri tanda titik.
2. Tahun penerbitan. Diakhiri tanta titik.
3. Judul, termasuk anak judul, judul buku diketik dengan huruf miring, diakhiri
titik.
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
B. Buku yang berisi kumpulan artikel.
1. Nama penulis, jika ada editor setelah nama diketik (Ed),
2. Judul artikel diketik dengan huruf kecil kecuali kata pertama
3. Judul buku diketik dengan huruf miring
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
C. Artikel dalam majalah atau Koran
Nama penulis, diikuti tanggal, bulan, dan tahun. Judul artikel ditulis dengan
cetak biasa dan huruf besar pada tiap awal kata, kecuali kata hubung. Nama
majalah atau Koran ditulis dengan huruf kecil dan diceak miring, dan nomor
halaman.
D. Karya terjemahan
Nama penulis asli, tahun terbit, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, dan tempat penerbitan dan nama tempat terjemahan.
E. Tesis, skripsi, atau disertasi
Nama penulis, tahun pada sampul, judul skripsi diketik dengan huruf miring
diikuti kata skripsi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, nama
fakultas dan pergurun tinggi.
F. Internet
Nama penulis, tahun, judul artikel, alamat web dan kapan diakses ditulis dalam
kurung.
FORMAT PENGETIKAN
1. Tata letak
a. Karya tulis diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, Times New
Roman style).
b. Batas pengetikan
1) Samping kiri 4 cm.
2) Samping kanan 3 cm.
3) Batas atas dan bawah masing-masing 3 cm.
c. Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab, dan perinciannya.
1) Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, sub bab dan kalimat di
bawahnya 2 spasi
2) Judul Bab diketik di tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm dari
tepi atas tanpa di garisbawahi.
3) Judul sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (capital), kecuali kata penghubung.
4) Judul anak sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indens lima
pukulan yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan
menggunakan huruf besar, kecuali kata penghubung.
2. Pengetikan kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.
Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik satu spasi menjorok
ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
3. Penomoran halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama atau daftar anggota
kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik
sebelah kanan bawah (i,ii, dan seterusnya).
b. Bagian tubuh atau pokok sampai dengan bagian penutup memakai angka Arab dan
diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1,2,3, dan
seterusnya).
c. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi namun
diperhitungkan.
JENIS PENELITIAN
1. Berdasarkan Tujuan penelitian
a. Penelitian eksploratif
Penelitian berusaha mengeksplorasi topic yang sama sekali baru. Ditandai dengan
masih sedikitnya tulisan yang dihasilkan mengenai topic ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah memformulasikan pertanyaan penelitian yang lebih tepat
sehingga hasil dari penelitian nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya yang diadakan di masa yang akan datang. Bersifat kreatif,
fleksibel, dan terbuka, semua sumber dianggap penting untuk dijadikan sumber
informasi.
b. Penelitian Deskripsi
Menggambarkan fenomena social. Bertujuan menyajikan gambaran yang lengkap
mengenai seting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian.
c. Penelitian Eksplanasi
Menjelaskan bagaimana sebuah fenomena social terjadi, diadakan ketika peneliti
mengumpulkan informasi mengenai topic yang telah diketahui dan memiliki
gambaran yang lebih jelas. Penelitian ini mencari sebab dan alasan mengapa
suatu terjadi.
2. Bedasarkan manfaat penelitian.
a. Penelitian Murni
Menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia social. Penelitian
ini mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia social, apa yang
menyebabkan sebuah peristiwa terjadi. Penelitian murni menjadi sumber gagasan
dan pemikiran tentang dunia social. Penelitian murni memberikan dasar untuk
pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisasi bagi berbagai aspek. Oleh
karena itu menjadikan penelitian murni sumber metode, teori dan gagasan, yang
dapat diaplikasikan bagi penelitian selanjutnya.
b. Penelitian Terapan
Mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik. Teori bukan
merupakan titik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini ditunjukkan langsung
untk menyelesaikan masalah. Karenanya penelitian ini menghasilkan rekomendasi
bagi masalah tertentu, dan bukan semata-mata untuk mengembangkan teori.
3. Berdasarkan dimensi waktu
a. Cross cectional
Mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu.
b. Longitudinal
Peneliti melakukan pengamatan yang berkaitan dengan satu fenomena social,
informasi mengenai masyarakat atau unit penelitian lain dalam durasi waktu
tertentu yang dilakukan lebih dari sekali.
c. Case study
Penelitian ini lebih mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus yang spesifik
yang terjdi pada rentang waktu yang ketat, penelitian ini sangat rinci dan
variatif.
4. Berdasarkan pengumpulan data
a. Kuantitatif
Data yang berupa angka-angka
1) Eksperimen
Dapat dilakukan dalam lingkungan laboratorium ataupun dalam kehidupan yang
sebenarnya. Peneliti membagi subjek penelitiannya dalam dua kelompok atau
lebih, dimana peneliti biasanya akan menciptakan kondisi yang dimanipulasi bagi
salah satu kelompok subjek penelitian, dan kelompok tersebut diperlakukan
secara khusus, sementara kelompok yang lain dimanipulasi, setelah itu peneliti
akan mengukur reaksi yang diberikan oleh kedua kelompok tersebut.
2) Survey
Peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam
kuesioner maupun dalam wawancara lisan yang hasilnya direkam. Peneliti tidak
memanipulasi kondisi penelitian. Peneliti hanya mengajukan beberapa pertanyaan
pada sejumlah kecil subjek penelitian dalam jangka waktu yang relative singkat.
Biasanya menggunakan sample yang ditarik dalam suatu populasi. Data yang
didapat biasanya akan digeneralisasi kedalam kelompok yang lebih besar
3) Content Analisys
Teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam
material yang bersifat simbolis sepeti gamabar, film, dan lirik lagu.
4) Existing statistic
Dilakukan dengan menggunakan data statistic yang dikumpulkan pada penelitian
terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh suatu lembaga. Peneliti menyusun
kembali data yang ada dalam bentuk baru yang lebih sesuai bagi penelitian yang
sedang diadakan.
b. Kualitatif
1) Field Resesarch
Diadakan dalam bentuk studi kasus pada sekelompok kecil orang dalam durasi
waktu tertentu. Dimulai tanpa perumusan gagasan penelitian yang kuat, setelah
itu peneliti akan memilh kelompok masyarakat yang akan diteliti lalu memulai
pengamatan. Peneliti akan menganal secara personal terhadap subjek penelitian.
2) Historical Comparative
Menjelaskan aspek-aspek kehidupan social yang terjadi dimasa lalu atau yang
terjadi dalam kebudayaan yang berbeda. Sebaiknya memfokuskan pada satu periode
sejarah, atau beberapa kebudayaan yang berbeda, atau gabungan antara periode
sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi
pendekatan positivis. Penelitian kuantitatif akan berkaitan dengan gejala
social, dan setiap gejala social dinyatakan dalam variable. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai variasi nilai/intensitas/jumlah. Biasanya variasi
nilai/intensitas/jumlah ini disebut dengan kategori yang menggambarkan atribut
dari variable tersebut. Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Variebel bebas (independent), merupakan variable yang ada atau terjadi
mendahului variable terikatnya. Merupakan variable yang menjelaskan terjadinya
fokus atau topik penelitian.
2. Variabel terikat (dependen), Variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi
oleh variable bebas., keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan
dalam fokus atau topic Ragam Penelitian Kuntitatif
1.Eksperimen penelitian.
Bagian dari penelitian kuantitatif yang sangat kuat dalam menguji hubungan
sebab-akibat. Dalam penelitian ini suatu sebab dari gejala yang akan diuji
sedemikian rupa, apakah benar sebab tersebut (independent variable) menyababkan
gejala yang diteliti (dependen variable), atau biasanya peneliti melakukan
“manipulasi kondisi variable penyabab”. Subjek dihadapkan pada kondisi buatan
(sesuai dengan topik penelitian), yang belum tentu sama dengan kondisi
kesehariannya.
a. Laboratory eksperimen, subjek penelitian dipisahkan dari lingkungan
keseharian, kebiasaan , atau habitatnya.
b. Field Eksperimen, Subjek tidak dipisahkan dengan lingkungan kesehariannya,
dan masih dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain diluar dirinya.
Tipe Desain Eksperimen:
1. Clasical Eksperimental Design
Pembagian subjek dalam kelompok eksperimen ataupun pembanding dilakukan dengan
random assignment. Pada kelompok eksperimen dilakukan observasi awal, treatment
untuk mengetahui hasil, lalu dilakukan observasi akhir. Sedang pada kelompok pembanding
dilakukan observasi awal, tidak dilakukan treatment, dan dilakukan observasi
akhir.
2. Two group pasttest only
Terdapat kelompok pembanding yang pembagiannya dilakukan dengan cara random
asigment. Kepada kelompok eksperimen langsung diberikan treatment, tanpa
dilakukan observasi awal terlebih dahulu. Untuk kelompok pembanding, hanya
dilakukan satu kali observasi saja.
3. Solomon four group
Gabungan antara tipe classical experimental design dan two group posttest only.
Terdapat dua kelompok eksperimental, dan dua kelompok pembanding. Pada kelompok
eksperimen pertama dilakukan observasi awal, treatment, dan observasi akhir.
Kelompok pembanding pertama dilakukan observasi awal dan akhir. Kelompok
eksperimen kedua langsung dilakukan treatment lau observasi akhir. Kelompok
pembanding kedua hanya diberikan satu kali observasi saja.
2. Survey
Penelitian yang mengumpulkan jawaban dari responden atas pertanyaan yang
merupakan pengukiran dari variabel yang diteliti, serta menguji hipotesa.
Membuat instrument penelitian
Jenis-jenis pertanyaan:
1. Menggolongkan pertanyaan sensitive dan non sensitive, hal ini akan
mempengaruhi penempatan urutan dalam kuesioner. Pertanyaan yang sensitive
adalah pertanyaan yang masih sangat dianggap tabu atau sulit untuk ditanyakan
kepada masyarakat, misalnya tentang sexual, kegiatan illegal,dll.
2. Pertanyaan tentang pengetahuan, menggali pengetahuan responden.
3. Pertanyaan tentng fakta, menggali kejadian yang sesungguhnya terjadi atau
terdapat pada responden.
4. Pertanyaan tentang opini, menyangkut pendapat responden tentang suatu hal.
5. Pertanyaan lanjutan, pertanyaan yang setelah responden menjawab pertanyaan
harus dilanjutkan kepertayaan berikutnya yang masih terkait dengan pertanyaan
tersebut.
Bentuk pertayaan:
1. Pertanyaan tertutup, jika kategori jawaban atas pertanyaan telah tersedia.
2. Pertanyaan terbuka, dimana peneliti tidak memberikan pilihan jawaban,
sehingga responden dapat menjawab apa saja sesuai dengan pemikiran dan
pendapatnya.
3. Pertanyaan setengah terbuka, peneliti memberi alternative jawaban, namun
tidak seluruhnya, sehingga apabila responden memberikan jawaban yang lain masih
sangat dimungkinkan.
Hal yang perlu dihindari dalam menyusun pertanyaan:
1. Hindari penggunaan jargon (sosialisasi, demokrasi), istilah daerah, bahasa
gaul, dan singkatan.
2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan yang kabur (apakah bapak dan ibu
merasakan kenikmatan dalam bekerja?).
3. Hindari bahasa yang emosional, dan bias prestise (banyak dokter yang
mengatakan bahwa rokok dapat merusak pasru-paru, bagaimana pendapat saudara?)
4. Hindari pertanyaan yang double barraled, satu kalimat yang mengandung dua
pertanyaan sekaligus.
5. Hindari leading question, pertanyaan yang mengarahkan jawban responden
(Setujukah bahwa polisi harus lebih profesional lagi?).
6. Diluar kemampuan responden untuk menjawab.
7. Memulai pertanyaan dengan premis yang salah. (jam tayang TV swasta sudah
cukup panjang apakah perlu ditambah lagi?) Panjang di sini belum tentu panjang.
8. Pertanyaan mengenai masa depan.
9. Pertanyaan yang double negative (apakah bapak/ibu tidak setuju jika tempat
bapak/ibu bekerja tidak memiliki tempat ibadah?).
10. Pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih serta kategori yang
tidak simbang.
Tipe penelitian Survey
1. Mail and self administered Questionnaires, yaitu responden diminta untuk
menjawab sendiri questioner yang telah dibuat.
2. Telephone interviews, Peneliti menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat dalam kuesioner kepada responden tidak secara langsung berhadapan,
tetapi melalui saluran telepon.
3. Face to face interviews, peneliti menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan
yang ada dalam kuesioner kepada responden.
ANALISIS DATA KUANTITATIF
Data berdasar tingkat pengukuran:
1. Nominal
Jenis data yang ukurannya hanya menunjukkan perbedaan antara satu kelompok
dengan kelompok lain. Contoh: jenis kelamin (laki,perempuan), agama besar di
Indonesia (Islam, Kristen, Hindu, Budha).
2. Ordinal
Jenis data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukkan tingkatan atau
urutan antar kelompok. Contoh: tingkat jenjang kepegawaian (goongan 1,2,3,4),
tingkat pendidikan formal yang di tamatkan (SD,SMP,SMA,Universitas), tingkatan
kecantikan (kurang cantik, cantik, sangat cantik).
3. Interval
Sama dengan skala ordinal. Bedanya jika pada skala ordinal tidak dapat
membedakan jarak atau bobot antar kelompok, pada skala interval urutan anatara
satu kelompok dengan kelompok lsi lainnya sama. Contoh: skor kecerdasan IQ,
operasi matematika (suhu 27 derajat celcius).
4. Rasio
Sama dengan skala interval, namun jika pada interval nol bukan berarti tidak
ada, pada rasio nol mutlak tidak ada sama sekali. Misalnya uang Rp 0 berarti
tidak ada sama sekali.
Tahap Analisis data
1. Data Coding
Dalam pengertian lain yaitu memberi kode terhadap data. Meyusun secara
sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah
dibaca oleh mesin pengolah data seperti computer.
2. Data entry
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data
seperti computer.
3. Data Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data
sudah sesuai dengan sebenarnya. Dalam proses ini terdapat possible code
cleaning yaitu melakukan perbaikan kesalahan pada kode yang jelas tidak mungkin
ada akibat salah memasukkan kode. Dan modifikasi yaitu melakukan pengkodean
kembali data asli.
4. Data output
Yaitu hasil pengolahan data dapat berupa table, diagram, atau grafik.
5. Analisis data
Poroses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana
menginterpretasikan data dan kemudian meganalisis data dari hasil yang sudah
ada pada tahap hasil pengolahan data.
a. Analisis Univariat, yaitu analisis terhadap satu variabel
1) Distribusi Frekuensi, yaitu susunan data dalam satu tabel yang telah
diklasifikasi menurut kelas dan kategori tertentu. Misal data:
13 13 13 14 14 14 14 15 15
14 15 15 15 16 16 16 16 16
15 16 16 17 17 17 17 18 18
18 19 19 19
Maka jika di ubah dalam table frekuensi
kategori Frekuensi Presentase
13 3 9,68%
14 4 12,9%
15 6 19,35%
16 8 25,81%
17 4 12,9%
18 3 9,68%
19 3 9,68%
Jumlah 31 100%
2) Ukuran pemusatan, yaitu ukuran yang digunakan untuk melihat seberapa besar
kecenderungan data memusat pada nilai tertentu. Nilai tertentu tersebut
merupakan nilai tunggal atau nilai pusat. Disebut nilai pusat karena umumnya
nilai tersebut berlokasi di bagian tengah atau pusat dari suatu distribusi.
Ukuran pemusatan terdiri dari:
a. Modus, merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi terbesar dalam satu
kumpulan data. Modus dapat digunakan untuk semua skala pengukuran, namun lebih
cocok untuk skala nominal.
b. Mean, rata-rata ditentukan dengan jalan menjumlahkan nilai seluruh
pengamatan di bagi dengan banyaknya data. Biasanya digunakan pada skala
pengukuran interval dan rasio.
c. Median, merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai pengamatan
disusun secara teratur menurut besarnya, dari besar ke kecil, atau sebaliknya
dari kecil ke besar. Lazimnya digunakan dalam skala pengukuran ordinal.
3) Ukuran Penyebaran, merupakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh nilai
pengamatan yang sebenarnya menyimpang atau berbeda dengan nilai pusatnya.
a. Range (jangkauan), merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai minimum dalam
suatu kumpulan data, bila nilai range yang dihasilkan kecil, maka keragaman
data rendah. Contoh: data ( 2 4 5 7 8 200, maka rengenya adalah 200-2= 192).
b. Variansi, merupakan jumlah kuadrat dari selisih nilai data pengamatan dengan
rata-rata dibagi banyaknya data pengamatan.
c. Deviasi Standar, yaitu akar kuadrat dari variansi.
b. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada, tidaknya
hubungan antara dua variable dan seberapa kuat hubungannya di antara ke dua
variable tersebut.
POPULASI DAN SAMPEL
Jembatan Jarak antara Populasi dan Sampel
Desain Sampel
1. Teknik penarikan sampel Probabilita
adalah teknik penarikan sample yang medasarkan diri pada prinsip bahwa setiap
elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel. Artinya setiap elemen populasi diperlakukan sama.
Teknik penarikan sample:
1. Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Digunakan untuk jumlah populasi yang tidak terlalu besar, dan karekteristik
populasi yang cenderung homogen. Langkah :
a. Membentuk kerangka sample (misalnya daftar nama anggota populasi).
b. Memberi nomor setiap unsur dalam kerangka sample secara acak.
c. Pemilihan unsur untuk menjadi anggota sample dapat dilakukan dengan cara
undian atau table angka random.
2. Acak sistematis (Systematic Random Sampling)
Prasyarat utama adalah tersedianya kerangka sample yang telah disusun secara
acak, teknik ini juga digunakan untuk penelitian yang homogen Langkah:
a. Menyusun kerangka sample secara acak, tidak boleh ada pola-pola atau
pengelompokkan tertentu, misalnya berdasarkan Rw, atau berdasarkan fakultas.,
dan lain sebagainya.
b. Tentukan sampling interval (k = N/n), k = sampling interval, N = jumlah
populasi, n = jumlah sample.
c. Tarik sample dari daftar kerangka sample berdasarkan k.
3. Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Biasanya digunakan untuk populasi yang cenderung homogen, atinya terdapat
beberapa variabel penelitan yang dapat digunakan untuk menggambarkan variasi
dalam populasi sehinga variasi itupun perlu ada dalam sampel yang kita ambil.
Oleh karena itu populasi penelitian dibagi ke dalam strata yang tidak tumpang
tindih berdasarkan variabel penelitian. Penarikan sample dilakukan dari
masing-masing strata dalam populasi dengan cara acak sederhana atau sistematis.
Terdapat dua jenis penarikan sampel stratifikasi. Proporsional jika besarnya
sampel yang ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata
dalam populasi, dan non-proposional jika peneliti tidak mungkin untuk menarik
sampel yang sebanding karena jumlah disalah satu sampel terlalu sedikit.
Langkah:
a. Membagi elemen populasi dalam strata (berdasarkan jenis kelamin, fakultas,
dll).
b. Tentukan jumlah sample yang ingin diambil. Proporsional atau non
proposional, (tergantung dari perbedaan besar populasi pada setiap strata, dan
dari homogenitas setiap strata).
c. Tarik sample secara acak dengan acak sederhana atau sistematis.
4. Cluster (area sampling).
Biasanya digunakan dalam populasi yang besar. Caranya dengan membagi populasi
penelitian berdasarkan cluster atau tingkatan. Cluster merupakan unit yang
berisi sampling elemen atau target akhir penarikan sampel. Oleh karena itu
sampling unit dan elemennya dapat berbeda, sampling unitnya dapat berupa
cluster yang ditentukan oleh peneliti sedangkan sampling elemennya adalah
target akhir dari penarikan sample. Langkah:
a. Tentukan jumlah tahap / cluster yang akan dijadikan kerangka sampel dari
cluster terluas sampai tersempit.
b. Menyusun kerangka sample dari masing-msing tahap secara acak.
c. Memilih anggota sample dari masing-masing tahap atau cluster secara acak dan
sederhana.
Note: Membuat desain sample dengan lebih banyak cluster akan jauh lebih baik,
karena elemen dalam masing-masing cluster cenderung homogen sehingga menarik
sedikit saja sudah cukup. Sedangkan jika kita menarik lebih banyak elemen dari
sedikit cluster maka sampel kita akan cenderung homogen, dan variasi yang ada
dalam populasi belum tentu terwakili.
2. Teknik penarikan sampel non-probabilita
merupakan teknik penarikan sampel jika peneliti sama sekali tidak dapat
menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana kerangka
sampel tidak mungkin untuk dibuat.
1. Accidental
Jika populasi penelitian relative homogen, namun peneliti tidak mungkin untuk
menyusun kerangka sampel. Peneliti memilih responden yang tersedia dan mudah
untuk diperoleh, contohnya seorang reporter stasiun TV yang melakukan wawancara
kepada warga yang kebetulan lewat didepannya.
2. Quota
Digunakan untuk populasi yang relative homogen, dan peneliti sulit untuk
menentukan kerangka sampel. Yang dilakukan peneliti adalah megelompokkan
responden dalam beberapa kategori. Contohnya membagi populasi penelitian
berdasarkan laki-laki dan perempuan kemudian menentukan jatah masing-masing
kategori, misalnya laki-laki 20 perempuan 30.
PENELITIAN KUALITATIF
Karakteristik
1. Melandaskan pemahaman akan realitas atau gejala sosial berdasar konteksnya.
2. Menekankan pada kajian kasus, subjek yang diteliti dianggap unik dan khas.
3. Menuntut integritas peneliti, dalam artian ada atau tidaknya keberpihakan
atau bias peneliti, serta akurasi data terkait dengan pentingnya peneliti
melakukan klarifikasi data.
4. Membangun teori dari bawah.
5. Menjelaskan dan memahami gejala dan penekanan pada proses dan jalinan peristiwa,
bahwa satu peristiwa dijelaskan dengan peristiwa lainnya, salah satunya melalui
kronologi peristiwa.
6. Mengintepretasikan data adalah menerjemahkan data dengan memaknainya secara
signifikan dan koheren dengan merujuk pada cara pandang subjek yang dikaji.
Pada tahap penelitian kualitatif menunjukkan pola non linier atau cylical.
Artinya tahapan dalam penelitian kualitatif tidak bergerak dalam satu garis
lurus melainkan dalam pola melingkar yang memungkinkan peneliti untuk mengulang
langkah-langkah yang telah diambil dan bahkan dimungkinkan kembali mengulangnya
beberapa kali sampai dirasakan optimal telah dicapai.
Pertanyaan Penelitian
1. Menentukan pertanyaan yang umum yang kemudian diturunkan atau dijabarkan ke
dalam sub-sub pertanyaan untuk semakin memperjelas fokus penelitian.
2. Pertanyaan penelitian harus sesuai dengan jenis penelitian, penelitian
kualitatif lazimnya berangkat dari pertanyaan APA dan BAGAIMANA.
3. Formulasi atau rumusan pertanyaan penelitian secara tidak langsung
menyebutkan hubungan sebab akibat. Untuk membedakan dengan penelitian
kuantitatif hindari kata-kata seperti: mempengaruhi (affect), dampak (impact),
menyebabkan (cause), menentukan (determine), berkaitan (relate).
4. Pertanyaan akan berkembang bahkan berubah sejalan dengan perkembangan
penelitian..
5. Pertanyaan penelitian sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka.
Peran teori dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitataif membangun atau menghasilkan teori dari bawah (induktif).
Artinya peneliti mengumpulkan data atau informasi, kemudian mengklasifikasi
data berdasar kategori-kategori dalam upaya menemukan pola atas realitas atau
gejala yang dikajinya. Selanjutnya pola yang didapat dibandingkan dengan
teori-teori lain dalam rangka menghasilkan suatu teori baru atau teori
alternative.
Desain/Rancangan penelitian Kualitatif
1. Siapa dan apa saja sumber data atau informasi yang diwawancarai data atau
yang diamati, apa individu, kelompok, institusi, dll.
2. Hal apa yang akan diwawancarai dan atau diamati.
Pengumpulan data
1. Tahap deskriptif, mendeskripsikan karakteristik suatu fenomena sosial dan
konteksnya. Mis: apa yang mereka lakukan, dimana dan kapan melakukannya?.
2. Tahap fokus: memfokuskan perhatian pada bagaimana proses berlangsungnya
suatu denomena social tertentu, termasuk factor yang melatar belakanginya. Mis:
bagaimana mereka melakukannya?.
3. Tahap selektif atau hipotesis, peneliti menekankan pada hal-hal pengecualian
atau hal yang merupakan konsekuensi dari suatu fenomena sosial tertentu. Mis:
siapa saja yang tidak melakukannya.
PENELITIAN LAPANGAN
Dalam penelitian lapangan, peneliti mengikuti perspektif sosial konstruktivis,
melihat penelitian sebagai gambaran dari realitas sosial yang juga merupakan
bagian dari realitas sosial tersebut. Karenanya penelitian lapangan lebih cocok
digunakan jika pertanyaan penelitian yang dibuat menyangkut usaha mempelajari,
memahami atau mendeskripsikan sekelompok orang yang melakukan interaksi.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Amati kejadian sehari-hari yang biasa atau luar biasa dalam setting alami.
2. Terlibat langsung dengan orang yang diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti, sekaligus mempertahankan
perspektif analitis orang luar.
4. Gunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5. Himpun data berupa catatan rinci.
6. Pandang data secara holistic maupun secara individual dalam konteks sosial
masing-masing.
7. Kembangkan empati dengan orang yang diteliti.
8. Perhatikan aspek-aspek kebudayaan yang eksplisit maupun yang tidak.
9. Jangan paksakan sudut pandang sebagai orang luar.
10. Mampu mengatasi stress, rasa ketidak pastian, masalah etis.
11. Fleksibilitas, peneliti lapangan harus selalu mnyesuaikan penelitiannya
sesuai dengan kondisi lapangan.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LAPANGAN
1. Persiapan
Peneliti lapangan harus mengkosongkan pikirannya atas konsepsi awal dan
melakukan defocusing dalam artian memperhatikan seluruh situasi, masyarakat dan
setting, sebelum memutuskan mana yang masuk dalam wilayah penelitian atau
tidak, serta tidak terlalu terfokuskan perhatian pada peran peneliti.
2. Memilih Site
Site adalah konteks tempat terjadinya suatu fenomena atau aktivitas, Site
adalah daerah yang memiliki batas sosial.
3. Strategi memasuki lapangan
Ketika memasuki site penelitian, peneliti harus membangun legitimasi
keberadaannya di sana.
4. Akses
Akses tidak hanya terbatas pada kehadiran fisik peneliti, namun juga meliputi
izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitiannya.
5. Disclosure
Peneliti harus memutuskan sampai seberapa jauh ia akan terbuka mengenai
penelitian yang dilakukan ataupun keberadaanya sebagai peneliti. Keterbukaan
peneliti dapat membangun kepercayaan sehingga membuat ia mudah untuk diterima.
6. Gatekeepers
Orang yang memiliki otoritas formal atau informal yang mengontrol akses untuk
memasuki site.
7. Memulai penelitian
Peneliti harus menentukan bagaimana ia akan menampilkan dirinya terhadap
orang-orang yang akan diteliti.
8. Membangun Raport.
Raport dibangun dengan menjaga hubungan baik terhadap masyarakat yang ditelitinya,
dengan membentuk kepribadian yang baik dimata masyarakat dan membangun
kepercayaan masyarakat yang diteliti.
9. Pengertian
Pengertian dan empati akan membuat peneliti semakin mudah diterima oleh
masyarakat.
10. Freeze Out
Anggota masyarakat yang sama sekali tidak mau untuk diajak bekerjasama dan
menerima peneliti.
11. Memilih peran sosial
Peneliti harus memainkan peran tertentu. Dapat memilih peran yang sudah ada,
mambuat peran baru, atau memodifikasi peran yang sudah ada.
12. Hubungan sosial dan peran sosial.
Peneliti membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Namun yang perlu juga
diperhatikan terkadang ada anggota site yang memiliki kemampuan akademik yang
dapat menimbulkan kesulitan bagi peneliti. Mereka dapat menganggap dirinya
sangat mengetahui mengenai penelitian, termasuk metodologi yang digunakan,
sehingga berupaya mempengaruhi jalannya penelitian.
13. Tingkat keterlibatan peneliti
a. Partisipasi total, peneliti secara total terlibat dalam hubungan dengan
anggota masyarakat yang diteliti baik secara fisik maupun emosional.
b. Peneliti sebagai partisipan, peneliti terlibat dan berpartisipsi dalam
kegiatan anggota site, namun keterlibatannya tidak penuh.
c. Peneliti total, peneliti memiliki ikatan personal yang sangat kecil, ia
berperan sebagai pengamat pasif.
PENGUMPULAN DATA
1. Observasi, peneliti harus mampu mengetahui suatu kejadian baik yang terlihat
nyata maupun tidak.
2. Pengamatan, meliputi semua kejadian di lapangan baik yang khusus maupun
kejadian sehari-hari..
3. Perhatikan detil, peneliti harus memperhatikan secara detil untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
4. Mendengarkan, Ketika berbicara dengan masyarakat peneliti harus juga
memperhatikan bahasanya, cara bicara, idiom, dan intonasi yang digunakan.
Peneliti harus mendengar apa yang dikatakan dan makna yang terkandung
didalamnya.
5. Argot, Yaitu terminology dan simbol-simbol tertentu yang akan timbul pada
masyarakat yang telah berinteraksi lama.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan (field notes) adalah alat untuk menyimpan data. Catatan
lapangan berisi deskripsi konkret atas proses dan konteks sosial.
Jenis:
1. Jottes Notes, catatan yang dibuat ditempat penelitian.
2. Direct Observation notes, catatan yang dibuat langsung setelah peneliti
meninggalkan tempat penelitian.
3. Research Inference, Catatan mengenai interpretasi atau peneliti terhadap
makna suatu kejadian.
4. Catatan analisis, peneliti menuliskan rencana, taktik, etika, keputusan
procedural, ataupun kritik pribadi mengenai keputusan yang diambil sendiri,
berisi pula teori serta ide yang akan didalami peneliti.
5. Catatan pribadi, kejadian personal dan perasaan pribadi.
6. Peta dan diagram, membantu menggambarkan kejadian di tempat penelitian dan
membantu orang lain untuk mengerti. 3 jenis peta:
a. Spatial, menggambarkan lokasi orang, barang, secara geografis.
b. Sosial, memperlihatkan sejumlah orang dalam struktur kekuasaan, pengaruh,
pertemanan, pembagian kerja.
c. Temporal, memperlihatkan arus barang, orang, komunikasi serta jadwal.
7. Rekaman video atau wawancara
8. Catatan wawancara, menerangkan seperti tanggal, tempat kejadian,
karakteristik orang yang diwawancarai.
KUALITAS DATA
Data yang berkualitas mencakup tanggapan-tanggapan subjektif peneliti terhadap
orang yang diteliti
1. Validitas, menyangkut keyakinan bahwa analisa dan data peneliti benar-benar
menggambarkan situasi di tempat penelitian. Validitas berarti alat ukur yang
digunakan peneliti benar-benar mengukur apa yang harus di ukur.
a. Ecological Validity, tingkat kesesuaian antara penggambaran dunia sosial
oleh peneliti dengan masyarakat yang ditelitinya, valid jika suatu fenomena
muncul tanpa pengaruh kehadiran peneliti.
b. Natural History, deskripsi detil mengenai penelitian yang dilakukan, valid
jika orang luar melihat dan menerima site lapangan serta tindakan yang diambil
peneliti.
c. Member Validitation, peneliti membawa kembali hasil penelitiannya kepada
yang diteliti, valid jika anggota masyarakat yang diteliti mengenali dan
mengerti deskripsi peneliti dan menilainya sebagai gambaran dunia sosial mereka.
d. Competent Insiden, kemampuan orang luar untuk berinteraksi secara efektif
sebagai anggota.
2. Reliabilitas, menyangkut masalah konsistensi:
a. Internal, menyangkut masalah apakah data yang diperoleh sejalan dengan
segala yang sudah diketahui tentang orang atau kejadian yang bersangkutan.
b. Eksternal, masalah kesesuaian data dengan data yang diperoleh dari sumber
lain.
3. Fokus
4. Sampling, Sampel biasanya diambil dalam jumlah kecil. Namun kemudian
dilakukan observasi penuh. Dalam penelitian lapangan peneliti mengambil sampel
atas waktu, situasi, kejadian, lokasi, orang, dan konteks kejadiannya.
5. Wawancara, penelitian lapangan biasanya menggunakan wawancara tidak
berstruktur, peneliti hanya berbekal point-point pertanyaan yang akan
dikembangkan sesuai dengan kondisi. Peneliti biasanya memulai wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan umum dan menjauhi topik sensitive. Ketika kepercayaan
telah diperoleh, pertanyaan sensitive dapat diajukan
6. Jenis Pertanyaan
a. Deskriptif, digunakan untuk mempelajari setting dan orang yang ada
didalamnya.
b. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep yang telah dibuat peneliti
sebelumnya.
c. Pertanyaan kontras, yang dibangun berdasarkan pertanyaan konseptual.
Bertujuan untuk melakukan analisa sehigga difokuskan pada persamaan dan
perbedaan yang disebutkan nara sumber.
7. Informan, orang yang memberi keterangan, dan seorang informan yang baik akan
mengetahui dengan baik budaya daerahnya dan menyaksikan kejadian ditempatnya,
terlibat secara mendalam dengan kegiatan yang ada ditempat penelitian, orang
yang dapat meluangkan waktu bersama peneliti, dan orang yang “nonanalitas”
dalam pengertian orang yang tidak analistis namun mengetahui dengan baik
situasi daerahnya.
8. Meninggalkan lokasi, penelitian akan berakhir dengan sendirinya jika
pembangunan teori selesai.
ANALISA DATA
Pendekatan kualitatif menempatkan data sebagai titik sentral dalam penelitian.
Karakter data kualitatif berkaitan dengan realitas sosial dan hakekat manusia
yang dikaji secara intepretatif. Dengan memandang realitas social sebagai suatu
hal yang dinamis dan sangat tergantung pada interpretasi manusia yang ada
didalamnya. Dalam melakukan interpretasi terhadap suatu realita sosial selalu
muncul kemungkinan perbedaan interpretasi karena adanya berbagai sudut pandang
Prinsip Analisa data Kualitatif
1. Proses analisa data akan dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data, proses interpretasi data, dan juga penulisan.
2. Saat melakukan proses analisa data, peneliti akan melakukan proses reduksi
dan interpretasi data.
3. Proses analisa data akan memperlihatkan beberapa bentuk presentasi data yang
dapat memudahkan pembaca untuk memahami kompleksitas gejala yang diteliti.
4. Peneliti perlu untuk mengidentifikasi prosedur coding yang dilakukan untuk
meredukasi informasi ke dalam berbagai tema dan kategori.
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
*Oleh : Al - HABIBI
BAGIAN AWAL
1. Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang,
nama penulis, Institusi, tahun, kota.
2. Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama
lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
3. Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan
dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan
peneliti.
4. Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik
dan saran yang membangun.
5. Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
6. Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul
tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal,
antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2
spasi.
7. Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya
dalam teks.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki,
bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar
belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang
terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan
intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa
kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah
perhatian.
C. Batasan masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan
pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam
perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan
masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
D. Rumusan masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam
format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang
akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek
penelitian.
E. Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
F. Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis.
Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta
pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya.
Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan
aspek praktis.
G. Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya
disajikan dalam bentuk diagram alur.
H. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut
ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable.
Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang telah diajukan pada bab 1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya
tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
B. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi
jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel
adalah:
1. Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2. Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3. Besarnya sampel.
C. Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu
dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
D. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
2. Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3. Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
E. Analisis Data
Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau
histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
B. Pengujian hipotesis
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian
dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB
IV.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu
instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang
dianggap layak.
Daftar Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama
penulis harus dicantumkan ulang.
Teknik:
1. Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
2. Tahun terbit karya ilmiah yang bersangkutan.
3. Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap
kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis dengan format huruf
miring.
4. Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
Contoh:
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.
LAMPIRAN
Format Penulisan Untuk Karya Tulis IPA.
Pada dasarnya karya tulis sains memuat format yang sama seperti karya tulis
lainnya seperti karya tulis social. Namun, ada perbedaan pada BAB III atau pada
metodologi penelitian. Pada Penelitian Sains BAB III Metodologi diganti dengan
“Bahan dan Cara Kerja”, yang di dalamnya memuat unsur:
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA.
Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan jenis
penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak eksperimental
dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
A. Lokasi
Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat diberikan
selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan petanya.
B. Bahan
Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel maupun bahan
habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya
disertai keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya disertai
dengan merk dagang.
1. Sampel
a. Sperma diperoleh dari penderita (pasien) RSCM berumur 30-35 tahun yang
menderita….dst. (di sini perlu diberi keterangan jelas mengenai kondisinya,
karena tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian cara kerja.
b. Sampel ragi tape dibeli secara acak di pasar X, Y, dan Z dalam keadaan
kering dan terbungkus rapi.
2. Bahan Kimia
Semua bahan kimia dari derajat proanalisis, terkecuali alcohol
Contoh: Asam sitrat 50g
K2HPO4 36g
Na Cl 10g
3. Peralatan
Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam penelitian.
Peralatan yang yang berada di dalam laboratorium dituliskan secara lengkap.
Contoh: Alat pengukur kepekatan suspensi Spektronic 20.
Kamera foto Nikon FM.
Mikroskop.
Labu Elyemeyer.
4. Cara Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara pengambilan
sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium, serta pengawetannya
(jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang
peneliti lain dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
Uraian dapat berupa:
a. Cara mengambil sampel.
b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c. Cara memelihara objek penelitian selama penelitian.
d. Cara membuat larutan.
e. Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban.
f. Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa.
g. Cara menginkubasi suatu kultur, dll.
Jika menggunakan statistic, maka bab ini ditutup dengan penjelasan tentang
metode statistika yang dipakai untuk mengolah data yang diperoleh. Teori tidak
perlu dijabarkan, cukup dengan menyebutkan acuannya. Contohnya perhitungan
dicantumkan dalam lampiran.
SISTEMATIKA PENULISAN
Alternatif pertama
Alternatif kedua
Alternatif ketiga
Alternatif 3
RUJUKAN
Kutipan langsung
1. Kurang dari 40 kata
Diantara tanda kutip (“…..”), di ikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman
yang diletakkan di dalam kurung.
2. Lebih dari 40 kata
Di tulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului. Di tulis
7 ketukan dari tepi kiri dan kanan, dan diketik spasi tunggal. diikuti nama
penulis, tahun dan nomor halaman yang di letakkan di dalam kurung.
3. Kutipan sebagian dihilangkan.
Sama penulisannya dengan kutipan lagsung kurang dari 40 kata. Apabila kata yang
di buang, maka kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Apabila kalimat
yang di buang, diganti dengan empat titik.
Kutipan tidak langsung
Biasanya dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri, ditulis dengan menggunakan
tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, tahun serta halaman dapat
ditulis padu dalam teks.
Daftar Rujukan
A. Buku
1. Nama penulis dengan urutan: Nama akhir, awal, dan tengah, tanpa gelar
akademik, diakhiri tanda titik.
2. Tahun penerbitan. Diakhiri tanta titik.
3. Judul, termasuk anak judul, judul buku diketik dengan huruf miring, diakhiri
titik.
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
B. Buku yang berisi kumpulan artikel.
1. Nama penulis, jika ada editor setelah nama diketik (Ed),
2. Judul artikel diketik dengan huruf kecil kecuali kata pertama
3. Judul buku diketik dengan huruf miring
4. Kota tempat penerbitan, diakhiri (:).
5. Nama penerbit.
C. Artikel dalam majalah atau Koran
Nama penulis, diikuti tanggal, bulan, dan tahun. Judul artikel ditulis dengan
cetak biasa dan huruf besar pada tiap awal kata, kecuali kata hubung. Nama
majalah atau Koran ditulis dengan huruf kecil dan diceak miring, dan nomor
halaman.
D. Karya terjemahan
Nama penulis asli, tahun terbit, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, dan tempat penerbitan dan nama tempat terjemahan.
E. Tesis, skripsi, atau disertasi
Nama penulis, tahun pada sampul, judul skripsi diketik dengan huruf miring
diikuti kata skripsi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, nama
fakultas dan pergurun tinggi.
F. Internet
Nama penulis, tahun, judul artikel, alamat web dan kapan diakses ditulis dalam
kurung.
FORMAT PENGETIKAN
1. Tata letak
a. Karya tulis diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, Times New
Roman style).
b. Batas pengetikan
1) Samping kiri 4 cm.
2) Samping kanan 3 cm.
3) Batas atas dan bawah masing-masing 3 cm.
c. Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab, dan perinciannya.
1) Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, sub bab dan kalimat di
bawahnya 2 spasi
2) Judul Bab diketik di tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm dari
tepi atas tanpa di garisbawahi.
3) Judul sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (capital), kecuali kata penghubung.
4) Judul anak sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indens lima
pukulan yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan
menggunakan huruf besar, kecuali kata penghubung.
2. Pengetikan kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.
Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik satu spasi menjorok
ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
3. Penomoran halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama atau daftar anggota
kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik
sebelah kanan bawah (i,ii, dan seterusnya).
b. Bagian tubuh atau pokok sampai dengan bagian penutup memakai angka Arab dan
diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1,2,3, dan
seterusnya).
c. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi namun
diperhitungkan.
JENIS PENELITIAN
1. Berdasarkan Tujuan penelitian
a. Penelitian eksploratif
Penelitian berusaha mengeksplorasi topic yang sama sekali baru. Ditandai dengan
masih sedikitnya tulisan yang dihasilkan mengenai topic ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah memformulasikan pertanyaan penelitian yang lebih tepat
sehingga hasil dari penelitian nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya yang diadakan di masa yang akan datang. Bersifat kreatif,
fleksibel, dan terbuka, semua sumber dianggap penting untuk dijadikan sumber
informasi.
b. Penelitian Deskripsi
Menggambarkan fenomena social. Bertujuan menyajikan gambaran yang lengkap
mengenai seting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian.
c. Penelitian Eksplanasi
Menjelaskan bagaimana sebuah fenomena social terjadi, diadakan ketika peneliti
mengumpulkan informasi mengenai topic yang telah diketahui dan memiliki
gambaran yang lebih jelas. Penelitian ini mencari sebab dan alasan mengapa
suatu terjadi.
2. Bedasarkan manfaat penelitian.
a. Penelitian Murni
Menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia social. Penelitian
ini mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia social, apa yang
menyebabkan sebuah peristiwa terjadi. Penelitian murni menjadi sumber gagasan
dan pemikiran tentang dunia social. Penelitian murni memberikan dasar untuk
pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisasi bagi berbagai aspek. Oleh
karena itu menjadikan penelitian murni sumber metode, teori dan gagasan, yang
dapat diaplikasikan bagi penelitian selanjutnya.
b. Penelitian Terapan
Mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik. Teori bukan
merupakan titik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini ditunjukkan langsung
untk menyelesaikan masalah. Karenanya penelitian ini menghasilkan rekomendasi
bagi masalah tertentu, dan bukan semata-mata untuk mengembangkan teori.
3. Berdasarkan dimensi waktu
a. Cross cectional
Mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu.
b. Longitudinal
Peneliti melakukan pengamatan yang berkaitan dengan satu fenomena social,
informasi mengenai masyarakat atau unit penelitian lain dalam durasi waktu
tertentu yang dilakukan lebih dari sekali.
c. Case study
Penelitian ini lebih mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus yang spesifik
yang terjdi pada rentang waktu yang ketat, penelitian ini sangat rinci dan
variatif.
4. Berdasarkan pengumpulan data
a. Kuantitatif
Data yang berupa angka-angka
1) Eksperimen
Dapat dilakukan dalam lingkungan laboratorium ataupun dalam kehidupan yang
sebenarnya. Peneliti membagi subjek penelitiannya dalam dua kelompok atau
lebih, dimana peneliti biasanya akan menciptakan kondisi yang dimanipulasi bagi
salah satu kelompok subjek penelitian, dan kelompok tersebut diperlakukan
secara khusus, sementara kelompok yang lain dimanipulasi, setelah itu peneliti
akan mengukur reaksi yang diberikan oleh kedua kelompok tersebut.
2) Survey
Peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam
kuesioner maupun dalam wawancara lisan yang hasilnya direkam. Peneliti tidak
memanipulasi kondisi penelitian. Peneliti hanya mengajukan beberapa pertanyaan
pada sejumlah kecil subjek penelitian dalam jangka waktu yang relative singkat.
Biasanya menggunakan sample yang ditarik dalam suatu populasi. Data yang
didapat biasanya akan digeneralisasi kedalam kelompok yang lebih besar
3) Content Analisys
Teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam
material yang bersifat simbolis sepeti gamabar, film, dan lirik lagu.
4) Existing statistic
Dilakukan dengan menggunakan data statistic yang dikumpulkan pada penelitian
terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh suatu lembaga. Peneliti menyusun
kembali data yang ada dalam bentuk baru yang lebih sesuai bagi penelitian yang
sedang diadakan.
b. Kualitatif
1) Field Resesarch
Diadakan dalam bentuk studi kasus pada sekelompok kecil orang dalam durasi
waktu tertentu. Dimulai tanpa perumusan gagasan penelitian yang kuat, setelah
itu peneliti akan memilh kelompok masyarakat yang akan diteliti lalu memulai
pengamatan. Peneliti akan menganal secara personal terhadap subjek penelitian.
2) Historical Comparative
Menjelaskan aspek-aspek kehidupan social yang terjadi dimasa lalu atau yang
terjadi dalam kebudayaan yang berbeda. Sebaiknya memfokuskan pada satu periode
sejarah, atau beberapa kebudayaan yang berbeda, atau gabungan antara periode
sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi
pendekatan positivis. Penelitian kuantitatif akan berkaitan dengan gejala
social, dan setiap gejala social dinyatakan dalam variable. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai variasi nilai/intensitas/jumlah. Biasanya variasi
nilai/intensitas/jumlah ini disebut dengan kategori yang menggambarkan atribut
dari variable tersebut. Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Variebel bebas (independent), merupakan variable yang ada atau terjadi
mendahului variable terikatnya. Merupakan variable yang menjelaskan terjadinya
fokus atau topik penelitian.
2. Variabel terikat (dependen), Variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi
oleh variable bebas., keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan
dalam fokus atau topic Ragam Penelitian Kuntitatif
1.Eksperimen penelitian.
Bagian dari penelitian kuantitatif yang sangat kuat dalam menguji hubungan
sebab-akibat. Dalam penelitian ini suatu sebab dari gejala yang akan diuji
sedemikian rupa, apakah benar sebab tersebut (independent variable) menyababkan
gejala yang diteliti (dependen variable), atau biasanya peneliti melakukan
“manipulasi kondisi variable penyabab”. Subjek dihadapkan pada kondisi buatan
(sesuai dengan topik penelitian), yang belum tentu sama dengan kondisi
kesehariannya.
a. Laboratory eksperimen, subjek penelitian dipisahkan dari lingkungan
keseharian, kebiasaan , atau habitatnya.
b. Field Eksperimen, Subjek tidak dipisahkan dengan lingkungan kesehariannya,
dan masih dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain diluar dirinya.
Tipe Desain Eksperimen:
1. Clasical Eksperimental Design
Pembagian subjek dalam kelompok eksperimen ataupun pembanding dilakukan dengan
random assignment. Pada kelompok eksperimen dilakukan observasi awal, treatment
untuk mengetahui hasil, lalu dilakukan observasi akhir. Sedang pada kelompok pembanding
dilakukan observasi awal, tidak dilakukan treatment, dan dilakukan observasi
akhir.
2. Two group pasttest only
Terdapat kelompok pembanding yang pembagiannya dilakukan dengan cara random
asigment. Kepada kelompok eksperimen langsung diberikan treatment, tanpa
dilakukan observasi awal terlebih dahulu. Untuk kelompok pembanding, hanya
dilakukan satu kali observasi saja.
3. Solomon four group
Gabungan antara tipe classical experimental design dan two group posttest only.
Terdapat dua kelompok eksperimental, dan dua kelompok pembanding. Pada kelompok
eksperimen pertama dilakukan observasi awal, treatment, dan observasi akhir.
Kelompok pembanding pertama dilakukan observasi awal dan akhir. Kelompok
eksperimen kedua langsung dilakukan treatment lau observasi akhir. Kelompok
pembanding kedua hanya diberikan satu kali observasi saja.
2. Survey
Penelitian yang mengumpulkan jawaban dari responden atas pertanyaan yang
merupakan pengukiran dari variabel yang diteliti, serta menguji hipotesa.
Membuat instrument penelitian
Jenis-jenis pertanyaan:
1. Menggolongkan pertanyaan sensitive dan non sensitive, hal ini akan
mempengaruhi penempatan urutan dalam kuesioner. Pertanyaan yang sensitive
adalah pertanyaan yang masih sangat dianggap tabu atau sulit untuk ditanyakan
kepada masyarakat, misalnya tentang sexual, kegiatan illegal,dll.
2. Pertanyaan tentang pengetahuan, menggali pengetahuan responden.
3. Pertanyaan tentng fakta, menggali kejadian yang sesungguhnya terjadi atau
terdapat pada responden.
4. Pertanyaan tentang opini, menyangkut pendapat responden tentang suatu hal.
5. Pertanyaan lanjutan, pertanyaan yang setelah responden menjawab pertanyaan
harus dilanjutkan kepertayaan berikutnya yang masih terkait dengan pertanyaan
tersebut.
Bentuk pertayaan:
1. Pertanyaan tertutup, jika kategori jawaban atas pertanyaan telah tersedia.
2. Pertanyaan terbuka, dimana peneliti tidak memberikan pilihan jawaban,
sehingga responden dapat menjawab apa saja sesuai dengan pemikiran dan
pendapatnya.
3. Pertanyaan setengah terbuka, peneliti memberi alternative jawaban, namun
tidak seluruhnya, sehingga apabila responden memberikan jawaban yang lain masih
sangat dimungkinkan.
Hal yang perlu dihindari dalam menyusun pertanyaan:
1. Hindari penggunaan jargon (sosialisasi, demokrasi), istilah daerah, bahasa
gaul, dan singkatan.
2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan yang kabur (apakah bapak dan ibu
merasakan kenikmatan dalam bekerja?).
3. Hindari bahasa yang emosional, dan bias prestise (banyak dokter yang
mengatakan bahwa rokok dapat merusak pasru-paru, bagaimana pendapat saudara?)
4. Hindari pertanyaan yang double barraled, satu kalimat yang mengandung dua
pertanyaan sekaligus.
5. Hindari leading question, pertanyaan yang mengarahkan jawban responden
(Setujukah bahwa polisi harus lebih profesional lagi?).
6. Diluar kemampuan responden untuk menjawab.
7. Memulai pertanyaan dengan premis yang salah. (jam tayang TV swasta sudah
cukup panjang apakah perlu ditambah lagi?) Panjang di sini belum tentu panjang.
8. Pertanyaan mengenai masa depan.
9. Pertanyaan yang double negative (apakah bapak/ibu tidak setuju jika tempat
bapak/ibu bekerja tidak memiliki tempat ibadah?).
10. Pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih serta kategori yang
tidak simbang.
Tipe penelitian Survey
1. Mail and self administered Questionnaires, yaitu responden diminta untuk
menjawab sendiri questioner yang telah dibuat.
2. Telephone interviews, Peneliti menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat dalam kuesioner kepada responden tidak secara langsung berhadapan,
tetapi melalui saluran telepon.
3. Face to face interviews, peneliti menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan
yang ada dalam kuesioner kepada responden.
ANALISIS DATA KUANTITATIF
Data berdasar tingkat pengukuran:
1. Nominal
Jenis data yang ukurannya hanya menunjukkan perbedaan antara satu kelompok
dengan kelompok lain. Contoh: jenis kelamin (laki,perempuan), agama besar di
Indonesia (Islam, Kristen, Hindu, Budha).
2. Ordinal
Jenis data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukkan tingkatan atau
urutan antar kelompok. Contoh: tingkat jenjang kepegawaian (goongan 1,2,3,4),
tingkat pendidikan formal yang di tamatkan (SD,SMP,SMA,Universitas), tingkatan
kecantikan (kurang cantik, cantik, sangat cantik).
3. Interval
Sama dengan skala ordinal. Bedanya jika pada skala ordinal tidak dapat
membedakan jarak atau bobot antar kelompok, pada skala interval urutan anatara
satu kelompok dengan kelompok lsi lainnya sama. Contoh: skor kecerdasan IQ,
operasi matematika (suhu 27 derajat celcius).
4. Rasio
Sama dengan skala interval, namun jika pada interval nol bukan berarti tidak
ada, pada rasio nol mutlak tidak ada sama sekali. Misalnya uang Rp 0 berarti
tidak ada sama sekali.
Tahap Analisis data
1. Data Coding
Dalam pengertian lain yaitu memberi kode terhadap data. Meyusun secara
sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah
dibaca oleh mesin pengolah data seperti computer.
2. Data entry
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data
seperti computer.
3. Data Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data
sudah sesuai dengan sebenarnya. Dalam proses ini terdapat possible code
cleaning yaitu melakukan perbaikan kesalahan pada kode yang jelas tidak mungkin
ada akibat salah memasukkan kode. Dan modifikasi yaitu melakukan pengkodean
kembali data asli.
4. Data output
Yaitu hasil pengolahan data dapat berupa table, diagram, atau grafik.
5. Analisis data
Poroses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana
menginterpretasikan data dan kemudian meganalisis data dari hasil yang sudah
ada pada tahap hasil pengolahan data.
a. Analisis Univariat, yaitu analisis terhadap satu variabel
1) Distribusi Frekuensi, yaitu susunan data dalam satu tabel yang telah
diklasifikasi menurut kelas dan kategori tertentu. Misal data:
13 13 13 14 14 14 14 15 15
14 15 15 15 16 16 16 16 16
15 16 16 17 17 17 17 18 18
18 19 19 19
Maka jika di ubah dalam table frekuensi
kategori Frekuensi Presentase
13 3 9,68%
14 4 12,9%
15 6 19,35%
16 8 25,81%
17 4 12,9%
18 3 9,68%
19 3 9,68%
Jumlah 31 100%
2) Ukuran pemusatan, yaitu ukuran yang digunakan untuk melihat seberapa besar
kecenderungan data memusat pada nilai tertentu. Nilai tertentu tersebut
merupakan nilai tunggal atau nilai pusat. Disebut nilai pusat karena umumnya
nilai tersebut berlokasi di bagian tengah atau pusat dari suatu distribusi.
Ukuran pemusatan terdiri dari:
a. Modus, merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi terbesar dalam satu
kumpulan data. Modus dapat digunakan untuk semua skala pengukuran, namun lebih
cocok untuk skala nominal.
b. Mean, rata-rata ditentukan dengan jalan menjumlahkan nilai seluruh
pengamatan di bagi dengan banyaknya data. Biasanya digunakan pada skala
pengukuran interval dan rasio.
c. Median, merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai pengamatan
disusun secara teratur menurut besarnya, dari besar ke kecil, atau sebaliknya
dari kecil ke besar. Lazimnya digunakan dalam skala pengukuran ordinal.
3) Ukuran Penyebaran, merupakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh nilai
pengamatan yang sebenarnya menyimpang atau berbeda dengan nilai pusatnya.
a. Range (jangkauan), merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai minimum dalam
suatu kumpulan data, bila nilai range yang dihasilkan kecil, maka keragaman
data rendah. Contoh: data ( 2 4 5 7 8 200, maka rengenya adalah 200-2= 192).
b. Variansi, merupakan jumlah kuadrat dari selisih nilai data pengamatan dengan
rata-rata dibagi banyaknya data pengamatan.
c. Deviasi Standar, yaitu akar kuadrat dari variansi.
b. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada, tidaknya
hubungan antara dua variable dan seberapa kuat hubungannya di antara ke dua
variable tersebut.
POPULASI DAN SAMPEL
Jembatan Jarak antara Populasi dan Sampel
Desain Sampel
1. Teknik penarikan sampel Probabilita
adalah teknik penarikan sample yang medasarkan diri pada prinsip bahwa setiap
elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel. Artinya setiap elemen populasi diperlakukan sama.
Teknik penarikan sample:
1. Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Digunakan untuk jumlah populasi yang tidak terlalu besar, dan karekteristik
populasi yang cenderung homogen. Langkah :
a. Membentuk kerangka sample (misalnya daftar nama anggota populasi).
b. Memberi nomor setiap unsur dalam kerangka sample secara acak.
c. Pemilihan unsur untuk menjadi anggota sample dapat dilakukan dengan cara
undian atau table angka random.
2. Acak sistematis (Systematic Random Sampling)
Prasyarat utama adalah tersedianya kerangka sample yang telah disusun secara
acak, teknik ini juga digunakan untuk penelitian yang homogen Langkah:
a. Menyusun kerangka sample secara acak, tidak boleh ada pola-pola atau
pengelompokkan tertentu, misalnya berdasarkan Rw, atau berdasarkan fakultas.,
dan lain sebagainya.
b. Tentukan sampling interval (k = N/n), k = sampling interval, N = jumlah
populasi, n = jumlah sample.
c. Tarik sample dari daftar kerangka sample berdasarkan k.
3. Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Biasanya digunakan untuk populasi yang cenderung homogen, atinya terdapat
beberapa variabel penelitan yang dapat digunakan untuk menggambarkan variasi
dalam populasi sehinga variasi itupun perlu ada dalam sampel yang kita ambil.
Oleh karena itu populasi penelitian dibagi ke dalam strata yang tidak tumpang
tindih berdasarkan variabel penelitian. Penarikan sample dilakukan dari
masing-masing strata dalam populasi dengan cara acak sederhana atau sistematis.
Terdapat dua jenis penarikan sampel stratifikasi. Proporsional jika besarnya
sampel yang ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata
dalam populasi, dan non-proposional jika peneliti tidak mungkin untuk menarik
sampel yang sebanding karena jumlah disalah satu sampel terlalu sedikit.
Langkah:
a. Membagi elemen populasi dalam strata (berdasarkan jenis kelamin, fakultas,
dll).
b. Tentukan jumlah sample yang ingin diambil. Proporsional atau non
proposional, (tergantung dari perbedaan besar populasi pada setiap strata, dan
dari homogenitas setiap strata).
c. Tarik sample secara acak dengan acak sederhana atau sistematis.
4. Cluster (area sampling).
Biasanya digunakan dalam populasi yang besar. Caranya dengan membagi populasi
penelitian berdasarkan cluster atau tingkatan. Cluster merupakan unit yang
berisi sampling elemen atau target akhir penarikan sampel. Oleh karena itu
sampling unit dan elemennya dapat berbeda, sampling unitnya dapat berupa
cluster yang ditentukan oleh peneliti sedangkan sampling elemennya adalah
target akhir dari penarikan sample. Langkah:
a. Tentukan jumlah tahap / cluster yang akan dijadikan kerangka sampel dari
cluster terluas sampai tersempit.
b. Menyusun kerangka sample dari masing-msing tahap secara acak.
c. Memilih anggota sample dari masing-masing tahap atau cluster secara acak dan
sederhana.
Note: Membuat desain sample dengan lebih banyak cluster akan jauh lebih baik,
karena elemen dalam masing-masing cluster cenderung homogen sehingga menarik
sedikit saja sudah cukup. Sedangkan jika kita menarik lebih banyak elemen dari
sedikit cluster maka sampel kita akan cenderung homogen, dan variasi yang ada
dalam populasi belum tentu terwakili.
2. Teknik penarikan sampel non-probabilita
merupakan teknik penarikan sampel jika peneliti sama sekali tidak dapat
menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana kerangka
sampel tidak mungkin untuk dibuat.
1. Accidental
Jika populasi penelitian relative homogen, namun peneliti tidak mungkin untuk
menyusun kerangka sampel. Peneliti memilih responden yang tersedia dan mudah
untuk diperoleh, contohnya seorang reporter stasiun TV yang melakukan wawancara
kepada warga yang kebetulan lewat didepannya.
2. Quota
Digunakan untuk populasi yang relative homogen, dan peneliti sulit untuk
menentukan kerangka sampel. Yang dilakukan peneliti adalah megelompokkan
responden dalam beberapa kategori. Contohnya membagi populasi penelitian
berdasarkan laki-laki dan perempuan kemudian menentukan jatah masing-masing
kategori, misalnya laki-laki 20 perempuan 30.
PENELITIAN KUALITATIF
Karakteristik
1. Melandaskan pemahaman akan realitas atau gejala sosial berdasar konteksnya.
2. Menekankan pada kajian kasus, subjek yang diteliti dianggap unik dan khas.
3. Menuntut integritas peneliti, dalam artian ada atau tidaknya keberpihakan
atau bias peneliti, serta akurasi data terkait dengan pentingnya peneliti
melakukan klarifikasi data.
4. Membangun teori dari bawah.
5. Menjelaskan dan memahami gejala dan penekanan pada proses dan jalinan peristiwa,
bahwa satu peristiwa dijelaskan dengan peristiwa lainnya, salah satunya melalui
kronologi peristiwa.
6. Mengintepretasikan data adalah menerjemahkan data dengan memaknainya secara
signifikan dan koheren dengan merujuk pada cara pandang subjek yang dikaji.
Pada tahap penelitian kualitatif menunjukkan pola non linier atau cylical.
Artinya tahapan dalam penelitian kualitatif tidak bergerak dalam satu garis
lurus melainkan dalam pola melingkar yang memungkinkan peneliti untuk mengulang
langkah-langkah yang telah diambil dan bahkan dimungkinkan kembali mengulangnya
beberapa kali sampai dirasakan optimal telah dicapai.
Pertanyaan Penelitian
1. Menentukan pertanyaan yang umum yang kemudian diturunkan atau dijabarkan ke
dalam sub-sub pertanyaan untuk semakin memperjelas fokus penelitian.
2. Pertanyaan penelitian harus sesuai dengan jenis penelitian, penelitian
kualitatif lazimnya berangkat dari pertanyaan APA dan BAGAIMANA.
3. Formulasi atau rumusan pertanyaan penelitian secara tidak langsung
menyebutkan hubungan sebab akibat. Untuk membedakan dengan penelitian
kuantitatif hindari kata-kata seperti: mempengaruhi (affect), dampak (impact),
menyebabkan (cause), menentukan (determine), berkaitan (relate).
4. Pertanyaan akan berkembang bahkan berubah sejalan dengan perkembangan
penelitian..
5. Pertanyaan penelitian sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka.
Peran teori dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitataif membangun atau menghasilkan teori dari bawah (induktif).
Artinya peneliti mengumpulkan data atau informasi, kemudian mengklasifikasi
data berdasar kategori-kategori dalam upaya menemukan pola atas realitas atau
gejala yang dikajinya. Selanjutnya pola yang didapat dibandingkan dengan
teori-teori lain dalam rangka menghasilkan suatu teori baru atau teori
alternative.
Desain/Rancangan penelitian Kualitatif
1. Siapa dan apa saja sumber data atau informasi yang diwawancarai data atau
yang diamati, apa individu, kelompok, institusi, dll.
2. Hal apa yang akan diwawancarai dan atau diamati.
Pengumpulan data
1. Tahap deskriptif, mendeskripsikan karakteristik suatu fenomena sosial dan
konteksnya. Mis: apa yang mereka lakukan, dimana dan kapan melakukannya?.
2. Tahap fokus: memfokuskan perhatian pada bagaimana proses berlangsungnya
suatu denomena social tertentu, termasuk factor yang melatar belakanginya. Mis:
bagaimana mereka melakukannya?.
3. Tahap selektif atau hipotesis, peneliti menekankan pada hal-hal pengecualian
atau hal yang merupakan konsekuensi dari suatu fenomena sosial tertentu. Mis:
siapa saja yang tidak melakukannya.
PENELITIAN LAPANGAN
Dalam penelitian lapangan, peneliti mengikuti perspektif sosial konstruktivis,
melihat penelitian sebagai gambaran dari realitas sosial yang juga merupakan
bagian dari realitas sosial tersebut. Karenanya penelitian lapangan lebih cocok
digunakan jika pertanyaan penelitian yang dibuat menyangkut usaha mempelajari,
memahami atau mendeskripsikan sekelompok orang yang melakukan interaksi.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Amati kejadian sehari-hari yang biasa atau luar biasa dalam setting alami.
2. Terlibat langsung dengan orang yang diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti, sekaligus mempertahankan
perspektif analitis orang luar.
4. Gunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5. Himpun data berupa catatan rinci.
6. Pandang data secara holistic maupun secara individual dalam konteks sosial
masing-masing.
7. Kembangkan empati dengan orang yang diteliti.
8. Perhatikan aspek-aspek kebudayaan yang eksplisit maupun yang tidak.
9. Jangan paksakan sudut pandang sebagai orang luar.
10. Mampu mengatasi stress, rasa ketidak pastian, masalah etis.
11. Fleksibilitas, peneliti lapangan harus selalu mnyesuaikan penelitiannya
sesuai dengan kondisi lapangan.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LAPANGAN
1. Persiapan
Peneliti lapangan harus mengkosongkan pikirannya atas konsepsi awal dan
melakukan defocusing dalam artian memperhatikan seluruh situasi, masyarakat dan
setting, sebelum memutuskan mana yang masuk dalam wilayah penelitian atau
tidak, serta tidak terlalu terfokuskan perhatian pada peran peneliti.
2. Memilih Site
Site adalah konteks tempat terjadinya suatu fenomena atau aktivitas, Site
adalah daerah yang memiliki batas sosial.
3. Strategi memasuki lapangan
Ketika memasuki site penelitian, peneliti harus membangun legitimasi
keberadaannya di sana.
4. Akses
Akses tidak hanya terbatas pada kehadiran fisik peneliti, namun juga meliputi
izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitiannya.
5. Disclosure
Peneliti harus memutuskan sampai seberapa jauh ia akan terbuka mengenai
penelitian yang dilakukan ataupun keberadaanya sebagai peneliti. Keterbukaan
peneliti dapat membangun kepercayaan sehingga membuat ia mudah untuk diterima.
6. Gatekeepers
Orang yang memiliki otoritas formal atau informal yang mengontrol akses untuk
memasuki site.
7. Memulai penelitian
Peneliti harus menentukan bagaimana ia akan menampilkan dirinya terhadap
orang-orang yang akan diteliti.
8. Membangun Raport.
Raport dibangun dengan menjaga hubungan baik terhadap masyarakat yang ditelitinya,
dengan membentuk kepribadian yang baik dimata masyarakat dan membangun
kepercayaan masyarakat yang diteliti.
9. Pengertian
Pengertian dan empati akan membuat peneliti semakin mudah diterima oleh
masyarakat.
10. Freeze Out
Anggota masyarakat yang sama sekali tidak mau untuk diajak bekerjasama dan
menerima peneliti.
11. Memilih peran sosial
Peneliti harus memainkan peran tertentu. Dapat memilih peran yang sudah ada,
mambuat peran baru, atau memodifikasi peran yang sudah ada.
12. Hubungan sosial dan peran sosial.
Peneliti membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Namun yang perlu juga
diperhatikan terkadang ada anggota site yang memiliki kemampuan akademik yang
dapat menimbulkan kesulitan bagi peneliti. Mereka dapat menganggap dirinya
sangat mengetahui mengenai penelitian, termasuk metodologi yang digunakan,
sehingga berupaya mempengaruhi jalannya penelitian.
13. Tingkat keterlibatan peneliti
a. Partisipasi total, peneliti secara total terlibat dalam hubungan dengan
anggota masyarakat yang diteliti baik secara fisik maupun emosional.
b. Peneliti sebagai partisipan, peneliti terlibat dan berpartisipsi dalam
kegiatan anggota site, namun keterlibatannya tidak penuh.
c. Peneliti total, peneliti memiliki ikatan personal yang sangat kecil, ia
berperan sebagai pengamat pasif.
PENGUMPULAN DATA
1. Observasi, peneliti harus mampu mengetahui suatu kejadian baik yang terlihat
nyata maupun tidak.
2. Pengamatan, meliputi semua kejadian di lapangan baik yang khusus maupun
kejadian sehari-hari..
3. Perhatikan detil, peneliti harus memperhatikan secara detil untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
4. Mendengarkan, Ketika berbicara dengan masyarakat peneliti harus juga
memperhatikan bahasanya, cara bicara, idiom, dan intonasi yang digunakan.
Peneliti harus mendengar apa yang dikatakan dan makna yang terkandung
didalamnya.
5. Argot, Yaitu terminology dan simbol-simbol tertentu yang akan timbul pada
masyarakat yang telah berinteraksi lama.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan (field notes) adalah alat untuk menyimpan data. Catatan
lapangan berisi deskripsi konkret atas proses dan konteks sosial.
Jenis:
1. Jottes Notes, catatan yang dibuat ditempat penelitian.
2. Direct Observation notes, catatan yang dibuat langsung setelah peneliti
meninggalkan tempat penelitian.
3. Research Inference, Catatan mengenai interpretasi atau peneliti terhadap
makna suatu kejadian.
4. Catatan analisis, peneliti menuliskan rencana, taktik, etika, keputusan
procedural, ataupun kritik pribadi mengenai keputusan yang diambil sendiri,
berisi pula teori serta ide yang akan didalami peneliti.
5. Catatan pribadi, kejadian personal dan perasaan pribadi.
6. Peta dan diagram, membantu menggambarkan kejadian di tempat penelitian dan
membantu orang lain untuk mengerti. 3 jenis peta:
a. Spatial, menggambarkan lokasi orang, barang, secara geografis.
b. Sosial, memperlihatkan sejumlah orang dalam struktur kekuasaan, pengaruh,
pertemanan, pembagian kerja.
c. Temporal, memperlihatkan arus barang, orang, komunikasi serta jadwal.
7. Rekaman video atau wawancara
8. Catatan wawancara, menerangkan seperti tanggal, tempat kejadian,
karakteristik orang yang diwawancarai.
KUALITAS DATA
Data yang berkualitas mencakup tanggapan-tanggapan subjektif peneliti terhadap
orang yang diteliti
1. Validitas, menyangkut keyakinan bahwa analisa dan data peneliti benar-benar
menggambarkan situasi di tempat penelitian. Validitas berarti alat ukur yang
digunakan peneliti benar-benar mengukur apa yang harus di ukur.
a. Ecological Validity, tingkat kesesuaian antara penggambaran dunia sosial
oleh peneliti dengan masyarakat yang ditelitinya, valid jika suatu fenomena
muncul tanpa pengaruh kehadiran peneliti.
b. Natural History, deskripsi detil mengenai penelitian yang dilakukan, valid
jika orang luar melihat dan menerima site lapangan serta tindakan yang diambil
peneliti.
c. Member Validitation, peneliti membawa kembali hasil penelitiannya kepada
yang diteliti, valid jika anggota masyarakat yang diteliti mengenali dan
mengerti deskripsi peneliti dan menilainya sebagai gambaran dunia sosial mereka.
d. Competent Insiden, kemampuan orang luar untuk berinteraksi secara efektif
sebagai anggota.
2. Reliabilitas, menyangkut masalah konsistensi:
a. Internal, menyangkut masalah apakah data yang diperoleh sejalan dengan
segala yang sudah diketahui tentang orang atau kejadian yang bersangkutan.
b. Eksternal, masalah kesesuaian data dengan data yang diperoleh dari sumber
lain.
3. Fokus
4. Sampling, Sampel biasanya diambil dalam jumlah kecil. Namun kemudian
dilakukan observasi penuh. Dalam penelitian lapangan peneliti mengambil sampel
atas waktu, situasi, kejadian, lokasi, orang, dan konteks kejadiannya.
5. Wawancara, penelitian lapangan biasanya menggunakan wawancara tidak
berstruktur, peneliti hanya berbekal point-point pertanyaan yang akan
dikembangkan sesuai dengan kondisi. Peneliti biasanya memulai wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan umum dan menjauhi topik sensitive. Ketika kepercayaan
telah diperoleh, pertanyaan sensitive dapat diajukan
6. Jenis Pertanyaan
a. Deskriptif, digunakan untuk mempelajari setting dan orang yang ada
didalamnya.
b. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep yang telah dibuat peneliti
sebelumnya.
c. Pertanyaan kontras, yang dibangun berdasarkan pertanyaan konseptual.
Bertujuan untuk melakukan analisa sehigga difokuskan pada persamaan dan
perbedaan yang disebutkan nara sumber.
7. Informan, orang yang memberi keterangan, dan seorang informan yang baik akan
mengetahui dengan baik budaya daerahnya dan menyaksikan kejadian ditempatnya,
terlibat secara mendalam dengan kegiatan yang ada ditempat penelitian, orang
yang dapat meluangkan waktu bersama peneliti, dan orang yang “nonanalitas”
dalam pengertian orang yang tidak analistis namun mengetahui dengan baik
situasi daerahnya.
8. Meninggalkan lokasi, penelitian akan berakhir dengan sendirinya jika
pembangunan teori selesai.
ANALISA DATA
Pendekatan kualitatif menempatkan data sebagai titik sentral dalam penelitian.
Karakter data kualitatif berkaitan dengan realitas sosial dan hakekat manusia
yang dikaji secara intepretatif. Dengan memandang realitas social sebagai suatu
hal yang dinamis dan sangat tergantung pada interpretasi manusia yang ada
didalamnya. Dalam melakukan interpretasi terhadap suatu realita sosial selalu
muncul kemungkinan perbedaan interpretasi karena adanya berbagai sudut pandang
Prinsip Analisa data Kualitatif
1. Proses analisa data akan dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data, proses interpretasi data, dan juga penulisan.
2. Saat melakukan proses analisa data, peneliti akan melakukan proses reduksi
dan interpretasi data.
3. Proses analisa data akan memperlihatkan beberapa bentuk presentasi data yang
dapat memudahkan pembaca untuk memahami kompleksitas gejala yang diteliti.
4. Peneliti perlu untuk mengidentifikasi prosedur coding yang dilakukan untuk
meredukasi informasi ke dalam berbagai tema dan kategori.