Senin, 22 April 2013

ILMU MANTIK Pembagian Isim Dan Hubungan Lafadz Dengan Makna


Pembagian Isim Dan Hubungan Lafadz Dengan Makna
  1. Pembagian isim
Isim dibagi menjadi dua belahan besar:
Ø   Belahan 1:dilihat dari segi mafhum
  Dilihat dari segi mafhum (konsep yang di kandungnya), isim di bagi menjadi dua yaitu kulli dan juz’i.
a.      Kulli
Kulli (isim kulli) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di sebutkan lantas menunjuk kepada semua arti atau maknanya.
Contoh:
“ketika kita menyebutkan nahr (sungai), maka semua sungai terkena kata nahr itu. Ketika menyebutkan rumah dan masjid,maka semua rumah dan masjid terkena kata rumah dan masjid itu”.

b.      Juz’i
Juz’i (isim juz’i) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di sebutkan  lantas menunjukkan kepada satu (bagian) saja dari keseluruhan makna yang di kandung oleh lafadz kulli.
Contoh:
“ketika kita menyebutkan nahr, semua sungai terkena ke dalamnya. Kata nahr, dalam hal itu adalah lafadz kulli,tetapi, ketika kita menyebutkan Nahr Nil maka kata ini berubah menjadi juz’i, karena yang terkena hanya sungai satu saja, yaitu sungai Nil dari keseluruhan sungai yang di kenai lafadz nahr.
  1. Pembagian kulli dan juz’i
Kulli dan juz’i harus di lihat juga dari pengertiannya yang lain, yaitu kulli dan kulliyat dan juz’i dan juz’iyyat.
1.      Kulli dan kulliyat
a) Kulli
Kulli mengandung arti mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu secara keseluruhan.
Contoh:
“orang kampung itu memindahkan sebuah rumah”
Ket: pernyataan di atas mengandung arti bahwa semua orang kampung itu (kulli) secara bersama-sama memindahkan sebuah rumah, bukan masing-masing mereka memindahkan bagian-bagian  rumah tersebut”.
b) Kulliyat
Kulliyat mengandung arti menetapkan suatu ketentuan ( hukum) atas sesuatu secara satu per satu.
Contoh:
“orang kampung itu memindahkan isi sebuah rumah”
Ket: pernyataan itu mengandung arti bahwa semua orang kampung itu secara masing-masing memindahkan seluruh isi rumah itu. Di antara mereka ada yang membawa piring,mangkok,kursi,meja,dan ada juga yang membawa perabotan-perabotan yang lainnya.
2.      Juz’i dan juz’iyyat
a.        Juz’i
Juz’i mengandung arti menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagian) secara keseluruhan dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
sebagian orang kampung itu memindahkan lemari besar dari sebuah gedung”
 Ket: pernyataan tersebut mengandung arti bahwa sebagian orang kampung itu secara bersama-sama mengangkat sebuah lemari besar dari sebuah gedung.
b.       Juz’iyyat
Juz’iyyat mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagia)n secara masing-masing dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
sebagian orang kampung itu memindahkan isi sebuah lemari besar dari sebuah gedung”.
Ket: pernyataan itu mengandung arti bahwa sebagian orang kampung tersebut secara masing-masing memindajkan isi lemari itu. Di antara mereka ada yang memindahkan pakaian,ada juga yang memindahkan perhiasan dan ada juga yang memindahkan isi yang lainnya.

Ø  Belahan 2: Di Lihat Dari Segi Ada Atau Tidak Adanya Madlul Yang Di Tunjuk

Di lihat dari ada atau tidak adanya madlul (yang di tunjuknya) sism itu di bagi menjadi tiga yaitu Mushalshal,ma’dul,dan ‘adami.
           
a.      Mushalshal
            Mushalshal adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada suatu benda yang ada atau suatu sifat yang ada.
Contoh:
Kota, sungai, surga, neraka: (suatu yang ada)
Alot, dermawan, sopan, pelit: (sifat yang ada)

b.      Ma’dul
            Ma’dul adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidakadaan sesuatu atau ketidak adaan sifat: (kebalikan mushalsha)l.
Contoh:
Bukan kota, bukan jakarta, tidak neraka, tidak surga, (ketidakadaan benda)
Tidak pelit, tidak alot, tidak dermawan, tidak jujur: (ketidak adaan sifat)

c.       ‘Adami
            ‘adami adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidak adaan sifat yang lazimnya ada.
Contoh:
Buta menunjuk kepada pengertian tidak melihat ,padahal melihat adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan.
Tuli menunjuk kepada pengertian tidak mendengar, padahal mendengar adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan
  1. Hubungan lafadz dengan makna
ونسبة الآالفاظ للمعاني   خمسة اقسام بلا نقصان
تواطؤ تشاكك تخالف    والاءشترك عكسه الترادف
“nisbat lafadz pada makna itu ada lima bagian, tanpa kurang”
yaitu tawathu’,tasyakuk,takholuf, dan isytirok, kebalikan isytirak adalah taraduf”
            Setiap kata yang yang mencakup atau universal (lafadz kull)i dilihat dari segi arti itu ada lima macam, yaitu:
1.      Tawathu’ (universal)
Adalah lafadz yang mempunyai banyak arti yang semua arti itu sama, seprti kata manusia. Kata manusia ini dapat menunjukkan beberapa individu, zaid, amr, bakar, ali, hasan, husen, dan sebagainya yang semuanya sama tidak ada bedanya di pandang dari segi kemanusiaan.
2.      Tasyakuk (ekuivocal)
      Adalah kata yang mempunyai banyak arti yang semua arti itu tidak sama, seperti kata cahaya, cahaya pada matahari tidak sama dengan cahaya pada bulan, sebab cahaya pada matahari itu lebih menyengat  kuat dadri pada cahaya pada bulan.
3.      Takhaluf (disparitas)
Adalah suatu kata yang artinya tidak sama dengan kata lain atau sejumlah lafadz yang memiliki arti sendiri-sendiri seperti “manusia” dan kata “kuda”, dua kata yang berbeda  ini masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri yang berbeda sama sekali.
4.       Isytirok (hononim)
Adalah suatu kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Dalam kata lain: suatu kata yang sama menyatakan pengertian yang berlainan, seperti kata “amat” kata ini dapat berarti sangat danh suatu ketika kata ini bisa berarti nama orang. Contoh lain adalah kata dalam bahasa arab عين, kata ini dpt berarti mata dan juga dapat berarti sumber atau mata air.
5.      Mutaradif (sinonim)
Ialah sejumlah kata yang berbeda diartikan dengan pengertian yang sama, seperti kata; adat,aturan,kebiasaan,dan norma.;biaya, ongkos dan upah,;dalam bahasa arab seperti kata انسان dan بشر yang berarti manusia.
 




Pembagian Isim Dan Hubungan Lafadz Dengan Makna
  1. Pembagian isim
Isim dibagi menjadi dua belahan besar:
Ø   Belahan 1:dilihat dari segi mafhum
  Dilihat dari segi mafhum (konsep yang di kandungnya), isim di bagi menjadi dua yaitu kulli dan juz’i.
a.      Kulli
Kulli (isim kulli) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di sebutkan lantas menunjuk kepada semua arti atau maknanya.
Contoh:
“ketika kita menyebutkan nahr (sungai), maka semua sungai terkena kata nahr itu. Ketika menyebutkan rumah dan masjid,maka semua rumah dan masjid terkena kata rumah dan masjid itu”.

b.      Juz’i
Juz’i (isim juz’i) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di sebutkan  lantas menunjukkan kepada satu (bagian) saja dari keseluruhan makna yang di kandung oleh lafadz kulli.
Contoh:
“ketika kita menyebutkan nahr, semua sungai terkena ke dalamnya. Kata nahr, dalam hal itu adalah lafadz kulli,tetapi, ketika kita menyebutkan Nahr Nil maka kata ini berubah menjadi juz’i, karena yang terkena hanya sungai satu saja, yaitu sungai Nil dari keseluruhan sungai yang di kenai lafadz nahr.
  1. Pembagian kulli dan juz’i
Kulli dan juz’i harus di lihat juga dari pengertiannya yang lain, yaitu kulli dan kulliyat dan juz’i dan juz’iyyat.
1.      Kulli dan kulliyat
a) Kulli
Kulli mengandung arti mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu secara keseluruhan.
Contoh:
“orang kampung itu memindahkan sebuah rumah”
Ket: pernyataan di atas mengandung arti bahwa semua orang kampung itu (kulli) secara bersama-sama memindahkan sebuah rumah, bukan masing-masing mereka memindahkan bagian-bagian  rumah tersebut”.
b) Kulliyat
Kulliyat mengandung arti menetapkan suatu ketentuan ( hukum) atas sesuatu secara satu per satu.
Contoh:
“orang kampung itu memindahkan isi sebuah rumah”
Ket: pernyataan itu mengandung arti bahwa semua orang kampung itu secara masing-masing memindahkan seluruh isi rumah itu. Di antara mereka ada yang membawa piring,mangkok,kursi,meja,dan ada juga yang membawa perabotan-perabotan yang lainnya.
2.      Juz’i dan juz’iyyat
a.        Juz’i
Juz’i mengandung arti menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagian) secara keseluruhan dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
sebagian orang kampung itu memindahkan lemari besar dari sebuah gedung”
 Ket: pernyataan tersebut mengandung arti bahwa sebagian orang kampung itu secara bersama-sama mengangkat sebuah lemari besar dari sebuah gedung.
b.       Juz’iyyat
Juz’iyyat mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagia)n secara masing-masing dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
sebagian orang kampung itu memindahkan isi sebuah lemari besar dari sebuah gedung”.
Ket: pernyataan itu mengandung arti bahwa sebagian orang kampung tersebut secara masing-masing memindajkan isi lemari itu. Di antara mereka ada yang memindahkan pakaian,ada juga yang memindahkan perhiasan dan ada juga yang memindahkan isi yang lainnya.

Ø  Belahan 2: Di Lihat Dari Segi Ada Atau Tidak Adanya Madlul Yang Di Tunjuk

Di lihat dari ada atau tidak adanya madlul (yang di tunjuknya) sism itu di bagi menjadi tiga yaitu Mushalshal,ma’dul,dan ‘adami.
           
a.      Mushalshal
            Mushalshal adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada suatu benda yang ada atau suatu sifat yang ada.
Contoh:
Kota, sungai, surga, neraka: (suatu yang ada)
Alot, dermawan, sopan, pelit: (sifat yang ada)

b.      Ma’dul
            Ma’dul adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidakadaan sesuatu atau ketidak adaan sifat: (kebalikan mushalsha)l.
Contoh:
Bukan kota, bukan jakarta, tidak neraka, tidak surga, (ketidakadaan benda)
Tidak pelit, tidak alot, tidak dermawan, tidak jujur: (ketidak adaan sifat)

c.       ‘Adami
            ‘adami adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidak adaan sifat yang lazimnya ada.
Contoh:
Buta menunjuk kepada pengertian tidak melihat ,padahal melihat adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan.
Tuli menunjuk kepada pengertian tidak mendengar, padahal mendengar adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan
  1. Hubungan lafadz dengan makna
ونسبة الآالفاظ للمعاني   خمسة اقسام بلا نقصان
تواطؤ تشاكك تخالف    والاءشترك عكسه الترادف
“nisbat lafadz pada makna itu ada lima bagian, tanpa kurang”
yaitu tawathu’,tasyakuk,takholuf, dan isytirok, kebalikan isytirak adalah taraduf”
            Setiap kata yang yang mencakup atau universal (lafadz kull)i dilihat dari segi arti itu ada lima macam, yaitu:
1.      Tawathu’ (universal)
Adalah lafadz yang mempunyai banyak arti yang semua arti itu sama, seprti kata manusia. Kata manusia ini dapat menunjukkan beberapa individu, zaid, amr, bakar, ali, hasan, husen, dan sebagainya yang semuanya sama tidak ada bedanya di pandang dari segi kemanusiaan.
2.      Tasyakuk (ekuivocal)
      Adalah kata yang mempunyai banyak arti yang semua arti itu tidak sama, seperti kata cahaya, cahaya pada matahari tidak sama dengan cahaya pada bulan, sebab cahaya pada matahari itu lebih menyengat  kuat dadri pada cahaya pada bulan.
3.      Takhaluf (disparitas)
Adalah suatu kata yang artinya tidak sama dengan kata lain atau sejumlah lafadz yang memiliki arti sendiri-sendiri seperti “manusia” dan kata “kuda”, dua kata yang berbeda  ini masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri yang berbeda sama sekali.
4.       Isytirok (hononim)
Adalah suatu kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Dalam kata lain: suatu kata yang sama menyatakan pengertian yang berlainan, seperti kata “amat” kata ini dapat berarti sangat danh suatu ketika kata ini bisa berarti nama orang. Contoh lain adalah kata dalam bahasa arab عين, kata ini dpt berarti mata dan juga dapat berarti sumber atau mata air.
5.      Mutaradif (sinonim)
Ialah sejumlah kata yang berbeda diartikan dengan pengertian yang sama, seperti kata; adat,aturan,kebiasaan,dan norma.;biaya, ongkos dan upah,;dalam bahasa arab seperti kata انسان dan بشر yang berarti manusia.