Pembagian
Isim Dan Hubungan Lafadz Dengan Makna
- Pembagian isim
Isim dibagi menjadi dua belahan
besar:
Ø
Belahan
1:dilihat dari segi mafhum
Dilihat dari segi mafhum (konsep yang di
kandungnya), isim di bagi menjadi dua yaitu kulli dan juz’i.
a.
Kulli
Kulli
(isim kulli) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di
sebutkan lantas menunjuk kepada semua arti atau maknanya.
Contoh:
“ketika
kita menyebutkan nahr (sungai), maka semua sungai terkena kata nahr itu.
Ketika menyebutkan rumah dan masjid,maka semua rumah dan masjid terkena kata
rumah dan masjid itu”.
b.
Juz’i
Juz’i
(isim juz’i) adalah lafadz (kata-kata) mufrad yang ketika di sebutkan lantas menunjukkan kepada satu (bagian) saja
dari keseluruhan makna yang di kandung oleh lafadz kulli.
Contoh:
“ketika kita menyebutkan nahr, semua sungai terkena ke
dalamnya. Kata nahr, dalam hal itu adalah lafadz kulli,tetapi, ketika kita
menyebutkan Nahr Nil maka kata ini berubah menjadi juz’i, karena yang terkena
hanya sungai satu saja, yaitu sungai Nil dari keseluruhan sungai yang di kenai
lafadz nahr.
- Pembagian kulli dan juz’i
Kulli dan juz’i harus di lihat
juga dari pengertiannya yang lain, yaitu kulli dan kulliyat dan juz’i dan
juz’iyyat.
1.
Kulli
dan kulliyat
a) Kulli
Kulli
mengandung arti mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas
sesuatu secara keseluruhan.
Contoh:
“orang
kampung itu memindahkan sebuah rumah”
Ket: pernyataan di atas mengandung arti bahwa semua
orang kampung itu (kulli) secara bersama-sama memindahkan sebuah rumah,
bukan masing-masing mereka memindahkan bagian-bagian rumah tersebut”.
b) Kulliyat
Kulliyat
mengandung arti menetapkan suatu ketentuan ( hukum) atas sesuatu
secara satu per satu.
Contoh:
“orang
kampung itu memindahkan isi sebuah rumah”
Ket: pernyataan itu mengandung arti bahwa semua orang
kampung itu secara masing-masing memindahkan seluruh isi rumah itu. Di antara
mereka ada yang membawa piring,mangkok,kursi,meja,dan ada juga yang membawa
perabotan-perabotan yang lainnya.
2.
Juz’i
dan juz’iyyat
a.
Juz’i
Juz’i
mengandung arti menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagian)
secara keseluruhan dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
“sebagian
orang kampung itu memindahkan lemari besar dari sebuah gedung”
Ket: pernyataan tersebut mengandung
arti bahwa sebagian orang kampung itu secara bersama-sama mengangkat sebuah
lemari besar dari sebuah gedung.
b. Juz’iyyat
Juz’iyyat
mengandung arti menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas juz’i (sebagia)n
secara masing-masing dari yang juz’i (yang sebagian) itu.
Contoh:
“sebagian
orang kampung itu memindahkan isi sebuah lemari besar dari sebuah gedung”.
Ket:
pernyataan itu mengandung arti bahwa sebagian orang
kampung tersebut secara masing-masing memindajkan isi lemari itu. Di antara
mereka ada yang memindahkan pakaian,ada juga yang memindahkan perhiasan dan ada
juga yang memindahkan isi yang lainnya.
Ø Belahan 2: Di
Lihat Dari Segi Ada Atau Tidak Adanya Madlul Yang Di Tunjuk
Di
lihat dari ada atau tidak adanya madlul (yang di tunjuknya) sism itu di
bagi menjadi tiga yaitu Mushalshal,ma’dul,dan ‘adami.
a. Mushalshal
Mushalshal adalah lafadz mufrad yang menunjukkan
kepada suatu benda yang ada atau suatu sifat yang ada.
Contoh:
Kota, sungai, surga, neraka: (suatu yang ada)
Alot, dermawan, sopan, pelit: (sifat yang ada)
b. Ma’dul
Ma’dul
adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidakadaan sesuatu atau ketidak
adaan sifat: (kebalikan mushalsha)l.
Contoh:
Bukan kota, bukan jakarta, tidak neraka, tidak
surga, (ketidakadaan benda)
Tidak pelit, tidak alot, tidak dermawan, tidak
jujur: (ketidak adaan sifat)
c. ‘Adami
‘adami
adalah lafadz mufrad yang menunjukkan kepada ketidak adaan sifat yang lazimnya
ada.
Contoh:
Buta menunjuk kepada pengertian tidak melihat
,padahal melihat adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan.
Tuli
menunjuk kepada pengertian tidak mendengar, padahal mendengar adalah suatu
sifat yang lazimnya ada pada manusia dan hewan
- Hubungan lafadz dengan makna
ونسبة الآالفاظ للمعاني خمسة اقسام
بلا نقصان
تواطؤ تشاكك تخالف والاءشترك عكسه
الترادف
“nisbat
lafadz pada makna itu ada lima bagian, tanpa kurang”
“yaitu tawathu’,tasyakuk,takholuf, dan
isytirok, kebalikan isytirak adalah taraduf”
Setiap
kata yang yang mencakup atau universal (lafadz kull)i dilihat dari segi
arti itu ada lima macam, yaitu:
1.
Tawathu’
(universal)
Adalah
lafadz yang mempunyai banyak arti yang semua arti itu sama, seprti kata
manusia. Kata manusia ini dapat menunjukkan beberapa individu, zaid, amr,
bakar, ali, hasan, husen, dan sebagainya yang semuanya sama tidak ada bedanya
di pandang dari segi kemanusiaan.
2.
Tasyakuk
(ekuivocal)
Adalah kata yang mempunyai banyak arti yang semua
arti itu tidak sama, seperti kata cahaya, cahaya pada matahari tidak sama
dengan cahaya pada bulan, sebab cahaya pada matahari itu lebih menyengat kuat dadri pada cahaya pada bulan.
3.
Takhaluf
(disparitas)
Adalah
suatu kata yang artinya tidak sama dengan kata lain atau sejumlah lafadz yang
memiliki arti sendiri-sendiri seperti “manusia” dan kata “kuda”, dua kata yang
berbeda ini masing-masing mempunyai arti
sendiri-sendiri yang berbeda sama sekali.
4.
Isytirok (hononim)
Adalah
suatu kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Dalam kata lain: suatu kata
yang sama menyatakan pengertian yang berlainan, seperti kata “amat” kata ini
dapat berarti sangat danh suatu ketika kata ini bisa berarti nama orang. Contoh
lain adalah kata dalam bahasa arab عين, kata ini dpt berarti mata
dan juga dapat berarti sumber atau mata air.
5. Mutaradif (sinonim)
Ialah sejumlah kata
yang berbeda diartikan dengan pengertian yang sama, seperti kata;
adat,aturan,kebiasaan,dan norma.;biaya, ongkos dan upah,;dalam bahasa arab
seperti kata انسان dan بشر yang berarti manusia.