BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Telah kita ketahui, logika mempelajari cara
bernalar yang benar dan kita tidak bisa melaksakanya tanpa memiliki dahulu
pengetahuan yang menjadi promisnya. Bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu,
pasir dan semenya, sedangkan proses penalaran itu dapat kita samakan dengan
bagan atau arsitekturnya, dengan semen, batu dan pasir serta arsitektur yang
baik akan dihasilkan bangunan yang indah dan kokoh, dengan premis yang dapat
dipertanggungjawabkan dan melalui proses penalaran yang sah akan dihasilkan
kesimpulan yang benar.
Premis-premis dimana
logika bergelut berupa pernyataan berupa bentuk kata-kata meskipun dalam
penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan berupa rumus-rumus.
Kini kita telah
memasuki permasalahan kedua dalam logika yaitu btentang relasi antara
proposisi. Kita telah membahas struktur proposisi ketika kita membahas kata dan
berbsagai jenisnya, dan ketika kita menyelidiki proposisi, unsur-unsurnya dan
berbagai macamnya.
Apabila kita
menghadapi dua pernyataan yang berlawanan keduanya menginformasikan
permasalahan yang sama, begaimanakah menentukan kebenaran dua pernyataan tadi ?
benar keduanya, salah keduanya atau satu salah dan satu benar?
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
Opposisi?
2. Apa macam-macam
opposisi?
3. Bagaimana hubungan
antar proposisi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian OPPOSISI (Pertentangan)
Tanaqud (opposisi) ialah pertentangan yang terdapat pada dua proposisi yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi
beda dalam kuantitas atau kualitasnya, sehingga dapat menyebabkan yang lain
benar dan yang lain salah. Contoh:
a.
Semua manusia hewan
Sebagian manusia tidak hewan
b.
Santri pondok pesantren berbudi luhur
Santri pondok pesantren tidak berbudi luhur
Dalam kedua contoh a dan b diatas merupakan
suatu perlawanan dalam dua proposisi. Untuk mengambil kesimpulan dari dua
proposisi yang berbeda, tentu harus terpatokkan pada ilmu logika. Dalam ilmu
logika disebutkan: tak mungkin keterangan keduanya benar dan tak mungkin
keduanya salah, apabila yang satu benar maka yang lain pasti salah, dengan
demikian jalan selanjutnya dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu satunya
mesti benar dan yang benar adalah semua manusia adalah hewan,
setelah diteliti kebenaranya.[1]
B.
Pembagian OPPOSISI
1.
Sub kontraris
2.
Kontraris
3.
Sub alternasi
4.
Kontradiktoris
5.
Hubungan independen (tak bertautan)
6.
Hubungan ekuivalen (persamaan)
Keempat bentuk pertentangan dalam logika biasa
digambarkan dengan bujur sangkar dan garis silang berikut:
A : Universal Positif Semua S adalah P
I : Partikular Positif Sebagian S adalah P
E : Universal Negatif Semua S bukan P
O : Partikular Negatif Sebagian S bukan P
1.
Opposisi subkontraris
Hubungan antara dua proposisi/individual ( qodhiyah syakhshiyah) yang mempunyai
subyek dan predikat yang sama tetapi beda kualitasnya.
Jadi apabila proposisi (qodhiyah) itu
berupa individual ( syakhshiyah),
maka tanaqudh-nya hanya dengan mengubah kualitasnya (mujabah/salibah)
jadi adalah hubungan antara proposisi I dan O.
Contoh: I : Sebagian pedagang kikir
O : Sebagian pedagang tidak kikir
O : Sebagian mahasiswa tidak malas
I : sebagian mahasiswa malas
2.
Opposisi Kontraris
Hubungan yang terdapat antara dua proposisi
universal (qadhiyah kulliyah) yang mempunyai subyek dan predikat yang
sama tetapi beda kualitasnya.
Jadi, apabila proposisi (qodhiyah) itu
berupa general (muhmalah), maka tanaqudhnya hanya dengan merubah
kualitasnya. Jadi adalah hubungan A dan E.
Contoh: A : Semua politikus curang
E : Semua politikus tidak curang
E : Semua harimau tidak pemarah
A : Semua harimau pemarah
3.
Opposisi Subalternasi
Hubungan yang terdapat antara proposisi
universal (qadhiyah kulliyah) dan proposisi particular ( qadhiyah juziyyah) yang sama
kualitasnya.
Jadi apabila proposisi itu berupa qodhiyah
musyawarah ( juziyyah/kulliyah),
maka tanaqudhnya cukup mengubah Sur-nya (kualitasnya). Jadi ialah
hubungan antara proposisi A dan I serta E dan O.
Contoh: A : semua mahasiswa komplek c rajin
I : sebagian mahasiswa komplek c rajin
E : semua patriot tidak malas
O : sebagian patriot tidak malas
4.
Opposisi
Kontradiktaris
Yaitu pertentangan antara dua proposisi yang
mempunyai predikat yang sama, tetapi berbeda kualitas dan kuantitasnya.
Perbedaan kualitas adalah pertentangan antara sifat Afirmasi (mujabah)
dan Negasi (salibah). Sedangkan perbedaan kuantitas adadlah pertentangan
antara jumlah yaitu Universal (kulliyah) dan particular (juziyyah).
Jadi apabila proposisi itu berupa proposisi
Universal Afirmatif (qadhiyah kulliyah salibah ), maka tanaqudhnya
mesti berupa proposisi particular negative dan apabila proposisi itu berupa
proposisi Universal Negatif, maka tanaqudhnya mesti berupa proposisi
particular afirmasi(qadhiyah juziyyah salibah).
Jadi hubungan antara proposisi A dan O serta I
dan E. Opposisi kontradiktari adalah bentuk opposisi yang sempurna dalam
logoka.
Contoh: A : semua yang sukses rajin
O : sebagian yang sukses tidak rajin
E : semua yang soleh tidak pendengki
I : sebagian yang soleh pendengki
5.
Hubungan independen
(Tak bertautan)
Yaitu dua pernyataan mempunyai hubungan
independen manakala keduanya menampilkan permasalahan yang sama sekali
terpisah, serupa pernyataan berikut:
Kuda
Sumbawa kuat-kuat
Pohon
asam berakar tunggang
Semua
kelinci adalah lemah
Semua
kelinci pemakan daun-daunan
Bahasa
arab adalah sukar
Logika
adalah sukar
Hubungan independen mempunyai tabi’at: benar
salahnya pernyataan pertama tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya
pernyataan yang lain, kebenaran pernyataan kuda Sumbawa kuat-kuat tidak
dapat dipakai menentukan benar salahnya pernyataan pohon asam berakar tunggang,
begitu pula sebaliknya
6.
Hubungan ekuivalen
(persamaan)
Yaitu dua pernyataan mempunyai hubungan
ekuivalen mana kala keduanya mempunyai makna yang sama, seperti:
Semua
besi adalah logam
Sebagian
logam adalah besi
Sebagian
cendekiawan menjadi mentri
Sebagian
cendekiawan bukan tak menjadi mentri
Hubungan ekuivalen mempunyai tabiat: benar
salahnya pernyataan yang satu menentukan benar salahnya pernyataan yang lain.
Dengan perkataan lain, bila pernyataan yang satu benar, maka benar pula
pernyataan yang lain, bila pernyataan yang satu salah maka yang lain juga
mengikutinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanaqud (opposisi) ialah pertentangan yang terdapat pada dua proposisi yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi
beda dalam kuantitas atau kualitasnya, sehingga dapat menyebabkan yang lain
benar dan yang lain salah.
OPPOSISI dalam logika itu bentuknya ada 4
(empat0, yaitu:
1.
Sub kontraris
2.
Kontraris
3.
Sub alternasi
4.
Kontradiktoris
Sedangkan dalam ilmu logika ada 6 dengan ditambah:
5.
Hubungan independen (tak bertautan)
6.
Hubungan ekuivalen (persamaan)
DAFTAR PUSTAKA
H.M.Fadhil Said An-Nadwi,2005, Pengantar Ilmu Mantiq, Al-HIDAYAH,
Surabaya.
Drs. H. Mundiri, 2011, Logika, Raja Wali Pres. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar