Aku bukanlah seorang pujanga
Aku tak pandai merangkai untaian kata
Akupun tak tahu apa yang harus dikata
Aku hanya bisa mengatakan semoga engkau
yang disana selalu bahagia.
Desiran angin yang bersemilir, deburan
ombak yang menari–menari dibawah sinar mentari yang berseri-seri, dan
daun-daunan melambai-lambai menyambut kedatanganku, Kedatanganku yang penuh gunda
akan perasaan yang tak menentu.
Diujung nan jauh disana kupandang laut
yang tak bertepi, diiringi semilir angin dan gemuruh ombak, aku bingung apa
yang harus aku katakan kepadamu, ingin kukatakan kepada mu selamat ulang tahun,
tapi tahun itu tidak pernah terulang, walaupun orang-orang mengatakan engkau
dengan kata selamat ulang tahun. ingin kukatakan selamat bulan, tanggal atau
hari, tapi pun pula bulan, tanggal atau hari tersebut tidak pernah terulang
lagi. Ingin pula kukatakan selamat umurmu bertambah tapi hakekatnya umurmu
berkurang. Akupun terus memikirkan kata-kata
apa yang pantas tuk kukatakan padamu ditanggal 24 januari nanti, semakin kupikirkan
aku semakin bingung, bingung dan bahkan lebih bingung lagi. Terlintas dipikiranku
mungkin sebaiknya aku hanya bisa berdo’a untukmu, semoga engkau selalu bahagia
dan diberi keberkahan didalam umurmu dan menjadi yang lebih baik lagi, amin .
Lalu kukatakan kepadamu “selamat atas kesempatan yang telah diberikan oleh yang
maha pemberi kesempatan, lalu manfaatkanlah kesempatan itu, jangan engkau
sia-siakan, dan waktumu adalah sekarang” “ selamat berjuang”. Dan aku mohon maaf
atas semua kekhilafanku selama ini. Terutama di hari ini, dihari kebahagianmu,
aku tidak ada didekatmu dan bahkan aku tak bisa memberimu apapun bahkan, hanya
untuk mengucapan kata-kata selamat kepadamu akupun tak bisa. Semoga melalui goresan
tinta hitam disecarik kertas ini engkau mau memaafkanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar