Senin, 17 Maret 2014

ANTARA WAKTU DAN CINTA



Antara waktu dan cintta..                                                                          
Antara waktu dan cinta, ya pernyataan ini yangmana yang paling aku cintai
Ya waktulah yang paling ku cintai, karena waktu adalah kehidupan. Itu kata hasan al-banna. Dan, kehidupan kita adalah waktu yang kita miliki. Jika kita menyia-nyiakan waktu, berarti kita menyia-nyiakan kehidupan, sama artinya dengan membunuh diri kita sendiri karena nanti Allah akan menanyakan waktu yang kita gunakan dalam hidup kita.
Waktu adalah modal besar bagi kita, umat manusia. Karena, dalam waktu ada kekayaan. Ada rahasia yang sebenarnya  mudah kita cari untuk mendapatkan keuntungan besar dari Allah, jika kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.  Ingatlah kamu tentang lima perkara sebelum lima perkara, wasiat Rasulullah kepada Sayidina Ali .
“ingat waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu. Ingat masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Ingat kayamu sebelum datang miskinmu. Ingat saat lapangmu sebelum datang saat sempitmu. Puncaknya, ingat hidupmu  sebelum kematian menjemputmu.

Jadi intinya waktu amat berharga karena jika sudah berlalu, ia tak perna bisa kembali, walaupun sedetik. Satu lagu didalm waktu itu ada cinta .
Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa waktu itu lebih agung daripada cinta
Dikisah kan pada suatu zaman yang mana Zamanya tidak diketahui, itu terdapat sebuah pulau yang tak bernama, ada sebuah kehidupan. Pulau itu dihuni oleh Si Bahagia, si Sedih, Si Senang, Si Kaya, Si Miskin, Si Tanpan, Si Cantik,Si Jelek, dan Si Cantik. Mereka hidup berdampingan dalam kedamaian yang belum perna terjadi dipulau lainya. Seuatu haari, tiba-tiba ada badai dari laut mendadak pasang. Ombak bergulung-gulung,menghatam pulau itu. Semua penghuni panik. Mereka sibuk untuk menyelamatkan diri dan berebut untuk mendpatkan smpan yang jumlahnya terbatas.
Cinta, si makhluk yang lembut dan paling baik pun bingung karena tidak mendpatkan sampan,juga tidak bisa berenanag, sementara airsudah mencapai betisnya.
Ia berlari kesan-kemari, mintak tolong, tapi tak ada yang menolong. Ketika air sudah mencapai paha, Cinta mengais. Lalu ia berteriak pada Si Bahagia yang siappergi dengan sampanya. Tapi si Bahagia diam saja. Ia terlalu larut dalam kebahagiaanya karena bisa mendapatkan sampan untuk menyelamatkan diri.
Cinta lalu menghampiri si Sedih dan mintak pertolongan padanya. Si Sedih menjawab, maafkan aku, Cinta. Aku tak bisa membawamu karena aku pun terlalu sedih dengan takdir Tuhan ini. Aku tidak mau berbagi kesedihan  denganmu jika engkau ikut naik kesampanku ini. Mintak tolonglah pada si Senang,. Cinta lalu menghampiri si Senang dan mintak tolong padanya. Tapi, Si Senang  malah tertawa-tawa Saking  senangnya mendapatkan sampan, hingga permohonan Cinta tidak digublisnya. Cinta semakin sedih, sementara air sudah mulai mencapai pinggangnya.
Tapi ia tidak putus asa, dihampirinya si Kaya yang hendak pergi dengan membawa semuah harta kekayaanny. Si Kaya ini pun menolaknya dengan alasan perahunya telah dimuatisemua hartanya. Jika Cinta ikut naik, si Kaya takut tenggelam bersama harta kekayaannya.  Cinta mendatangi si Miskin, lalu mintak tolong padanya. Tapi, si Miskin tidak bisa juga menolongnya dengan menjawab, Sampanku ini aku beli dari hasil mengemis hinga kecil dan sempit. Kalau kau ikut naik, aku takut kita tengelam ditegah lautan. Mintak tolonglah pada si Tanpan Si Cantik yang naik sampan bersama. Cinta mendatangi mereka berdua. Tapi, keduanya seakan tidak mendengar permohonanya karena mereka sedang larut dalam pesona penampilan mereka.
Cinta menangis semakin sedih, apalagi ketika air sudah mencapai dadanya. Terakhir, ia melihat si Jelek  sedang mendayung melewatinya. Cinta pun mohon pertolonga padanya. Mohon maaf, Cinta. Aku tak pantas berdekatan denganmu karena aku ini jelek. Aku takut kau yang mulia terbawa sial sebab dekat denganku. Maafka aku, Cinta, jawab Si Jelek, lalu pergi  dari hadapan Cinta dengan sampannya. Cinta kini sendiri. Ia menangis tersedu-sedu, sementara air sudah sampai leherbya dan hampir membuat tenggelam.
Akhirnya, ia pun pasrah pada takdir yang akan menghampirinya. Namun, disaat air hampir meneggelamkannya, seorang kakek berpakaian putih  langsung menariknya hingga Cinta naik keayas sampannya. Cinta senang dengan pertolongan itu. Ia dibawa menuju sebuah pulau tak bernama. Ketika sampai di pantai pulau tak bernama itu, si kakek pergi beitu saja. Cinta yang terlalu senang jadi lupa menanyakan si apa gerangan kakek baik itu. Lalu, ia bertanya pada penduduk setempat mengenai kakek tersebut. Penduduk menjawab, “ Dialah Sang Waktu ”.
Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpilan, bahwa waktulah yang lebih agung daripada cinta, karena waktu itu tak pernah bisa ditentukan kapan datang dan perginya, meski sejatinya selalu aa disekitar kita dan lebih bisa menghargai cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar