Antara waktu dan cintta..
Antara waktu dan cinta, ya pernyataan ini yangmana yang
paling aku cintai
Ya waktulah yang paling ku cintai, karena waktu adalah
kehidupan. Itu kata hasan al-banna. Dan, kehidupan kita adalah waktu yang kita
miliki. Jika kita menyia-nyiakan waktu, berarti kita menyia-nyiakan kehidupan,
sama artinya dengan membunuh diri kita sendiri karena nanti Allah akan
menanyakan waktu yang kita gunakan dalam hidup kita.
Waktu adalah modal besar bagi kita, umat manusia. Karena,
dalam waktu ada kekayaan. Ada rahasia yang sebenarnya mudah kita cari untuk mendapatkan keuntungan
besar dari Allah, jika kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ingatlah kamu tentang lima perkara sebelum
lima perkara, wasiat Rasulullah kepada Sayidina Ali .
“ingat waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu. Ingat masa
mudamu sebelum datang masa tuamu. Ingat kayamu sebelum datang miskinmu. Ingat
saat lapangmu sebelum datang saat sempitmu. Puncaknya, ingat hidupmu sebelum kematian menjemputmu.
Jadi intinya waktu amat berharga karena jika sudah berlalu,
ia tak perna bisa kembali, walaupun sedetik. Satu lagu didalm waktu itu ada
cinta .
Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa waktu itu lebih
agung daripada cinta
Dikisah kan pada suatu zaman yang mana Zamanya tidak
diketahui, itu terdapat sebuah pulau yang tak bernama, ada sebuah kehidupan.
Pulau itu dihuni oleh Si Bahagia, si Sedih, Si Senang, Si Kaya, Si Miskin, Si
Tanpan, Si Cantik,Si Jelek, dan Si Cantik. Mereka hidup berdampingan dalam
kedamaian yang belum perna terjadi dipulau lainya. Seuatu haari, tiba-tiba ada
badai dari laut mendadak pasang. Ombak bergulung-gulung,menghatam pulau itu.
Semua penghuni panik. Mereka sibuk untuk menyelamatkan diri dan berebut untuk
mendpatkan smpan yang jumlahnya terbatas.
Cinta, si makhluk yang lembut dan paling baik pun bingung
karena tidak mendpatkan sampan,juga tidak bisa berenanag, sementara airsudah
mencapai betisnya.
Ia berlari kesan-kemari, mintak tolong, tapi tak ada yang
menolong. Ketika air sudah mencapai paha, Cinta mengais. Lalu ia berteriak pada
Si Bahagia yang siappergi dengan sampanya. Tapi si Bahagia diam saja. Ia
terlalu larut dalam kebahagiaanya karena bisa mendapatkan sampan untuk
menyelamatkan diri.
Cinta lalu menghampiri si Sedih dan mintak pertolongan
padanya. Si Sedih menjawab, maafkan aku, Cinta. Aku tak bisa membawamu karena
aku pun terlalu sedih dengan takdir Tuhan ini. Aku tidak mau berbagi
kesedihan denganmu jika engkau ikut naik
kesampanku ini. Mintak tolonglah pada si Senang,. Cinta lalu menghampiri si
Senang dan mintak tolong padanya. Tapi, Si Senang malah tertawa-tawa Saking senangnya mendapatkan sampan, hingga
permohonan Cinta tidak digublisnya. Cinta semakin sedih, sementara air sudah
mulai mencapai pinggangnya.
Tapi ia tidak putus asa, dihampirinya si Kaya yang hendak
pergi dengan membawa semuah harta kekayaanny. Si Kaya ini pun menolaknya dengan
alasan perahunya telah dimuatisemua hartanya. Jika Cinta ikut naik, si Kaya
takut tenggelam bersama harta kekayaannya.
Cinta mendatangi si Miskin, lalu mintak tolong padanya. Tapi, si Miskin
tidak bisa juga menolongnya dengan menjawab, Sampanku ini aku beli dari hasil
mengemis hinga kecil dan sempit. Kalau kau ikut naik, aku takut kita tengelam
ditegah lautan. Mintak tolonglah pada si Tanpan Si Cantik yang naik sampan
bersama. Cinta mendatangi mereka berdua. Tapi, keduanya seakan tidak mendengar
permohonanya karena mereka sedang larut dalam pesona penampilan mereka.
Cinta menangis semakin sedih, apalagi ketika air sudah
mencapai dadanya. Terakhir, ia melihat si Jelek
sedang mendayung melewatinya. Cinta pun mohon pertolonga padanya. Mohon
maaf, Cinta. Aku tak pantas berdekatan denganmu karena aku ini jelek. Aku takut
kau yang mulia terbawa sial sebab dekat denganku. Maafka aku, Cinta, jawab Si
Jelek, lalu pergi dari hadapan Cinta
dengan sampannya. Cinta kini sendiri. Ia menangis tersedu-sedu, sementara air
sudah sampai leherbya dan hampir membuat tenggelam.
Akhirnya, ia pun pasrah pada takdir yang akan
menghampirinya. Namun, disaat air hampir meneggelamkannya, seorang kakek
berpakaian putih langsung menariknya
hingga Cinta naik keayas sampannya. Cinta senang dengan pertolongan itu. Ia
dibawa menuju sebuah pulau tak bernama. Ketika sampai di pantai pulau tak
bernama itu, si kakek pergi beitu saja. Cinta yang terlalu senang jadi lupa
menanyakan si apa gerangan kakek baik itu. Lalu, ia bertanya pada penduduk
setempat mengenai kakek tersebut. Penduduk menjawab, “ Dialah Sang Waktu ”.
Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpilan, bahwa waktulah
yang lebih agung daripada cinta, karena waktu itu tak pernah bisa ditentukan
kapan datang dan perginya, meski sejatinya selalu aa disekitar kita dan lebih
bisa menghargai cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar