Jumat, 01 Maret 2013

MALALAH FILSAFAT ILMU


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Untuk apa orang belajar filsafat? Pertanyaan semacam ini sering dilontarkan oleh para pelajar filsafat, karena mereka melihat bahwa secara material, filsafat tidak memiliki sumbangsih. Kita sebagai pemula kerap kali berpikir mengenai untuk apa filsafat diajarkan dan manfaat apa yang diperoleh dari belajar filsafat karena kita sudah memiliki ilmu dan pengetahuan tentang segala sesuatu dari penelitian para ilmuan, Menurut para kalangan filosof kunci peradaban bermula dari filsafat yang berawal dari pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan. Oleh karena itu pembahasan kali ini berbicara perihal beberapa catatan pokok tentang kedudukan, fungsi dan tujuan filsafat dalam kehidupan manusia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaiman kedudukan Filsafat dalam kehidupan manusia?
2.      Apa saja Fungsi filsafat dalam kehidupan manusia?
3.      Tujuan apa yang ingin dicapai filsafat dalam kehidupan manusia?







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan
Dalam kehidupan dan ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan central, asal atau pokok. karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia di bidang rohaniah untuk mencapai kebenaran atau pengetahuaaan. lambat laun sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau sesuatu hal dari beberapa sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal-hal yang khusus.kemudian pembahasan tentang kedudukan atau hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan atau berfikir filosofis dan berfikiran akan melengkapi uraian ini dengan piaget tentang etismologigenetis .yaitu fase-fase berfikir dan pikiran manusia mengambil contoh perkembanganakan mulai dari tahun pertama usia anak hingga dewasa.

B.     Fungsi Filsafat dalam kehidupan
Melalui pemikiran filsafat, manusia dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu di antara kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada ketika itu. Dalam hal ini manusia yang mampu mengadakan pilihan-pilihan yang tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi, bisa dikatakan belajar mendekati “kebijaksanaan”.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik dan secara historis.
Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.
Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya  tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat:
1)      Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.
2)      Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan saat ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara dogmatisdan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif.
3)      Pendasaran metodis dan wawasan  lebih mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi.
Dapat dikatakan bahwa filsafat sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, pengarang, dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, termasuk kiayi, pendeta, pastur,dan teolog.
C.    Tujuan Filsafat dalam Kehidupan
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pelajaran filsafat adalah sebagai berikut :
a.       Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri.
b.      Pelajaran ilsafat mengajar dan melatih kita memandang dengan luas, menyembuhkan kita dari kepicikan, dari “Aku isme”.
c.       Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.
Jika dipandang menurut isinya maka tujuan pelajaran filsafat antara lain :
a.       Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan pandangan yang syntesis pula sehinggga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan.
b.      Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Oleh karena itu mengetahui kebenaran-kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri. Hal ini akan tampak betul terutama dalam Etika.
c.       Khususnya bagi seorang pendidik (Paedagog) filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan  lainnya mengenai manusia seperti : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan sebagainya.
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Berbeda dengan Soemadi Soerjabrata, yang berpendapat bahwasanya mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Filsafat mempunyai kedudukan yang sentral bagi kehidupan manusia karena filsafat adalah pokok atau induk dari segala ilmu pengetahuan. Tanpa adanya cara berfikir filsafat yang mana meliputi cara berfikir logis, rasional, universal, kritis, radikal, fundamental, sistematis serta transformatif mungkin tak akan ada ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Melalui pemikiran filsafat, manusia dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu di antara kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada ketika itu. Jadi bisa dikatakan salah fungsi pelajaran filsafat adalah untuk melatih kita memandang segala sesuatu secara luas. Sedangkan tujuan filsafat itu sendiri adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).








Daftar Pustaka

Achmadi, Asmoro. 2008, Filsafat Umum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Latifah, Laely. 2012, Pengertian Dan Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Kehidupan Manusia, (http://laelylatifah.wordpress.com). Posted: Januari 8, 2012 in.
Learn to become wises. 2012,  Fungsi filsafat dalam kehidupan, (http://arkoun.multiply.com).
Salam, Burhanuddin. 2009, Pengantar Filsafat, Cetakan kedelapan, Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar