BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk apa orang belajar filsafat? Pertanyaan
semacam ini sering dilontarkan oleh para pelajar filsafat, karena mereka
melihat bahwa secara material, filsafat tidak memiliki sumbangsih. Kita sebagai
pemula kerap kali berpikir mengenai untuk apa filsafat diajarkan dan manfaat
apa yang diperoleh dari belajar filsafat karena kita sudah memiliki ilmu dan
pengetahuan tentang segala sesuatu dari penelitian para ilmuan, Menurut para
kalangan filosof kunci peradaban bermula dari filsafat yang berawal dari
pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan. Oleh karena itu pembahasan
kali ini berbicara perihal beberapa catatan pokok tentang kedudukan, fungsi
dan tujuan filsafat dalam kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman kedudukan Filsafat dalam kehidupan manusia?
2. Apa saja Fungsi filsafat dalam kehidupan manusia?
3. Tujuan apa yang ingin dicapai filsafat dalam kehidupan manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan
Dalam kehidupan dan ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan central,
asal atau pokok. karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha
manusia di bidang rohaniah untuk mencapai kebenaran atau pengetahuaaan. lambat
laun sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau
sesuatu hal dari beberapa sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan
hal-hal yang khusus.kemudian pembahasan tentang kedudukan atau hubungan antara
filsafat dan ilmu pengetahuan atau berfikir filosofis dan berfikiran akan
melengkapi uraian ini dengan piaget tentang etismologigenetis .yaitu fase-fase
berfikir dan pikiran manusia mengambil contoh perkembanganakan mulai dari tahun
pertama usia anak hingga dewasa.
B. Fungsi Filsafat dalam kehidupan
Melalui pemikiran filsafat, manusia
dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu di antara
kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala
kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada
ketika itu. Dalam hal ini manusia yang mampu mengadakan pilihan-pilihan yang
tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi, bisa dikatakan belajar mendekati
“kebijaksanaan”.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi
filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar
manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi
filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang
realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis).
Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik dan secara
historis.
Pertama secara sistematis. Artinya filsafat
menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam
manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah,
tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.
Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di
situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari
jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof
terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemampuan ini memberikan
sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang
memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau
mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual
dalam masyarakat:
1) Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan
mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia
paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh
pemikir-pemikir besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri
diperluas.
2) Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis
argumentasi-argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan, dan
legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia.
Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru
kemampuan ini sangat diperlukan saat ini di mana kebudayaan merupakan pasaran
ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan politis yang mampu membujuk manusia
untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat
diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara
dogmatisdan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan
argumentatif.
3) Pendasaran metodis dan wawasan lebih
mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk
teologi.
Dapat dikatakan bahwa filsafat sangat
diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, pengarang, dan penerbit,
budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, termasuk kiayi,
pendeta, pastur,dan teolog.
C. Tujuan Filsafat dalam Kehidupan
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pelajaran
filsafat adalah sebagai berikut :
a. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri.
b. Pelajaran ilsafat mengajar dan melatih kita memandang dengan luas,
menyembuhkan kita dari kepicikan, dari “Aku isme”.
c. Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir
sendiri.
Jika dipandang menurut isinya maka tujuan
pelajaran filsafat antara lain :
a. Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan pandangan yang syntesis
pula sehinggga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan.
b. Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Oleh karena itu mengetahui
kebenaran-kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita
sendiri. Hal ini akan tampak betul terutama dalam Etika.
c. Khususnya bagi seorang pendidik (Paedagog) filsafat mempunyai kepentingan
istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya mengenai manusia
seperti : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan sebagainya.
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi
kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan
kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib,
akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat
memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut.
Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran,
kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah
tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Berbeda dengan Soemadi Soerjabrata, yang
berpendapat bahwasanya mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan
pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui,
tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa
filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan
untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus
hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup
agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu,
baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik
(hakikat keaslian).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat mempunyai kedudukan yang sentral bagi
kehidupan manusia karena filsafat adalah pokok atau induk dari segala ilmu
pengetahuan. Tanpa adanya cara berfikir filsafat yang mana meliputi cara
berfikir logis, rasional, universal, kritis, radikal, fundamental, sistematis
serta transformatif mungkin tak akan ada ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Melalui pemikiran filsafat, manusia
dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu di antara
kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala
kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada
ketika itu. Jadi bisa dikatakan salah fungsi pelajaran filsafat adalah untuk
melatih kita memandang segala sesuatu secara luas. Sedangkan tujuan filsafat itu
sendiri adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran
berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Daftar Pustaka
Achmadi, Asmoro. 2008, Filsafat Umum, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Latifah, Laely. 2012, Pengertian Dan
Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Kehidupan Manusia, (http://laelylatifah.wordpress.com).
Posted: Januari 8, 2012 in.
Learn to become wises. 2012, Fungsi filsafat dalam kehidupan, (http://arkoun.multiply.com).
Salam, Burhanuddin. 2009, Pengantar
Filsafat, Cetakan kedelapan, Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar