BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kehadiran
agama islam yang dibawah Nabi Muhammad Saw.Diyakinkan dapat mewujudkan
kesejahteraan kehidupan lahir dan batin.dengan Aqur’an dan hadist,serta ijma’
dan qiyas
sebagai
sumber ajaran dan hukum yang telah disepakati.
Mata pelajaran al-Qur’an hadist merupakan salah satu mata pelajaran
pendidikan agama islam,dalam mata pelajaran ini hendaknya kita selaku tenaga
pengajar mengetahui metode aplikasi rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs / MA dan garis besar pelajaran alqur’an hadist,dengan kita memahami dan
memperaktekan semuanya itu,maka akan tercapailah keberhasilan apa yang telah
kita rumuskan didalam kompetensi dasar.
Oleh karna itu,kami selaku
pemakalah mengakat tema ini,dengan tujuan agar tercapainya keberhasilan apa
yang telah kita rumuskan didalam kompetensi dasar.
1.2. Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian metode ?
2.
Bagaimana metode mengaplikasi rumusan
kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs / MA ?
3.
Apa
saja Garis Besar Materi Pembelajaran Al-Qur’an Kelas VIII
Semester 2 dan Kelas IX Madrasah Tsanawiyah ?
4.
Apa faktor yang mempengaruhi baik
dari dalam diri (faktor internal), dari luar (faktor external),perestasi
perserta didik setelah meangaplikasikan
rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist MTs/MA?
1.3. Tujuan masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan hendak
dicapai adalah untuk mengetahui metode-metode mengaplikasi rumusan kompetensi
dasar al-Qur’an hadist MTs / MA dan mengetahui Garis
Besar Materi Pembelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Semester 2 dan Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah.
BAB II
Pembahasan
2.1.Pengertian Metode
Dalam proses pendidikan islam
pendidikan,metode mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana yang
mempermaknakan materi pelajaran yang tersusun
dalam kurikulum pendidikan sedemikian
rupa sehinga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi
pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Jadi metode dari segi bahasa berasal
dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.meta berarti
“melalui” dan hodos berarti
“jalan” atau “cara”.dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan
yang harus dilaalui untuk mencapai suatu tujuan[1].Selain itu adapula
yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan,menguji,dan
meyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut[2]. Ada lagi pendapat
yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan.[3]
2.2. Metode-metode mengaplikasi rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs / MA
1.Metode
teladan
Dalam Al-Qur’an telada diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian
diberi sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti baik
.sehingga terdapat ungkapan uswtun hasanah yang artinya teladan yang baik. Seperti dalam ayat
yang artinya ; dalam diri rosulullah itu kamu dapat menemukan teladan yang
baik.( Q.S.al-Ahzab,33: 21)
Jadi dalam
metode ini seorang pengajar harus menjadi panutan yang baik murid-muridnya.dan
melaksanakan apa yang sebulum ia sampaikan.
2.Metode kisah-kisah
Didalam Al-Qur’an selain terdapat nama surat-surat
yaitu surat
al-Qoshos yang berarti
cerita-cerita atau kisah-kisah.
Dalam metode ini seorang pengajar
menceritakan kisah-kisah yang mana dapat diambil sebuah pelajaran yang positif
dalam kisah tersebut,misalnya : kisah–kisah para nabi-nabi terdahulu dan
lain-lain.
3.Metode nasehat
Metode ini
menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia
kepada ide yang dikehendakinya.misalnya seperti
nasehat nabi Sholeh ketika meninggalkan kaumnya berkata : “hai kaumku sesungguhnya aku
telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku,dan aku telah member nasehat
kepadamu,tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat.”(
Q.S.7:79).
4.Metode pembiasaan
Cara lain
yang digunakan oleh Al-Qur’an dalam memberikan materi pendidikan adalah melalui
pembiasaan yang dilakukan secara bertahap.dalam hal ini termasuk merubah
kebiasaan-kebiasaan yang negatif.Kebiasaan ditempatkan oleh manusia sebagai
sesuatu yang istimewah.
5.Metode hukum dan
ganjaran
Muhammad
Quthb mengatakan : “ bila teladan dan nasehat tidak mampu,maka pada waktu itu
harus diadakan tindakan tegas yang dapat meletakan persoalan ditempat yang
benar.tindakan itu adalah hukuman.”©[4]
6.Metode ceramah
Ceramah
atau khutbah termasuk cara yang paling banyak digunakan dalam
mennyampaikan atau mengajak orang lain mengikuti ajaran yang telah
ditentukan.metode ceramah ini dekat dengan kata tabligh yaitu
menyampaikan suatu ajaran.
7.Metode diskusi
Metode
diskusi juga diperhatikan oleh Al-Qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia
dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka
terhadap suatu masalah.
8.Metode lainnya
Metode perintah dan larangan metode
pemberian suasana,metode mendidik secara kelompok,metode intruksi,metode
bimbingan dan penyuluhan ,metode perumpamaan,metode taubat dan ampunan,dan
metode pengajian.
2.3. Garis Besar Materi
Pembelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Semester 2 dan Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah
Keberhasilan kegiatan
belajar-mengajar atau kegiatan pembelajaran bertumpu pada banyak hal, di
antaranya adalah peran dan profesionalisme pendidik, kelengkapan kurikulum,
kesempurnaan materi pelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana, serta
antusiasme peserta didik. Ketiadaan satu faktor saja dari beberapa faktor di
atas dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi timpang dan tidak sempurna.
Dengan demikian, terpenuhinya beberapa faktor di atas menjadi sebuh keniscayaan
dalam kegiatan belajar-mengajar.
Di antara beberapa faktor yang
menunjang keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, materi pelajaran termasuk hal
yang cukup penting. Sebab, materi pelajaran merupakan substansi yang akan
diajarkan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahkan,
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa bahan pelajaran atau materi pelajaran
merupakan unsur inti dalam kegiatan belajar-mengajar, karena memang bahan
pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh para siswa[5]. Adapun definisi
materi pelajaran adalah salah satu sumber belajar yang berisi pesan dalam
bentuk konsep, prinsip, definisi, gugus isi atau konteks, data dan fakta,
proses, nilai, serta kemampuan dan keterampilan. Materi pelajaran yang akan
dikembangkan oleh guru mengacu pada kurikulum atau terdapat dalam silabus yang
penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan lingungan peserta didik.[6]
Dalam makalah sederhana ini,
penulis akan mencoba memetakan ruang lingkup materi pelajaran Al-Qur’an Hadis
tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), terutama Kelas VIII Semester 2 dan Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Setelah melakukan pemetaan atas materi pelajaran,
penulis mencoba menganalisisnya dengan menggunakan perspektif pilar-pilar
ajaran Islam. Dari pembahasan sederhana ini, diharapkan akan diketahui garis
besar materi pelajaran Al-Qur’an Hadis tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk
kemudian bisa diperoleh celah-celah untuk mengevaluasi dan mengembangkan bahan
ajar materi pelajaran Al-Qur’an Hadis tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs).
A.
Pengertian Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadis
Sebelum memaparkan lebih lanjut
definisi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, berikut ini akan penulis kemukakan
cakupan materi ajaran agama Islam. Menurut Erwin Yudi Prahara[7], materi ajaran agama
Islam dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama, materi dasar, yaitu
materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajaran yang
bersangkutan dan diharapan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok
individu “berpendidikan” yang diidealkan. Di antara materi yang masuk dalam kelompok
ini adalah Tauhid atau Akidah (dimensi kepercayaan), Fikih (dimensi perilaku
ritual dan sosial), dan Akhlak (dimensi komitmen). Kedua, materi
sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar untuk
mengembangkan lebih lanjut materi dasar. Dengan kata lain, materi ini menjadi
landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Materi yang masuk dalam kelompok
ini adalah Al-Qur’an dan Hadis.
Ketiga, materi instrumental, yaitu materi yang secara
tidak langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya
sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar
keberagamaan. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Bahasa Arab. Keempat,
materi pengembang personal, yaitu materi yang secara tidak langsung
meningkatkan keberagamaan ataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk
kepribadian yang sangat diperlukan dalam “kehidupan beragama”. Materi yang
masuk dalam kelompok ini adalah sejarah kehidupan manusia, baik sejarah di masa
lampau maupun di masa kontemporer. Materi ini biasanya diimplementasikan dalam
materi Sejarah Kebudayaan Islam.
Dengan demikian, materi ajaran
agama Islam terdiri atas Tauhid/Akidah, Fikih/Ibadah, Akhlak, Al-Qur’an Hadis,
Bahasa Arab, dan Tarikh Islam/Sejarah Kebudayaan Islam. Sebenarnya, materi ini
dapat dikembangkan dan diperluas. Apalagi kalau memakai perspektif
integrasi-interkoneksi yang diusulkan oleh M. Amin Abdullah. Sehingga, materi
ajaran agama Islam tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu keislaman semata, tetapi
juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagamaan Islam secara
komprehensif. Akan tetapi, untuk tingkat madrasah, penulis kira enam materi
ajaran agama Islam di atas sudah memadai.
Selanjutnya,
secara definitif, mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah mata pelajaran agama Islam
yang titik tekannya bertumpu pada kemampuan membaca Al-Qur’an dan hadis,
pemahaman surat-surat pendek, serta mengaitkan kandungan Al-Qur’an dan hadis
dengan kehidupan sehari-hari. Biasanya mata pelajaran ini diajarkan kepada
siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah
Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (dulu bernama MAPK dan MAK).[8] Sebagaimana
dikemukakan di depan, mata pelajaran Al-Qur’an Hadis menjadi landasan yang akan
mengokohkan materi lainnya, yakni Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan
Islam, dan Bahasa Arab.
B.
Karakteristik Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadis
1. Fungsi
Fungsi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadis tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain dalam rumpun pelajaran
agama Islam dan Bahasa Arab yang diajarkan di madrasah. Adapun fungsi mata
pelajaran Al-Qur’an Hadis, dan juga mata pelajaran agama lainnya, adalah untuk
memotivasi peserta didik agar mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan
akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari.[9] Fungsi mata pelajaran
Al-Qur’an Hadis dan juga mata pelajaran agama lainnya ini selaras dengan
ungkapan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 yang menegaskan
bahwa pendidikan agama “merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan
terhadap tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik
yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional”. Adapun fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis secara khusus
adalah menjadi landasan yang akan mengokohkan materi dasar.[10]
2. Tujuan
Tujuan
mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah:
a.
Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an dan hadis.
b.
Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
c.
Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah, terlebih shalat, dengan
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat atau ayat dalam
surat-surat pendek yang mereka baca.[11]
3. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang
lingkup materi dan ruang lingkup penyajian materi. Ruang lingkup materi mata
pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas
IX dapat dipetakan sebagai berikut.[12]
a. Kelas VIII Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan.
|
1.1
Menerapkan hukum bacaan laam dan ra’ dalam Q.S. al-Humazah dan
Q.S. at-Takatsur.
|
2.
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menimbun harta
(serakah).
|
2.1
Memahami isi kandungan Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur
2.2
Memahami keterkaitan isi. kandungan Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur
tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagian hakiki dalam fenomena
kehidupan.
2.3
Menerapkan kandungan Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur dalam fenomena
kehidupan sehari-hari dan akibatnya.
|
3.
Memahami hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
|
3.1
Menulis hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
3.2
Menerjemahkan makna hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
4.3
Menghafal hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
5.4
Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku keseimbangan
hidup di dunia dan akhirat dalam fenomena kehidupan dan akibatnya.
|
b. Kelas IX Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan.
|
1.1
Menerapkan hukum mad shilah dalam Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S.
az-Zalzalah.
1.2
Menerapkan hukum mad laazim mukhaffaf kilmii, mad laazim mutsaqqal
kilmii, dan mad farqi dalam Al-Qur’an.
|
2.
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam.
|
2.1
Memahami isi kandungan Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah tentang hukum
fenomena alam.
2.2
Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah
tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan.
2.3
Menerapkan isi kandungan Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah dalam fenomena
kehidupan sehari-hari dan akibatnya.
|
3.
Memahami hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
|
3.1
Menulis hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
3.2
Menerjemahkan makna hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
3.3
Menghafal hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
3.4
Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya.
|
c. Kelas IX Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan.
|
1.1
Menerapkan hukum bacaan mad, laam, dan ra’ dalam Q.S.
al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq.
1.2
Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfii dan mad
laazim mutsaqqal harfii dalam Al-Qur’an.
|
2.
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menghargai waktu dan
menuntut ilmu.
|
2.1
Memahami isi kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq tentang menghargai
waktu dan menuntut ilmu.
2.2
Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq tentang
menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan.
2.3
Menerapkan kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq tentang menghargai waktu
dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan sehari-hari.
|
3.
Memahami hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu.
|
3.1
Menulis hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu.
3.2
Menerjemahkan makna hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu.
3.3
Menghafal hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu.
3.4
Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku menuntut ilmu dan
menghargai waktu dalam fenomena kehidupan dan akibatnya.
|
Berdasarkan
ruang lingkup materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
semester 2 dan Kelas IX sebagaimana dipetakan dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (SKKD) di atas, maka materi Al-Qur’an untuk Madrasah
Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX meliputi:
a.
Menimbun harta; menjelaskan kandungan Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur
(Kelas VIII semester 2).
b.
Hukum fenomena alam; menjelaskan kandungan Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah
(Kelas IX semester 1).
c.
Menghargai waktu dan menuntut ilmu; menjelaskan kandungan Q.S. al-‘Ashr dan
Q.S. al-‘Alaq (Kelas IX semester 2).
Adapun
ruang lingkup penyajian materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah
Tsanawiyah menurut Peraturan Menteri Agama (Permenag) Tahun 2008 meliputi:
d.
Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
e.
Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan
hadis dalam memperkaya khazanah intelektual.
f.
Menerapkan isi kandungan ayat atau hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata
dalam kehidupan sehari-hari.[13]
C. Ruang Lingkup Materi Pelajaran Al-Qur’an Hadis dalam
Perspektif Pilar-pilar Agama Islam
Dalam menganalisis ruang lingkup
dan garis besar materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
semester 2 dan Kelas IX, penulis mengajukan satu pertanyaan kunci: sudahkah
keseluruhan isi materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Tsanawiyah
(MTs), khususnya materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah
Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, mencakup pilar-pilar ajaran Islam?
Lantas,
apa saja pilar-pilar ajaran Islam itu? Mengutip penjelasan Mohammad Daud Ali,
kerangka dasar ajaran Islam terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak.[14] Pemetaan kerangka
dasar ajaran Islam ini didasarkan pada sistematika iman, Islam, dan ihsan yang
berasal dari Nabi Muhammad saw.[15] Secara definitif, akidah
merupakan penjabaran konsep iman, syariah merupakan penjabaran konsep Islam
yang direalisasikan lewat ibadah serta muamalah, dan akhlak merupakan
penjabaran konsep ihsan.[16] Dari ketiga prinsip
dasar inilah lahir berbagai macam kajian keislaman, seperti akidah, akhlak,
fikih, tafsir, hadis, tarikh, dan sebagainya.
Berdasarkan kerangka pilar-pilar
agama Islam (akidah, syariah, akhlak) inilah penulis mencoba menganalisis dan
memetakan materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Tsanawiyah
(MTs), khususnya materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah
Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, yang penulis gambarkan dalam bagan berikut
ini.
No.
|
Materi Pelajaran Al-Qur’an
|
Sebaran
|
Pilar-pilar Islam
|
1
|
Menimbun
harta (serakah) → cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki
|
Kelas
VIII Semester 2
|
Muamalah
(Syariah)
Akhlak
|
2
|
Hukum
fenomena alam
|
Kelas
IX Semester 1
|
Akidah
|
3
|
Menghargai
waktu dan menuntut ilmu
|
Kelas
IX Semester 2
|
Akhlak
Ibadah
|
Berdasarkan
pemetaan di atas, penulis menyimpulkan bahwa materi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX masih kurang
komprehensif, yakni kurang mencakup pilar-pilar dan dasar-dasar ajaran Islam
secara keseluruhan. Walaupun demikian, sebaran materi pelajaran Al-Qur’an Hadis
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX sudah lumayan seimbang,
dalam arti mencoba merangkul pilar-pilar akidah, syariah, dan akhlak.
2.4. faktor yang mempengaruhi baik
dari dalam diri (faktor internal), dari luar (faktor external),perestasi perserta didik setelah meangaplikasikan rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs/MA
Prestasi
belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal), dari luar
(faktor external) individu, maupun faktor pendekatan pembelajaran. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali
artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya.
1. Yang
tergolong faktor internal adalah:
A.
Faktor jasmaniah (psikologis)
yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu jug akan cepat lelah,
kurang bersemangat dan kelainan fungsi alat tubuh lainnya.
B.
Faktor-faktor psikologis baik yang bersifat
bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri atas:
Ø
Faktor intelektif yang meliputi:
a)
Faktor Potensial yaitu kecerdasan dan bakat
b)
Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
a)
Perhatian
Untuk
menjamin hasil belajar siswa yang baik, siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak usah lagi belajar. Dan yang
terjadi prestasi belajar siswa menurun karena bahan pelajaran yang disajikan
kurang dalam dan menarik perhatian siswa[18].
b)
Bakat
Adalah
kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih karena ia senang
belajar dan lebih giat lagi dalam belajarnya. Penting untuk mengetahui bakat
siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya[19].
c)
Minat
Minat
yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk
mencapai/memperoleh benda/tujuan yang diminati tersebut. Timbulnya minat
belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk
menaikkan martabat/memperoleh pekerjaan yang serta hidup senang dan bahagia.
Minat yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat
belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
d)
Motivasi
Dalam
kegiatan belajar, berlangsungnya proses pembelajaran dan keberhasilan bukan
hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga faktor-faktor non
intelektual termasuk motivasi.
Kuat
lemahnya motivasi belajar seseorang turu mempengaruhi keberhasilannya dalam
prestasi belajar, karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama dari
yang berasal dari diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh
tantangan dan harus dihadapi untuk menggapai cita-cita.
e)
Kebutuhan
Seseorang
anak akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila ia merasa
membutuhkan/merasakan adanya kebutuhan. Kebutuhan ini menimbulkan keadaan yang
tidak seimbang pada ketegangan yang meminta pemuasan agar kembali pada keadaan
yang seimbang[20].
2. Faktor
Eksternal Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Adalah:
1)
Faktor sosial yang terdiri atas
a)
Lingkungan keluarga
Faktor
orang tua sangat besar pengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, dan seterusnya. Semuanya itu turut
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar anak.
Disamping
itu, faktor keadaan rumah tangga juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.
b)
Lingkungan sekolah
Keadaan
sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar,
kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,
keadaan fasilitas sekolah dan sebagainya.
c)
Lingkungan Masyarakat
Keadaan
masyarakat yang menentukan prestasi belajar, bila di sekitar tempat tinggal
keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama
anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi, moralnya baik. Hal ini akan mendorong
anak lebih giat belajar, dan begitupun sebaliknya.
2)
Faktor Budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
3)
Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan
sebagainya
4)
Faktor lingkungan spiritual/keagamaan
5)
Faktor pendekatan belajar
Pendekatan
belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Strategi
dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah mencapai tujuan belajar tertentu. [21]
2.5. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN :
AL-QUR’AN HADITS
KELAS X
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Mampu mendefinisikan Al-Qur’an dan wahyu, memahami cara dan
hikmah wahyu dan Al-Qur’an diturunkan, mengidentifikasi kedudukan, fungsi dan
tujuan serta pokok-pokok isi Al-Qur’an, mengenal kemukjizatan Al-Qur’an,dan
mengenal cara kedudukan, dan cara mencari surat dan ayat Al-Qur’an.
|
Mendefinisikan Al-Qur’an dan wahyu.
|
Menunjukkan
pemahaman tentang cara-cara wahyu
Diturunkan
|
|
Menceritakan proses
diturunkannya
Al-Qur’an
|
|
Mengidentifikasikan
kedudukan, fungsi dan tujuan Al-Qur’an
|
|
Menyimpulkan
pokok-pokok isi Al-Qur’an
|
|
Menceritakan kemukjizatan Al-Qur’an
|
|
Mengenal cara mencari surat dan ayat Al-Qur’an
|
|
Mampu mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan hadits,
sunnah, khabar dan atsar, mengenal unsur-unsur hadits dan beberapa kitab
kumpulan hadits
|
Mendefinisikan Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar.
|
Menjelaskan
macam-macam hadits dan unsur-unsurnya
|
|
Menceritakan
kedudukan dan fungsi Hadits/ Sunnah
|
|
Mengenal beberapa
kitab kumpulan hadits
|
B.KELAS XI
PROGRAM IPA, IPS DAN BAHASA
Standar Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Mampu mengidentifikasi kemurnian dan kesempurnaan
Al-Qur’an, menerapkan prinsip Al-Qur’an sebagai sumber nilai, mengenali
nikmat Allah dan mensyukurinya, dan menerapkan ajaran Al-Qur’an tentang
pemanfaatan alam.
|
Menafsirkan
ayat-ayat Al-Quran tentang kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an.
|
Menerapkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber
nilai dan pemikiran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah.
|
|
Mengidentifikasikan macam-macam
nikmat Allah SWT
|
|
Mendemontrasikan cara Mensyukuri nikmat Allah
|
|
Menerapkan Al-Qur’an sebagai sumber nilai dan
dasar kewajiban beribadah kepada Allah.
|
|
Mampu
menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang pola hidup sederhana,
pokok-pokok kebajikan dan amar ma’ruf nahi munkar dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
|
Menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang pola hidup
sederhana.
|
Menerapkan
pokok-pokok kebajikan sebagaimana disyariatkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
|
|
Menceriterakan
balasan bagi orang beriman dan beramal shaleh.
|
C. KELAS
XII
PROGRAM
IPA, IPS DAN BAHASA
Standar Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Mampu menerapkan ajaran Al-Qur’an mengenai dakwah, tanggung
jawab manusia, kewajiban berlaku adil dan jujur.
|
Menganalisis hukum dan metode dakwah.
|
Menerapkan sikap
bertanggung jawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
|
|
Menerapkan diri
berlaku adil dan jujur.
|
|
Mampu menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang etika
pergaulan, kerja keras, pembangunan pribadi dan masyarakat dan ilmu
pengetahuan.
|
Menerapkan etika
pergaulan sesama manusia.
|
Menafsirkan ayat
Al-Qur’an dan Hadits tentang giat bekerja.
|
|
Melaksanakan ajaran
Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan pembangunan pribadi dan
masyarakat.
|
|
Menerapkan ayat
Al-Qur’an dan Hadits tentang makanan yang halal dan baik.
|
BAB III
Penutup
3.1.Kesimpulan
3.1.1.Pengertian
metode
Metode ialah berarti jalan untuk
mencapai suatu tujuan.
3.1.2. Metode-metode
mengaplikasikan rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist MTs / MA
1.Metode teladan
2.Metode
kisah-kisah
3.Metode nasehat
4.Metode pembiasaan
5.Metode hukum dan ganjaran
6.Metode ceramah
7.Metode diskusi
8.Metode lainnya
3.1.3. faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal), dari luar (faktor external),perestasi perserta didik setelah meangaplikasikan rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs/MA
1.
faktor internal :
Ø Faktor
jasmaniah (psikologis)
Faktor-faktor
psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri atas:
a. Faktor
Potensial yaitu kecerdasan dan bakat
b. Faktor
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
Faktor
non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti:
a. Perhatian
b. Bakat
c. Minat
d. Motivasi
e. Kebutuhan
2. Faktor
Eksternal Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Adalah:
I.
Faktor sosial yang terdiri atas :
a. Lingkungan
keluarga
b. Lingkungan
sekolah
c. Lingkungan
Masyarakat
II.
Faktor budaya seperti adat istiadat,
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
III.
Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas
rumah, fasilitas belajar, dan sebagainya
IV.
Faktor lingkungan
spiritual/keagamaan.
V.
Faktor pendekatan belajar
3.2
. Saran
Dari makalah ini penulis mengharapkan
agar para pembaca dan khsusnya INKAFA dan
para pengajar yang berada di pondok pesantren Mamba’us sholihin dapat
mengetahui Metode-metode mengaplikasikan rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist MTs / MA, Citra diri
kita sebagai tenaga pengajar yang mengaplikasikan rumusan kompetensi dasar
al-Qur’an hadist MTs / MA, faktor
yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal), dari luar (faktor
external),perestasi perserta didik setelah meangaplikasikan rumusan kompetensi dasar al-Qur’an hadist
MTs/MA,Semoga manfaat dan sebagai bentuk
persembahan pemakalah kepada INKAFA dan pondok pesantren mamba’us sholihin.
Daftar pustaka
Depag RI. al-Qur’an
dan Terjamahnya.CV.Penerbit Dipanegaro,Bandung:al-Hikmah,2010.
Mastna moh.MA,.al-Qur’an
Hadist Madrash Aliyah Kelas XI dan XII,PT. Karya Toha Putra,Semarang:2009
dan 2010.
Asmani Jamal
Ma’mur.7tip Aplikasi PAKEM,DIVA
Press,jogjakarta:2011
Muhadjir Noeng.Filsafat
Ilmu,Rakesarasin,Yogyakarta:2001
Qomar Mujamir M.Ag.Epistemologi
Pendidikan Islam,PT.Gelora Aksara Pratama,Jakarta:2009.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Hawin Murtadho dan Salafuddin A.J.Terjemah hadist,
Solo: Al-Qowam, 2001.
Dakir, Perencanaan
dan Pengembangan Kurikulum Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
S. Nasution, Didaktik
Metodik Asas-Asas Mengajar ,Jakarta:
Bumi Aksara, 1995.
Muhibin, Syah, Psikologi
Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
Zainal Arifin, Evaluasi
Intruksional Prinsip-Teknik-Prosedru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991)
Poerwodarminto , Kamus
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995)
Roestiyan NK, Didatik
Metodik (Jakarta, Bumi Aksara, 1994)
Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
Slameto, Belajar
Dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2006)
H. Zuharini Dkk, Metodik
Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983)
Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta:
Bulan Bintang, 1991)
Abdul Majid dan Dian
Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2005)
Nana Sudjana, Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995)
Abu Ahmadi, Psikologi
Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
Slameto, Belajar
Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
Hamalik Oemar.Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum,PT.Remaja Rosdakarya,.Bandung :2008.
[3] A.Tabrani Rusyandkk.,pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar,Bandung: Remaja Rosda Karya,cet.ke-2,1992.
[5] Darwyn Syah, Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Gaung Persada Press,
2007), hlm. 114.
[8] Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
[9] Abd. Wadud, Pendidikan Agama
Islam Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Semarang: PT Karya
Toha Putra, 2009), hlm. iii.
[11] Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
[12] T. Ibrahim dan H. Darsono, Paham
Al-Qur’an dan Hadis untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, Jilid 2 (Solo:
Tiga Serangkai, 2009) dan T. Ibrahim dan H. Darsono, Paham Al-Qur’an dan
Hadis untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah, Jilid 3 (Solo: Tiga Serangkai,
2009).
[13] Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
[14] Mohammad Daud Ali, Pendidikan
Agama Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 133. Bandingkan
dengan Erwin Yudi Prahara, Materi, hlm. 19-20.
[15] Lihat hadis riwayat Imam Muslim
dari Umar yang mengisahkan dialog antara Rasulullah saw. dan Malaikat Jibril
tentang iman, Islam, dan ihsan. Imam Yahya bin Syarafuddin an-Nawawi, Syarah
Hadits Arba’in: 41 Hadits tentang Kaidah-kaidah Agung Agama Islam serta
Penjelasannya, terj. Hawin Murtadho dan Salafuddin A.J. (Solo: Al-Qowam,
2001), hlm. 43-47.
[16] Erwin Yudi Prahara, Materi,
hlm. 19-20. Bandingkan dengan Mohammad Daud Ali, Pendidikan, hlm.
133-135.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar