Kamis, 06 Desember 2012

MENGHADAP KE KA’BAH DALAM SHOLAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Segalah puji milik Allah tuhan semestam alam yang maha adil lagi bijaksana,sholawat salam tetap tercurahkan kepasa nabi akhir zaman yakni nabi Muhammad SAW,agama islam adalah agama yang menjadi rahmah bagi seluruh alam,tetapi realitanya banyak perbedaan pendapat, bahkan orang –orang non islam mengatakan bahwa agama islam tidak konsisten didalam beragama,karna apa mereka mengatakan seperti itu ,contohnya seperti terjadinya perpindahan kiblat,maka orang-orang yahudi tidak menerimahnya begitu juga orang-orang islam yang imannya masih lemah .hanya oarang-orang yang diberi petunjuk saja yang mengikuti perintah nabi ketika kiblat dipindahkan ,atas dasar itulah pemakalah menngakat tema ini,agar supaya kita semua khususnya pemaklah dapat mengerti hikmah dari paepidahan kiblat tersebut.     

1.2. Rumusan Masalah   
1.      Apa yang dimaksud dengan sebutan masjidil haram dalam al-Qur’anul karim ?
2.      Apakah harus menghadap tubuh ka’bah atau dipandang cukup kearahnya saja ?
3.      Bagaimana hukum sholat diatas bangunan ka’bah ?
4.      Kemanakah orang yang sedang sholat harus menghadap ?


1.3.. Tujuan Masalah
            Tujuan yang ingin dicapai oleh pemalah dari materi inii antara lain ialah :
1.      Agar orang –orang islam mengetahui hikmah dari perpidahan ka’bah
2.      Agar kita semuanya mengetahui berapa besar manfaatnya dari melihat ka’bah
3.      Dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Yang Dimaksud Dengan Sebutan Masjidil Haram Dalam Al-Qur’an
            Masidil Haram disebut dalam berbagai ayat yang bertebaran dalam al-Qur’an dan didalam sunnah Nabi SAW. Sedang maksud bermacam –macam yaitu :
a.      “Ka’bah” sebagaimana dalam firman Allah “Maka palingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram” ( QS.2 : 144)
b.      Masjil Haram”secara keseluruhan
c.       “Mekah”sebagaimana firman Allah “maha suci Allah yang telah menjalankan hambah-Nya pada suatu malam dari masjidil haram ke masjidil aqsho” (QS.al-isra’/17:10 )sedang isra’ itu dari mekah.\
d.      “Tanah Haram” itu secara keseluruhan ,yaitu mekah dan sekitarnya ,sebagaimana firman Allah “ Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis,maka jangan lah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini”(QS.at-Ataubah/9:28)
2.2. Apakah Harus Menhadap Tubuh Ka’bah Atau Cukup Dipandang Kearahnya
Saja ?
            Menghadp kiblat adalah syarat sahnya sholat ,sehingga tidak sah sholat tanpa menghadap kiblat,kecuali sholat khouf.
            Tentang ini , ada perbedaan pendapat diantara Ulama’ hanya yang mereka perselisihkan ialah apakah harus menghadap ketubuh Ka’bah atau cukup kearahnya saja ?
            Golongan syafi’iyah dan hanabilah berpendapat wajib menghadap ketubuh Ka’bah itu sendiri(‘ainul ka’bah)
            Golongan hanafiyah dan malikiyah berpendapat wajib menghadap kearah ka’bah ( jihatuk ka’bah).ketentuan ini berlaku bagi orang yang sedang  sholat yang tidak melihat ‘ainul ka’bah,tetapi bagi yang melihatnya maka wajib menghadap ‘ainul ka’bah itu secar tepat.demikian menurup kesepakatn Ulama’.
2.3. Tentang Sholat Diatas ( Bangunan Ka’bah )
            Berdasarkan perbedan pendapat tentang,apakah kiblat itu tubuh ka’bah itu sendiri  atu arahnya saja,maka perbedaan perbedan pendapat yang lain terjadi  pula,yaitu sahkah sholat diatas bangunan ka’bah atau tidak ?
            Golongan Syafi’iyah dan Hanambilah berpendapat “tidak sah “ karna sholat diatas nya berarti tidak menghadapnya,tetapi menghadap sesuatu yang lain.
             Golongan Hanafiyah dan Malikiyah memperkenankannya,tetapi makruh,karna dipandang su’ul adab (tidak sopan),hanya sholatnya tetap  sah berdasarkan pandangan mereka,bahwa yang disebut kiblat itu arah ka’bah,dari atas bumi sampai keatas langit. Wallahu a’lam.
2.4. Kemanahkah Orang yang Sholat Harus Menghadap?
            Golanga malikiyah berpendapat,bahwa orang yang sholat haru menghadap kedepanya.
            Dan Jumhur berpendapat,disunnatkan hendaknya pandangannya diarahkan ketempat sujudnya.sedangkan Qadhi Syarik berkata : diwaktu berdiri melihat tempat sujudnya,diwaktu ruku’ melihat kedua telapak kakinya , diwaktu sujud melihat dimana tempat hidungnya menempel,dan waktu duduk melihat lututnya.
            Al-Qurtubih berkata : berdasarkan firman Allah maka palingkan mukamu ke masjidil haram itu menunjukan kebenaran apa yang dikatakn imi malikdan ulama’ yang sependapat dengan nya.bahwa orang yang sedang  sholat harus menghadap kedepan.
            Dan Ibnu Arabi berkata : diharuskan melihat kedepanya itu ,karna kalau kepalahnya ditundukan berarti belum berdiri secara penuh sebagimana yang diwajibkan.                                








BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1.      Bahwa orang-orang yahudi menentang perpindahan kiblat karna kejahatn dan kebodohannya serta tidak mau mengunakan akal yang sehat.
2.      Semua arah adalah milik Allah,maka tidak perlu terjadi pertentangan atas dipindahnya  dari satu arah kearah yang lainya.
3.      Bahwa umat Muhammad adalah umat yang paling mulia oleh karna itu Allah memilihnya sebagi saksi atas semua maakhluk di hari kilamat nanti.
4.      Bahwa perpindahan kiblat adalah ujian bagi manusia
5.      Bahwa hal yang menunjukan kesopanan Rosul SAW.yang tinggi,yaitu tidak pernah memintak perpindh ka’bah.
6.      Bahwa Ka’bah adalah kibalt ayah para nabi (Ibrahim) dan dengan ka’ba ini lah Allah memaduhkan hati hambahnya.
7.      Bahwa sebenarnya ahli kitab tahu bahwa perpindahan kiblat adalah benar,tetapi mereka ingin mengunakan masalah ini sbagai fitnah dikalangan muslim.       




DAFTAR PUSTAKA
 Ash-Shabuni.,Tafsir Ayat Ahkam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar