KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala sanjung hanyalah milik Allah semata, tuhan pencipta alam semesta beserta
isinya, pengatur pergantian siang malam, pemberi rizki, yang menghidupkan dan
yang mematikan sesuatu yang dikehendaki dan berhak disembah oleh jin dan
manusia yang tercipta.
Sholawat
dan salam sejahtera semoga abadi tercurah keharibaan penghulu alam Nabi
Muhammad SAW. Dan sanak famili serta para sahabatnya nan setia Amin.
Kami tiada
henti bersyukur dan memuji kepada Allah SWT. atas curahan
rahmat dan maunah-Nya dalam menyusun
makalah ini dengan judul : Takbir Taharrum. Maksud penyusunan makalah ini
untuk melengkapi tugas matakuliyah : Fiqih.
Sebagaimana kita ketahui Fiqih adalah ilmu yang paling vital dalam setiap kehidupan
sehari-hari,terutama dalam hal ibadah. .Sehingga tanpa ilmu fiqih,ibadah yang
kita lakukan akan sia-sia saja karna tertolak., perluhnya ilmu fiqih pada
kehidupan ini tidak bisa kita hindari, terutama sholat.
Terimah kasih kami ucapkan kepada
teman-teman yang selalu mendukung, dan khususnya kepada Dosen yang mengampu materi ini yang
selalu terbuka untuk kami. Dengan
kerendahan dan segala kekurangan yang menyelimuti diri penulis,
demi kesempurnaan makalah ini bila menemukan kejanggalan atau kesalahan,
sudilah kiranya meberi teguran. Dan akhirnya penulis berdo’a semoga makalah ini
banyak memberi manfaat dan maslahah kepada kita semua, muda-mudahan senantiasa
dalam lindungan taufiq hidayah Allah SWT. Amin
Gresik, 13 Desember
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Cover ............................................................................................................. I
Kata pengantar .............................................................................................. II
Daftar Isi ....................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar belakang masalah ............................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1. Rukun sholat yang kedua ( takbir taharrum)................................. 2
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 4
3.1. Kesimpulan
................................................................................... 4
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu rukun sholat yang wajib
dikerjakan yang mana apabilah tidak dikerjakan sholatnya tiadak sah,yaitu
takbir taharrum. Takbir taharrum harus
dilakukan bersaman dengan niat sholat,karna ia sebagai rukun sholat yang
pertama juga yang berarti wajib bersamaan dengan niat sholat juga.bacaan takbir
bagi orang yang kuasa melakukan telah ditentukan dengan kalimah “الله اكبر” .dan wajib sampai terdegar oleh pendengaran
orang yang sholat. Dalam takbir taharrum itu sendiri ada kewajiban- kewajiban
yang harus dikerjakan, dan juga ada kesunnahan –kesunnahan, dan juga ada
kemakruhan- kemakruhan bahkan juaga ada keharamman apabilah kita kerjakan
ketika Takbir taharum.
Takbir taharrum sendiri merupakan rukun sholat yang
kedua,maka dari itu kami selaku pemakalah mencobah memaparlan sekelumit tentang
takbir taharrum.
Dalam makalah ini, kami
mencoba menghidangkan persoalan-persoalan diatas guna mncapai pemahaman yang diharapakan, khususnya
ketika kita melakukan takbir taharrum.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang disebut dengan takbir taharrum.....?
2. Kapan takbir taharrum
dilakukan.............?
3. Bagaimana hukumnya ketika seorang
yang sholat melakukan takbir taharrum berkali-kali...........?
4. Apa saja kesunnahan dan kewajiban
ketika Takbir Taharrum............?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rukun Solat Yang Kedua Adalah Takbir Taharrum
Takbir
taharrum adalah takbir yang
dilakukan pada permulaan sholat yang
berbarangan dengan niat. Ketika takbir taharrum hendaknya mengecamkan
(menyatakan ) unsur- usur yang ada didalam niat sampai akhir takbir. Di namakan
takbir taharrum karna setelah orang yang sholat melakukan takbir taharrum itu
dilarang atau diharamkan melakukan
sesuatu (yang dapat membatalkan sholat) yang mana sesuatu tersebut halal
dilakukan sebelum sholat. Takbir
taharum merupakan takbir pembuka pada
sholat.
Takbir
dilakukan berulang-ulang kali didalam sholat ( takbir intiqol / takbir
perpindahan dari rukun satu kerukun yang lainnya).dengan tujuan dilakukan nya
takbir intiqol supaya bertambahnya rasa khusu’ dan haibah didalam sholat.
Sehingga orang yang sholat dapat menikmati hikmah-hikmah dan
bertapa nikmatnya sholat itu dan begitu dekatnya seorang hambah kepada
Allah ketika sholat. Dan apabilah orang yang sholat itu ragu, apakah dia suadah
takbir apa belum, maka dia wajib mengulang takbir kembali.
Takbir
taharrum apabilah dilakukan berulang –ulang kali yang mana pada setiap mengulangi takbir taharrum itu selalu
memperbaruhi niat, maka dikatakan masuk (sah ) sholatnya apabilah pada bilangan
ganjil dan dikatakan tidak masuk ( sah ) sholatnya apabilah pada bilangan yang
genap.
Takbir taharrum apabilah dilakukan berulang
–ulang kali yang mana pada setiap
mengulangi takbir taharrum itu tidak memperbaruhi niat ,maka dikatakan
masuk ( sah ) solatnya pada takbir awal,dan
yang lainnya terhitung sebagai zdikir.
Bacaan
takbir itu telah ditentukan bagi orang yang mampu yaitu :
الله
اكبر tidak boleh yang lainnya seperti
contah : الله العظيم
او الله الكريم dan
lainnya apabila melakukan takbir denganselain lafadh yang telah ditentukan,
maka sholatnya tidak sah.
Lafadh
takbir taharrum juga tida diperbulehkan memperpanja hamzah(ء) , ba’) (بatau
memperpanjang kan ro’nya ( ر ) dan sebagainya.
Wajib
mengeraskan suara ketika takbir taharrum sampai terdengar diri sendiri, bila
ternyata orang yang sholat itu sehat pendengarannya,serta tidak ada terjadi
sejenis kegaduan yang ada, kalau ada sejenis kegaduan yang ada maka cukup dengan
kebiasaannya saja,sekiranya biasaanya suda kedengaran. Begitu juga dengan
rukun-rukun qoili yang lainnya.
Disunanhkan
membaca jazem(suku pada huruf ro’ ( ر) nya
) pada akhir tabir.Untuk memperoleh
kesunnatan maka diharuskan juga sampa terdengar pendengaran sendiri.
Sunnah
mengakat dua telapak tanga atau salah satunya bila sulit mengakat
keduanya,dalam keadan terbuka, bila tertutup hukumnya makruh, dan jari-jarinya
sedikit renggang antara yang satu dengan yang lainnya,setinggi sejajar dengan
kedua pundak. Denga cara ujung jarisejajar denga pucuk telinga, ibu jari
sejajar denga pentil ( pentik ) daun telinga, dan telapak tangan sejajar dengan
dua pundak, karna ikut dengan tata sara Rosul ( Ittiba’).
Mengakat
tangan ini dilakukan secara bersamaan mulai awal membaca takbir taharrum,dan
menurunkan kembali denga berakhinya bacaan takbir.
Disunnahkan
juga mensedekapkan pada bawa dada diatas pusat,sbagai Ittiba’ Pada Rosul.
Dengan sara pengelangan kiri dipegangi dengan tangan kanan.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Takbir
taharrum adalah takbir yang
dilakukan pada permulaan sholat yang
berbarangan dengan niat. Takbir taharrum wajib sampai terdengar dri kita sendiri. Di namakan tekbir taharrum
karna setelah orang yang sholat melakukan takbir taharrum itu dilarang atau
diharamkan melakukan sesuatu (yang dapat
membatalkan sholat) yang mana sesuatu tersebut halal dilakukan sebelum sholat. Takbir taharum merupakan takbir pembuka pada sholat.
Takbir
dilakukan berulang-ulang kali didalam sholat ( takbir intiqol / takbir
perpindahan dari rukun satu kerukun yang lainnya).
Takbir
taharrum apabilah dilakukan berulang –ulang kali yang mana pada setiap mengulangi takbir taharrum itu selalu
memperbaruhi niat, maka dikatakan masuk (sah ) sholatnya apabilah pada bilangan
ganjil dan dikatakan tidak masuk ( sah ) sholatnya apabilah pada bilangan yang
genap.
Takbir taharrum apabilah
dilakukan berulang –ulang kali yang mana pada setiap mengulangi takbir taharrum itu tidak
memperbaruhi niat ,maka dikatakan masuk ( sah ) solatnya pada takbir awal,dan yang lainnya terhitung
sebagai zdikir.
Daftar pustaka
Muqti Abdul Muhammad Bin Umar Ali
Nawawi Al jawi Al batani, Nihaaya Al Zaien, Alhidayah, Surabaya;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar